Part 33: Cubit

169 3 0
                                    

“ Jadi kamu ngeliat aku pulang dianterin sama Arjune?” tanya Kara

Savian menatap Kara dengan tatapan sendu, “ Iya “

“ Dia cuma atasan aku di kantor Sav... nggak lebih, lagian kamu tahu kan aku bukan tipikal orang yang suka selingkuh “

Savian mengangguk sembari tersenyum getir, “ Aku rasa aku udah nggak punya hak buat dengerin penjelasan kamu Kar, tapi aku tetap lega mendengarnya, itu artinya kamu nggak ninggalin aku karena laki-laki lain"

Kara meraih tangan Savian yang ada di atas meja lalu memegang nya, “ Sav, gue nggak mungkin selingkuh dari cowok sebaik elo”

Savian tersenyum sembari menatap Kara dengan tatapan penuh arti

“ Kita kelamaan ngobrol, kamu nggak mau makan?” tanya Savian, sembari melihat keseliling

“ Oh iya, berasa di restoran sendiri ya “ kata Kara, tertawa kecil

Savian memanggil waiter untuk memesan makanan yang ingin mereka makan, seorang pria menghampiri mereka sembari membawa buku menu

“ Silakan mau pesan apa, Mas, Mbak?” tanya pria itu, lalu mengeluarkan buku kecil dan pena

“ Kar, kamu mau apa? “ tanya Savian

“ Saya mau rissoto ya, Mas “ kata Kara

“ Apa Mbak? Soto? Maaf Mbak, restoran kami nggak menyediakan soto “

“ Maksudnya Rissoto Mas, ini ada kok di buku menunya “ jelas Kara, sembari menunjuk gambar rissoto yang tertulis dibuku menu

Pria itu tersenyum seperti menahan malu “ Oh iya... maaf ya Mbak saya salah dengar “

Savian hanya tertawa kecil melihat tingkah Kara yang terlihat kesal dengan pria itu, menurut Savian saat Kara sedang kesal Kara terlihat sangat lucu

“ Sav, kamu mau apa?” tanya Kara

“ Rissoto juga “ jawab Savian, tersenyum

“ Oke “

“ Dua Rissoto, minumnya granita satu trus vannila latte satu “ kata Kara pada pria itu

“ Oke, ditunggu ya, Mas, Mbak “ kata pria itu, kemudian berlalu meninggalkan Kara dan Savian

Savian tersenyum berniat untuk menggoda Kara

“ Kamu masih inget aja kalo aku suka granita “ ungkap Savian

“ Apa sih? Kan dulu kita pacarannya ampe dua tahun... nggak secepat itu buat aku lupa “ pungkas Kara

“ Oh gitu... Kalo rasanya masih inget nggak ya?” Savian tersenyum menggoda Kara

“ Rasa apa?” tanya Kara, ia kesal karena Savian berusaha terus untuk menggodanya

“ Rasa sayangnya...” tutur Savian, lalu tertawa

Mendengar hal itu membuat Kara berpikir untuk menjahili Savian juga, Kara mencubit lengan Savian yang membuat Savian meringis kesakitan

“ Gimana udah ingat rasanya cubitan aku?” tanya Kara, kali ini Kara yang menertawakan Savian

“ Sakit tahu Kar” kata Savian, sembari mengelus-elus lengannya yang dicubit oleh Kara

Melihat ekspresi Savian yang nampak serius membuat Kara merasa bersalah, Kara meraih lengan Savian lalu mengelus-elus lengannya

“ Maafin gue, Sav “ ungkap Kara, yang merasa bersalah

Savian tersenyum melihat Kara yang masih peduli dengannya

“ Nggak Kar, cubit lagi aja, aku seneng kalo kamu ngelus tangan aku” kata Savian, menggoda Kara

Kara menatap Savian dengan tatapan tajam lalu memukul kening Savian

“ Dasar modus!” pungkas Kara, sembari melepas tangan Savian dari pegangannya

“ Aku kan modusnya cuma sama kamu doang “ ujar Savian, tersenyum manis menatap Kara

                                  --••--
Preview part selanjutnya:

" Sav, gimana kalo kamu tahu bahwa salah satu alasan kita nggak bisa bersama itu karena Mama kamu, apa kamu akan kembali jadi Savian yang dulu? "

                                  --°°--
Hy everyone... terima kasih sudah membaca cerita ini.. jangan lupa vote and comment ya, saran dan masukannya aku tunggu

Oh iya guys... cerita ini sudah memasuki part-part menjelang ending ya, jadi jangan lupa ikutin terus ceritanyaa

25 Tahun Usia Rawan? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang