Part 6: Resiko

446 12 0
                                    

Aku tahu resiko dari jatuh cinta adalah patah hati, tapi bagiku, tak masalah jika orang yang menyakitiku itu kamu.
                        - Arjune -

                             ----°°°°----

" Kar, aku boleh minta sesuatu nggak? ". Tanya Arjune, tanpa melihat Kara

" Apa, Pak?". Kara balik bertanya

Kara tersenyum tipis dan Arjune membalasnya dengan senyuman yang merekah di wajahnya

                             ----°°°°----

" Boleh nggak, kalo di luar kantor kamu manggil saya nama aja, jangan pake Pak?".

Kara menatap Arjune, Kara tak mengerti dengan ucapan Arjune, dikepalanya penuh dengan tanda tanya, kenapa nanya ke gue boleh atau enggaknya sih? Kan dia yang bos gue, aneh banget sih lo! Rasanya perkataan seperti itu sangat ingin Kara ajukan pada Arjune tapi yang keluar dari mulutnya malah. " Iya, Ar...june "

Kara ragu memanggil nama Arjune karena memang tidak terbiasa, tapi hal itu membuat Arjune tersenyum senang.

" Makasih, udah mengabulkan permintaan saya ". Kata Arjune, tersenyum senang tanpa sedikitpun melihat Kara, ia tetap fokus mengemudi, entah karena dia terlalu malu untuk menatap Kara atau dia memang tengah fokus mengemudi, entahlah jawaban itu hanya dimiliki oleh Arjune.

Mereka sampai tepat di depan rumah Kara, Kara langsung turun dari mobil Arjune, Arjune menurunkan kaca mobilnya setengah.

" Terima kasih, Pak... Emm... Arjune, atas tumpangannya ". Kata Kara, membungkukkan badannya agar wajahnya terlihat oleh Arjune.

Arjune tersenyum manis melihat Kara, " Sama-sama, Kar ".

Arjune melaju meninggalkan Kara yang masih berdiri di depan pagar rumahnya, Kara berniat melihat Arjune sampai mobil Arjune hilang dari pandangan Kara.

Tapi, nyatanya Arjune malah membuat mobilnya berjalan mundur untuk kembali mendekati Kara, Kara mengkerutkan keningnya di dalam benaknya banyak sekali pertanyaan "Kenapa dia mundur sih? Mau ngapain hey?! ". Gumam Kara

Arjune berhenti ditempat yang sama dengan ia berhenti tadi, sepertinya dia hendak mengatakan sesuatu yang penting pada Kara.

" Kar ". Kata Arjune, sembari menurunkan kaca mobilnya

Kara menjawab sapaan Arjune, dia menundukkan kepalanya agar bisa terlihat oleh Arjune dari dalam mobil. "Iya, Kenapa?".

" Ehmm ".

Arjune menggaruk kepala belakang nya, ia terlihat gugup, Arjune kembali menatap Kara serius

" Aku suka sama kamu ". Kata Arjune, setelah memberanikan diri

Arjune mengatakan itu dengan cepat, mungkin karena dia sedang gugup, yah, jelas dia gugup, siapapun juga akan merasakan hal yang sama ketika hendak mengatakan perasaannya pada orang yang dia suka.

" Hah! Apa Pak? Nggak jelas, Pak Arjune ngomongnya cepat banget ". Kata Kara, mengernyitkan dahinya.

Arjune berusaha menenangkan dirinya,ia menepuk-nepuk bahunya agar rilex, Arjune berdehem, dia mengatur posisi duduknya menjadi lebih tegap.

Arjune berusaha agar suaranya bisa terdengar jelas oleh sang pujaan hati, Arjune menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan.

" Saya...suka...kamu.... Kara ". Kata Arjune, lantang

Kali ini suara Arjune benar-benar terdengar jelas ditelinga Kara, Kara terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa, ia melihat Arjune yang tersenyum manis menatapnya, Kara mencoba mengatur napasnya

" Pak Arjune....lagi bercanda, kan?". Tanya Kara, berusaha menyangkal.

Arjune tertawa kecil, ia menurunkan pandangannya sejenak, lalu kembali menatap Kara dalam

" Saya nggak pernah bercanda soal perasaan, Kara ".

Pernyataan Arjune membuat Kara gugup, jantungnya tiba-tiba berdegup kencang, ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

" Tapi, saya...udah punya pacar, Pak ". Kata Kara, ragu-ragu, ia tidak mau menyakiti hati Arjune, meskipun dia tidak tahu apa Arjune sudah tahu kalau dia sudah punya pacar atau tidak, tapi Kara merasa harus memberi tahu Arjune terlebih dahulu, ia tidak mau memberikan harapan palsu pada Arjune

" Saya tahu, saya cuman mau ungkapin perasaan saya, nggak lebih ". Kata Arjune, Arjune tersenyum manis menatap Kara tapi Kara malah menatap Arjune dengan heran, Kara seolah mematung

Kara mengakui bahwa saat Arjune mengungkapkan perasaannya, Arjune terlihat sangat maco dan keren, itulah yang membuat jantung Kara berdegub kencang. Tapi, disisi lain, Kara ingat pada Savian dan tak mau menyakiti hati Savian.

Arjune menyalahkan mobilnya kembali, ia melaju pergi meninggalkan Kara yang masih tercengang karena perkataan yang dia ucapkan, Arjune melihat Kara dari kaca spion mobilnya, Kara tak bergerak sedikitpun dari tempat dia berdiri.

" Saat jatuh cinta, aku takut hatiku salah dalam menempatkan pilihan, tapi begitu menyadari bahwa hatiku memilih kamu, rasa takut itu seketika sirna dan berubah menjadi rasa berani ". Kata Arjune, dalam hati, ia tersenyum melihat Kara dari kaca spion mobilnya lalu kembali fokus mengemudi.

                         -----°°°°°-----

Hallo semuanya, terima kasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa vote dan comment. Salam byeol

25 Tahun Usia Rawan? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang