Part 24: Alasannya...

257 4 0
                                    

Auryn heran melihat Kara yang tersenyum saat menatap layar ponselnya, diam-diam berjalan mendekati Kara.

" Chat dari siapa tuh...? " tanya Auryn, menggoda Kara

" Ada deh.. " jawab Kara, lalu menjauhkan ponselnya

Auryn melihat cincin yang melingkar di jari manis Kara

" Cincin itu dari siapa? " tanya Auryn, lagi

" Sstt " kata Kara, diikuti dengan gerakan tangannya

" Oh... Jadi gitu, udah mulai nggak mau cerita ke gue lagi "

Auryn pura-pura ngambek pada Kara, Kara menghela napas dalam

" Oke... Oke, gue cerita di kantin "

" Kantin belom buka kali... " kata Auryn, sembari memutar bola matanya malas

" Justru itu, biar nggak ada yang denger. Lo mau nggak ni?"

" Hem.. oke "

" Yaudah, ayo "

Sesampai di kantin, Kara menceritakan pada Auryn bahwa semalam dia dilamar oleh Savian.

" Terus gimana, lo terima?" tanya Auryn

Kara menundukkan kepalanya sembari menggeleng sebagai isyarat dari kata, " Tidak "

" Kenapa, Kar? Bukannya kalian udah cukup lama pacarannya "

Kara menghela napas dengan berat

" Satu minggu lalu, Mama Savian ngajak gue ketemu di Search Cafe, dia mau ngasih gue uang 1M tapi dengan syarat gue harus ninggalin Savian " Jelas Kara pada Auryn yang sudah terlihat emosional

" Apa sih yang ngebuat tuh Tante-tante nggak suka sama lo? " tanya Auryn, yang terlihat kesal

" Dia bilang karena gue berasal dari keluarga yang miskin dulunya "

Mendengar penjelasan Kara, Auryn semakin emosi

" Apaan sih? Baru kaya gitu doang udah belagu banget! Gue sumpahin... "

" Ryn! Udah cukup jangan dilanjutin " kata Kara, menghentikan perkataan Auryn

Auryn berusaha meredakan emosi

" Kar... kenapa sih lo? Dia itu udah nyakitin elo dan Savian "

" Gue dan Savian emang nggak ditakdirkan buat bersama, Ryn "

Auryn yang sejak tadi mengatur napasnya agar sedikit releks, begitu mendengar Kara, ia pun langsung menatap Kara

" Kenapa, Kar? Apa alasannya " tanya Auryn

" Gue dan Savian punya prinsip, gaya hidup yang beda, kalo kami nikah, gue yakin kami akan sering berbeda pendapat yang justru membuat kami berantem " Jawab Kara

" Apa karena dia nggak ngizinin lo buat kerja sehabis menikah?" tanya Auryn lagi

Kara menggelengkan kepalanya

" Gue nggak masalah soal itu, gue bisa berhenti kerja kalo emang suami gue keberatan soal itu dan kalo emang dia bisa bertanggung jawab atas kehidupan gue "

" Dan untuk Savian, gue nggak ngeliat adanya kecocokan sama dia ". Sambung Kara

Auryn tersenyum getir menatap Kara

" Terus gimana sama cincin itu?"

" Gue akan balikin ke dia, tapi nanti saat gue udah siap buat ketemu dia lagi "

Auryn menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum

" Gue yakin lo bisa nemuin orang yang lebih baik dari dia, yah...kalo bukan Savian mungkin jodoh lo Pak Arjune " kata Auryn, meledek Kara untuk membuatnya tersenyum lagi

" Apaan sih lo?! " kata Kara, kesal

Auryn tersenyum kemudian beranjak dari kursi

" Yuk, kerja lagi yuk. Kerjaan numpuk ni " ajak Auryn

Kara ikut beranjak dari kursi, mereka berjalan meninggalkan Kantin

" Senyum dulu, dong " Kata Auryn, sembari menarik kedua ujung bibir Kara

Kara pun mengikuti Auryn, dia tersenyum sejenak tapi begitu Auryn melepas tangannya dari ujung bibir Kara, Kara kembali cemberut

" Senyum... biar vibes di kantor enak " pinta Auryn pada Kara

" Oke "

Kara mencoba untuk tersenyum, meskipun sebenarnya enggan tapi ia juga tidak mau suasana di kantor menjadi buruk karena masalah pribadinya.

----°°°°----

Hy, terima kasih sudah membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comment ya, enjoy guys ✨❤️

25 Tahun Usia Rawan? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang