-----°°°°°-----
Savian tersenyum mendengar pengakuan Kara, ia melangkah untuk mendekati Kara badan mereka berjarak hanya 10 centimeter, Savian menarik punggung Kara dengan tangan kanannya lalu membawa Kara ke dalam pelukannya, pelukannya seperti mengartikan bahwa dia tidak mau pergi dari hadapan Kara." Kamu udah beres-beres buat besok?". Tanya Kara, menatap Savian dan masih dalam pelukan Savian
Savian menurunkan pandangannya, ia menatap Kara. " Udah, aku udah siapin semuanya ". Jawab Savian, tanpa melepaskan pelukannya
Kara tersenyum manis, ia mendorong badan Savian pelan untuk melepaskan pelukannya. " Udah, sana pulang. Nanti bangunnya kesiangan". Kata Kara
Savian tersenyum, " Oke.. oke, aku pulang ya". Kata Savian, tanpa melangkah sedikitpun
Kara tertawa kecil melihat Savian yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri.
Setelah puas memandangi wajah Kara, Savian akhirnya berbalik membelakangi Kara, ia mulai berjalan ke mobilnya.
Kara hanya menatap Savian yang berjalan meninggalkannya, lalu Kara melangkah mengikuti Savian dari belakang, Kara meraih tangan kanan Savian, ia membawa Savian kembali ke dalam pelukannya.
" Sav, kali ini aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tapi tolong jangan liat aku ". Pinta Kara
Savian heran tidak biasanya Kara memeluknya, Kara hanya memeluk Savian disaat dia sedang tidak baik-baik saja, Hal itu membuat Savian bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi pada Kara? Apa benar di Cafe tadi terjadi sesuatu sama Kara? Atau Kara begini karena takut merindukan Savian selama di korea? Entahlah, Savian tidak tahu pasti.
Savian mengelus lembut rambut Kara, ia mengangguk menyetujui perintah Kara.
" Sav, makasih ya. Makasih karena sudah mau bersama aku yang banyak kelemahannya ini, makasih karena selalu setia, makasih untuk semuanya Sav ". Kata Kara, ia semakin erat memeluk Savian, tanpa sadar air matanya membasahi baju Savian.
Savian tersenyum getir, " Kar, kamu nggak perlu bilang itu semua, aku yang harusnya berterima kasih sama kamu, karena kamu sudah memberi ku kehidupan yang lebih baik ". Kata Savian, ia meraih wajah Kara dengan telapak tangannya lalu menghapus air mata Kara.
Savian mencium mata Kara yang basah karena air mata.
Kara tersenyum getir menatap Savian, " Sav, aku mau kamu bahagia ".
" Iya, aku udah bahagia dan itu semua karena hadirnya kamu disini ". Kata Savian.
Savian tersenyum manis menatap Kara
Savian pun berpamitan pada Kara
" Aku pulang ya "
Kara mengangguk pelan dengan senyum manis diwajahnya. Savian melaju meninggalkan Kara yang masih terpaku di depan pagar rumahnya.
Begitu mobil Savian hilang ditelan jalanan yang menurun, Kara buru-buru masuk ke rumahnya.
-----°°°°°-----
Hy terima kasih sudah membaca cerita ini, kalian bisa vote dan comment ya :)stay happy and stay healthy
여 러 분.... 사랑해!
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
General FictionFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...