Bella yang sedari tadi duduk disamping Kara hanya bisa mengelus pundak Kara, dia tahu ini bukanlah hal yang mudah bagi Kara dan Bella juga ingat perkataan Kara saat mereka berdua bertemu di Search Cafe, dia ingin Kara mengeluarkan semua amarah yang selama ini Kara pendam seorang diri.
“ Mama bilang apa tadi? Mama berhak ikut campur karena Kara anak Mama?” tanya Kara, tersenyum sembari mengangkat alisnya yang sebelah kanan
“ Aku rasa sebutan yang tepat untuk kami bukanlah Anak, tapi peliharaan!”
“ Kara!” teriak Mama Kara, terperanjat dari tempat duduknya, ia tidak percaya Kara berbicara seperti itu padanya.
“ Kenapa Ma? Ada yang salah? “ tanya Kara, menarik ujung bibirnya
Papa Kara kembali meminta Mama Kara untuk kembali duduk dan bersikap tenang
Kara mengungkapkan perasaannya yang selama ini dia pendam seorang diri.“ Dari kami kecil.... Mama selalu pengen kami jadi apa yang Mama mau, Kara harus ini, Kara harus itu, semuanya harus sesuai dengan keinginan Mama..... tanpa Mama peduli apa yang sebenarnya Kara mau “
“ Awalnya Kara senang, karena Kara pikir itu adalah bentuk perhatian Mama sama Kara dan Kak Bella. Tapi, pelan-pelan Kara sadar, perhatian Mama justru membunuh Kara. Kara kehilangan jatih diri Kara sendiri, Kara menjadi bayang-bayang dari Mama” kata Kara, sembari berulang kali menyeka air matanya
Kara melirik Bella yang ada disampingnya, “ Mama tahu, betapa cintanya kak Bella dengan musik, saat dia minta untuk ikut les piano, Mama malah menyuruhnya untuk les matematika, padahal Kak Bella sangat benci pelajaran itu. Apa Mama pernah nanya ke Kak Bella, apa dia bahagia dengan itu? Enggak Ma, Mama nggak benar-benar peduli dengan perasaan kami “
“ Bahkan ketika Kak Bella pulang dengan golden tiket yang dia dapat dari Indonesian Idol, Mama malah melarang Kak Bella untuk melanjutkan perlombaan, lalu sekali lagi.... sekali lagi Mama merebut kebahagiaan Kak Bella, Mama malah menyuruh Kak Bella untuk bekerja di kantor “
“ Kenapa Ma, Kenapa Mama selalu senang saat Mama membunuh impian kami? Kenapa?!” Kara berteriak dengan penuh emosional
Bella tidak mengatakan sepatah katapun, dia mengakui bahwa apa yang Kara katakan itu benar adanya. Kara berusaha untuk mengontrol dirinya, agar tetap tenang.
“ Maafin Kara, Kara nggak bisa bikin Mama bahagia, Kara nggak bisa jadi Kak Bella.... yang selalu menuruti permintaan Mama meskipun dia sadar betul bahwa ketika dia menuruti permintaan Mama itu berarti dia membunuh kebahagiaannya sendiri”
Kara menyeka air matanya, lalu beranjak dari tempat duduk, Kara pergi meninggalkan rumah menggunakan taksi, alasannya menggunakan taksi karena dia tahu tidak aman baginya jika mengendarai mobil sendirian dengan kondisi dirinya yang tengah dikuasai emosi.
“ Tujuan kemana, Mbak?” tanya Bapak taksi pada Kara yang duduk dikursi belakangnya
Kara terdiam sejenak sembari berpikir kemana tempat yang aman untuknya sekarang
“ Search Cafe, Pak”
“ Baik, Mbak”
Taksi itu melaju membawa Kara ke Search Cafe
“ Terima kasih, Pak” tutur Kara, begitu turun dari taksi
Kara berdiri tepat di depan Search Cafe.
“ Gue nggak tahu lagi mau kemana selain kesini”gumam Kara, sembari melangkah masuk ke search cafe
Begitu duduk, Kara langsung memesan minuman beralkohol ke Tio, Tio adalah pelayan di Search Cafe, Kara mengenal Tio karena setiap kali dia memesan minuman beralkohol selalu melalui Tio.
“ Ni “ kata Tio, sembari meletakkan sebotol minuman beralkohol tepat di depan wajah Kara
Kara hanya menatap botol alkohol itu dengan tatapan nanar
“ Lo punya masalah apa lagi sih? " tanya Tio
Kara mendongakkan kepala untuk melihat Tio yang berdiri di dekatnya
“ Gue berantem sama nyokap “
“ Kena... “---•••---
Preview part 39:
Kara sudah tidak bisa lagi mendengar Tio, dia sudah tertidur pulas, Tio yang tidak tahu alamat rumah Kara merasa cukup kebingungan.---°°°---
Hiloww everyone.... terima kasih sudah membaca cerita ini, jangan lupa vote and comment yaw.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
Ficción GeneralFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...