Part 13: Sinta

335 7 0
                                    

Esok paginya, Kara mengirimkan what’s App pada Savian.

“ Sav, hati-hati dijalan ya, maaf aku nggak bisa nganterin kamu “. Kata Kara, melalui pesan teks di what’s app.

Setelah mengirim pesan pada Savian, Kara langsung mandi untuk bersiap ke kantor, setelah selesai mandi, Kara langsung memeriksa handphonenya, untuk mengecek apakah Savian sudah membalas atau belum.

Kara melihat handphonenya yang sudah ada notifikasi dari Savian, “ Iya, gapapa sayang. “ Kata Savian, sepuluh menit lalu. Kara tersenyum menatap layar ponselnya

                           -----°°°°°-----

Satu Minggu kemudian, Kara bergegas ke kantor dengan setelan blazer berwarna biru muda yang dipasangkan dengan rok warna senada, yang membuatnya seakan bersinar dikulit Kara yang putih, Kara juga mengcurly rambutnya, blazzer itu membuat Kara semakin memancarkan aura cantiknya.

Di kantor, Saat Kara berjalan menuju ruangan devisi pemasaran, ia tidak sengaja menginjak permen karet yang lengket di lantai, permen karet itu lengket di hell kanannya, Kara berhenti sejenak di lorong menuju ruangannya, tangannya bertumpuh pada dinding kantor, ia berusaha menyingkirkan permen karet itu tapi tidak bisa.

“ Aish.... Sial banget sih gue! “. Kata Kara, mengerutu kesal

Dari arah ruangan divisi pemasaran, Kara mendengar suara orang yang sedang membentak-bentak seseorang, mendengar hal itu Kara berhenti mengurusi sepatunya, ia bergegas ke ruangan divisi pemasaran.

Begitu sampai di depan pintu ruangan, Kara menghentikan langkahnya, ruangan divisi pemasaran memiliki dinding yang transparan sehingga dari luar bisa terlihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh para staf.

Kara menyaksikan pertengkaran seorang stafnya dengan staf lainya, Kara melipatkan kedua tangannya di depan dada, ia menarik ujung bibir kanannya, tersenyum sinis.

Kara menghembus napas kasar, “ Sinta, udah lama gue nggak ngobrol sama lo”. Kata Kara, menatap sinis karyawan yang sedang membentak karyawan lainnya.

Kara mendorong pintu ruangan, semua karyawan nampak terkejut dengan kedatangan Kara,  Kara tersenyum menatap para staf yang sejak tadi hanya memperhatikan Sinta membentak Nina, Sinta terdiam begitu melihat Kara, Kara meletakkan tas di meja kerjanya

“ Ada apa, Sin? Lanjut aja, gue cuma liatin doang kok “. Kata Kara, duduk di meja kerjanya sembari menyilangkan kedua kakinya

Kara memperhatikan Sinta dan Nina, Nina nama staf yang sejak tadi dibentak oleh Sinta, Nina memang masih baru bergabung di perusahaan, dia baru bergabung sejak dua bulan yang lalu. Sedangkan, Sinta, dia bergabung di perusahaan bersamaan dengan Kara dan Auryn.

Sinta melihat Kara, ia belum bisa meredam amarahnya pada Nina. “ Gini Mbak, kemaren aku nyuruh Nina buat minta laporan keuangan ke divisi keuangan, tapi malah nggak dia kerjain “. Kata Sinta, menjelaskan sebab dia memarahi Nina.

Usia Sinta sedikit lebih tua dari Kara, usia mereka hanya berjarak satu bulan saja, tapi saat di kantor, Sinta memanggil Kara dengan sebutan Mbak, walaupun sebenarnya Kara tidak memintanya.

Kara tersenyum tipis, ia beranjak dari kursinya, mendekati Sinta

“ Jadi, itu alasan lo marah sama Nina?”. Tanya Kara, serius

“ Iya, Mbak “. Jawab Sinta, memicingkan matanya saat Nina menatapnya

Kara melirik Nina, yang sejak tadi hanya diam saat di bentak oleh Sinta, Nina hanya tertunduk, Kara melihat Nina menggepalkan kedua tangannya seakan siap untuk menonjok siapapun.

25 Tahun Usia Rawan? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang