“ Jadi kamu ngeliat aku pulang dianterin sama Arjune?” tanya Kara
Savian menatap Kara dengan tatapan sendu, “ Iya “
“ Dia cuma atasan aku di kantor Sav... nggak lebih, lagian kamu tahu kan aku bukan tipikal orang yang suka selingkuh “
Savian mengangguk sembari tersenyum getir, “ Aku rasa aku udah nggak punya hak buat dengerin penjelasan kamu Kar, tapi aku tetap lega mendengarnya, itu artinya kamu nggak ninggalin aku karena laki-laki lain"
Kara meraih tangan Savian yang ada di atas meja lalu memegang nya, “ Sav, gue nggak mungkin selingkuh dari cowok sebaik elo”
Savian tersenyum sembari menatap Kara dengan tatapan penuh arti
“ Kita kelamaan ngobrol, kamu nggak mau makan?” tanya Savian, sembari melihat keseliling
“ Oh iya, berasa di restoran sendiri ya “ kata Kara, tertawa kecil
Savian memanggil waiter untuk memesan makanan yang ingin mereka makan, seorang pria menghampiri mereka sembari membawa buku menu
“ Silakan mau pesan apa, Mas, Mbak?” tanya pria itu, lalu mengeluarkan buku kecil dan pena
“ Kar, kamu mau apa? “ tanya Savian
“ Saya mau rissoto ya, Mas “ kata Kara
“ Apa Mbak? Soto? Maaf Mbak, restoran kami nggak menyediakan soto “
“ Maksudnya Rissoto Mas, ini ada kok di buku menunya “ jelas Kara, sembari menunjuk gambar rissoto yang tertulis dibuku menu
Pria itu tersenyum seperti menahan malu “ Oh iya... maaf ya Mbak saya salah dengar “
Savian hanya tertawa kecil melihat tingkah Kara yang terlihat kesal dengan pria itu, menurut Savian saat Kara sedang kesal Kara terlihat sangat lucu
“ Sav, kamu mau apa?” tanya Kara
“ Rissoto juga “ jawab Savian, tersenyum
“ Oke “
“ Dua Rissoto, minumnya granita satu trus vannila latte satu “ kata Kara pada pria itu
“ Oke, ditunggu ya, Mas, Mbak “ kata pria itu, kemudian berlalu meninggalkan Kara dan Savian
Savian tersenyum berniat untuk menggoda Kara
“ Kamu masih inget aja kalo aku suka granita “ ungkap Savian
“ Apa sih? Kan dulu kita pacarannya ampe dua tahun... nggak secepat itu buat aku lupa “ pungkas Kara
“ Oh gitu... Kalo rasanya masih inget nggak ya?” Savian tersenyum menggoda Kara
“ Rasa apa?” tanya Kara, ia kesal karena Savian berusaha terus untuk menggodanya
“ Rasa sayangnya...” tutur Savian, lalu tertawa
Mendengar hal itu membuat Kara berpikir untuk menjahili Savian juga, Kara mencubit lengan Savian yang membuat Savian meringis kesakitan
“ Gimana udah ingat rasanya cubitan aku?” tanya Kara, kali ini Kara yang menertawakan Savian
“ Sakit tahu Kar” kata Savian, sembari mengelus-elus lengannya yang dicubit oleh Kara
Melihat ekspresi Savian yang nampak serius membuat Kara merasa bersalah, Kara meraih lengan Savian lalu mengelus-elus lengannya
“ Maafin gue, Sav “ ungkap Kara, yang merasa bersalah
Savian tersenyum melihat Kara yang masih peduli dengannya
“ Nggak Kar, cubit lagi aja, aku seneng kalo kamu ngelus tangan aku” kata Savian, menggoda Kara
Kara menatap Savian dengan tatapan tajam lalu memukul kening Savian
“ Dasar modus!” pungkas Kara, sembari melepas tangan Savian dari pegangannya
“ Aku kan modusnya cuma sama kamu doang “ ujar Savian, tersenyum manis menatap Kara
--••--
Preview part selanjutnya:" Sav, gimana kalo kamu tahu bahwa salah satu alasan kita nggak bisa bersama itu karena Mama kamu, apa kamu akan kembali jadi Savian yang dulu? "
--°°--
Hy everyone... terima kasih sudah membaca cerita ini.. jangan lupa vote and comment ya, saran dan masukannya aku tungguOh iya guys... cerita ini sudah memasuki part-part menjelang ending ya, jadi jangan lupa ikutin terus ceritanyaa
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
Fiksi UmumFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...