Part 40: Sup

189 5 0
                                    

Tio pun meninggalkan Kara dan Arjune, dia melanjutkan kembali perkejaannya

“ Kar, dimakan dulu supnya “ pinta Arjune sembari mendekatkan mangkuk sup dihadapan Kara

Kara menegakkan badannya berusaha untuk menyeimbangkan badannya yang lemas karena pengaruh alkohol, Kara pun mulai menyeruput sup hangat itu agar pengar akibat bir sedikit reda

“ Maaf, aku bantu rapiin ya “ kata Arjune, sembari merapikan rambut Kara yang hampir masuk ke dalam mangkuk sup

Kara hanya bisa memandangi wajah Arjune yang fokus merapikan rambutnya, Kara tidak tahu kenapa dia merasa sangat deg-degan saat wajah Arjune begitu dekat dengannya

“ Kenapa? Aku tidak sopan ya?” tanya Arjune, yang heran melihat Kara yang sedari tadi menatapnya

“ Hah! Enggak...enggak “ jawab Kara, kikuk

Kara kembali menyeruput sup hangat, perlahan rasa pusing dan mual yang dia rasakan sudah mulai reda.

“ Gimana udah enakan?” tanya Arjune, begitu Kara menghabiskan sup hangat itu

Kara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya

“ Boleh aku bertanya satu hal?” tanya Arjune pada Kara

Kara tersenyum, seolah mengiyakan pertanyaan Arjune

“ Kamu punya masalah apa Kar, sampai-sampai harus kaya gini?” tanya Arjune, menatap Kara lekat

Kara menghembuskan napas berat lalu merilekskan otot bahunya

“ Kara habis ribut sama Mama “ jawab Kara, singkat

Arjune menatap Kara dalam, ia berusaha menempatkan posisinya pada Kara agar tidak melukai perasaan Kara

“ Aku nggak akan tanya apa yang menjadi alasan kalian untuk ribut, tapi yang mau aku katakan sama kamu adalah sebesar apapun masalahnya jangan melarikan diri dengan minuman kaya gini “ ungkap Arjune, melembutkan suaranya agar Kara bisa menerima nasihatnya dengan baik

Kara tidak bisa mengatakan apapun lagi, dia hanya memandangi wajah Arjune dengan tatapan sendu

“ Yasudah, kalo gitu biar aku antar kamu pulang ya “

Arjune beranjak dari kursi yang dia duduki lalu diikuti oleh Kara yang menyusul dari belakang

“ Kar, aku tahu kamu pasti bisa nyelesain masalah kamu dengan kepala dingin “ tutur Arjune pada Kara yang duduk disebelahnya, setelah mobil melaju meninggalkan Cafe

Di sepanjang perjalanan Kara terus merenungi perbuatannya pada Mamanya tadi sore, dia menyesal karena sudah hilang kendali dan berkata yang menyakitkan pada Mamanya.

Kara dan Arjune sudah sampai tepat didepan pagar rumah Kara, begitu sampai Kara langsung turun dari mobil Arjune

“ Terima kasih karena kamu selalu ada disaat-saat tersulit ku “ ungkap Kara pada Arjune, melalui kaca mobil yang sengaja Arjune buka setengah agar dapat melihat Kara

Arjune tersenyum sembari menatap Kara, lalu berlalu meninggalkan Kara.


25 Tahun Usia Rawan? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang