Di dalam rumah sudah sepi, lampu-lampu pun sudah padam, sepertinya orang tua Kara sudah tidur. Kara pun merebahkan badannya di kasur
“ Benar kata Arjune, gue harus nyelesain semuanya dengan kepala dingin, gue nggak boleh meluap-luap kaya tadi “ tutur Kara pada dirinya sendiri, sembari menatap lelangit kamarnya
Saat Kara hendak memejamkan matanya, tiba-tiba handphone Kara berbunyi, sepertinya ada notifikasi dari What’s App. Kara pun mengambil handphonenya yang ada di tas, dia melihat bahwa ada chat dari Auryn
“ Kar, lo baik-baik aja?” tanya Auryn, melalui WhatsApp
“ Iya, Ryn “ jawab Kara, singkat
“ Syukurlah kalo gitu, tadi Pak Arjune nelpon... katanya tolong hiburin Kara, dia juga udah cerita ke gue soal lo yang mabuk di Cafe deket kantor “
“ Iya, tadi gue habis ketemu dia. Gue tadi mabuk karena kebanyakan minum minuman beralkohol “
“ Kar... gue tahu lo sekarang lagi nggak baik-baik aja, gue tahu banget kalo lo kaya gitu pasti ada masalah berat yang lagi lo rasain.... Kalo ada masalah apapun lo bisa cerita ke gue tapi tolong jangan lari sama minuman yang bakal ngerusak badan lo “ ungkap Auryn, dia sepertinya sudah tahu betul mengenai Kara
Kara menghela napas dalam, lalu mulai menceritakan semuanya pada Auryn
“ Gue habis ribut sama nyokap Ryn, dia tahu kalo gue udah putus sama Savian dan gue benar-benar lepas kendali tadi, gue udah nggak tahu harus bilang apa lagi ke nyokap gue yang selalu nuntut gue buat nikah segera “ ungkap Kara
Auryn sudah membaca balasan dari Kara tapi ia sedari tadi hanya mengetik namun tidak kunjung jua memberi tanggapan, mungkin dia mengetik lalu menghapusnya kembali karena takut perkataannya justru malah membuat Kara tersinggung dan semakin larut dalam perasaan yang dia rasakan sekarang, nampaknya Auryn sangat berhati-hati dalam memberikan nasihat pada Kara yang sedang tidak baik-baik saja
“ Kar, gue boleh kasih saran nggak sama lo?” tanya Auryn, setelah cukup lama mengetik
“ Tentu “ jawab Kara, singkat
“ Gue tahu, semua yang lo rasain sekarang pasti nggak mudah tapi Kar... sesulit apapun masalahnya lo harus bisa berpikir jernih, lo harus dengar juga sudut pandang dari Mama lo gimana, besok coba deh lo jelasin pelan-pelan alasan lo putus sama Savian dan bilang ke Mama lo, kalo elo nggak suka terus didesak nikah, mungkin dengan begitu dia bisa tahu apa yang sebenarnya lo mau dan apa yang sebenarnya lo rasain ” pungkas Auryn
Kara membaca what’s app Auryn dengan seksama kemudian membalasnya, “ Oke Ryn, makasih ya “
“ Oh iya, satu lagi Kar. Kita berdua tahu nggak ada manusia yang sempurna, termasuk Mama lo, tugas kita adalah saling memahami satu sama lain dan menerima kekurangan itu, mungkin memang kurangnya Mama lo adalah sering memaksakan kehendaknya sendiri tapi gue yakin ada banyak kelebihan yang dia punya sebagai Mama lo dan Kak Bella “
“ Yaudah, sekarang tidur ya Kar, besok kan weekend jadi selamat menghabiskan waktu bersama keluarga ya”
“ Makasih sekali lagi ya Ryn “
“ Sama-sama, Kar “Kara mengunci ponselnya begitu selesai menerima chat dari Auryn, dia merasa beruntung karena punya sahabat yang begitu memahami situasinya, dipertemukan dengan Auryn membuat Kara percaya bahwa menemukan sahabat yang sesungguhnya sudah cukup menjadi rezeki yang luar biasa yang Tuhan berikan padanya.
Kara tersenyum menatap fotonya bersama Auryn yang dia pajang di atas laci samping kasurnya, di foto itu Kara dan Auryn memancarkan rona bahagianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
General FictionFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...