Part 20: Maaf, Sav

281 6 0
                                    

Kamu udah kehilangan hak untuk menghapuskan air mata yang jatuh di pipi ku
- Savian Javas -

                          -----°°°°°-----
Sejujurnya, ini juga menyakiti hati Kara, Ia juga sangat mencintai Savian, tapi begitu mendengar jawaban Savian dan alasan kuat lainnya, Kara merasa ia tidak bisa melanjutkan hubungan ini ke pernikahan.

Savian memalingkan wajahnya, Savian sedikit mendonggakan kepalanya ke atas, Savian berusaha agar air matanya tidak menetes, ia melihat keluar Cafe yang langsung menghadap ke jalanan.

“ Sav, maafin aku, aku harap kamu paham “.

Savian kembali melihat Kara, ia mengatur suaranya agar tidak terdengar bergetar karena tangisnya.

“ Oke Kar, gini aja, setelah menikah aku akan menyamai prinsip,gaya hidup dan cara aku memandang dunia dengan cara yang sama kaya kamu, gimana?”. Tanya Savian, kembali terlihat bersemangat, Savian seolah yakin bahwa dia sanggup berubah demi Kara

Sepanjang kalimat yang tadi Savian katakan, Kara terus menggelengkan kepalanya. “ Enggak Sav, nggak bisa. Jangan berubah demi orang lain dan aku nggak mau merubah apapun yang suami aku punya nantinya. Semua itu akan nyakitin kamu secara pelan-pelan“. Kara mencoba agar Savian memahami situasinya.

Air mata yang semula terkumpul di kelopak mata Savian, kini mulai menetes cukup deras.

“ Dua tahun, apa itu nggak cukup buat kamu cinta sama aku?”. Tanya Savian, suaranya terdengar lirih

“ Aku cinta sama kamu, tapi buat menikah, itu aja nggak cukup Sav, kita harus mencocokkan segalanya dengan pasangan kita. Selama pacaran, aku udah berusaha mencari hal yang membuat aku bisa hidup selamanya sama kamu, tapi semakin kesini, aku selalu menemukan alasan untuk kita berpisah “. Jelas Kara, sembari mengambil tissue yang ada di tasnya, kemudian sedikit beranjak dari tempat duduknya.

Kara mendekatkan tangannya ke wajah Savian, ia berniat menghapus air mata Savian, awalnya Savian membiarkan tangan Kara menghapus air matanya sampai akhirnya Savian tidak bisa menyembunyikan lagi rasa sakit hatinya, Savian lalu menepis tangan Kara agar menjauh dari wajahnya
.
“ Kamu udah kehilangan hak untuk menghapus air mata aku “. Kata Savian, emosional.

Savian menatap Kara, dari tatapan Savian terlihat jelas bahwa dia sedang marah,kecewa sekaligus sedih atas tindakan Kara padanya, Savian beranjak dari kursinya, lalu meninggalkan Kara seorang diri di Cafe.

Kara memijat pelipisnya, lalu bersandar pada sandaran kursi, Kara berulang kali mengatur napasnya.

“ Liat Tante, aku bahkan nggak perlu uang 300 M Tante untuk meninggalkan Savian “. Kata Kara, kembali teringat dengan pertemuannya dengan Mama Savian satu minggu lalu.

                            -----°°°°°-----
Hy, terima kasih sudah membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comment ya, Enjoy ;)

25 Tahun Usia Rawan? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang