Auryn heran melihat Kara yang tersenyum saat menatap layar ponselnya, diam-diam berjalan mendekati Kara.
" Chat dari siapa tuh...? " tanya Auryn, menggoda Kara
" Ada deh.. " jawab Kara, lalu menjauhkan ponselnya
Auryn melihat cincin yang melingkar di jari manis Kara
" Cincin itu dari siapa? " tanya Auryn, lagi
" Sstt " kata Kara, diikuti dengan gerakan tangannya
" Oh... Jadi gitu, udah mulai nggak mau cerita ke gue lagi "
Auryn pura-pura ngambek pada Kara, Kara menghela napas dalam
" Oke... Oke, gue cerita di kantin "
" Kantin belom buka kali... " kata Auryn, sembari memutar bola matanya malas
" Justru itu, biar nggak ada yang denger. Lo mau nggak ni?"
" Hem.. oke "
" Yaudah, ayo "
Sesampai di kantin, Kara menceritakan pada Auryn bahwa semalam dia dilamar oleh Savian.
" Terus gimana, lo terima?" tanya Auryn
Kara menundukkan kepalanya sembari menggeleng sebagai isyarat dari kata, " Tidak "
" Kenapa, Kar? Bukannya kalian udah cukup lama pacarannya "
Kara menghela napas dengan berat
" Satu minggu lalu, Mama Savian ngajak gue ketemu di Search Cafe, dia mau ngasih gue uang 1M tapi dengan syarat gue harus ninggalin Savian " Jelas Kara pada Auryn yang sudah terlihat emosional
" Apa sih yang ngebuat tuh Tante-tante nggak suka sama lo? " tanya Auryn, yang terlihat kesal
" Dia bilang karena gue berasal dari keluarga yang miskin dulunya "
Mendengar penjelasan Kara, Auryn semakin emosi
" Apaan sih? Baru kaya gitu doang udah belagu banget! Gue sumpahin... "
" Ryn! Udah cukup jangan dilanjutin " kata Kara, menghentikan perkataan Auryn
Auryn berusaha meredakan emosi
" Kar... kenapa sih lo? Dia itu udah nyakitin elo dan Savian "
" Gue dan Savian emang nggak ditakdirkan buat bersama, Ryn "
Auryn yang sejak tadi mengatur napasnya agar sedikit releks, begitu mendengar Kara, ia pun langsung menatap Kara
" Kenapa, Kar? Apa alasannya " tanya Auryn
" Gue dan Savian punya prinsip, gaya hidup yang beda, kalo kami nikah, gue yakin kami akan sering berbeda pendapat yang justru membuat kami berantem " Jawab Kara
" Apa karena dia nggak ngizinin lo buat kerja sehabis menikah?" tanya Auryn lagi
Kara menggelengkan kepalanya
" Gue nggak masalah soal itu, gue bisa berhenti kerja kalo emang suami gue keberatan soal itu dan kalo emang dia bisa bertanggung jawab atas kehidupan gue "
" Dan untuk Savian, gue nggak ngeliat adanya kecocokan sama dia ". Sambung Kara
Auryn tersenyum getir menatap Kara
" Terus gimana sama cincin itu?"
" Gue akan balikin ke dia, tapi nanti saat gue udah siap buat ketemu dia lagi "
Auryn menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum
" Gue yakin lo bisa nemuin orang yang lebih baik dari dia, yah...kalo bukan Savian mungkin jodoh lo Pak Arjune " kata Auryn, meledek Kara untuk membuatnya tersenyum lagi
" Apaan sih lo?! " kata Kara, kesal
Auryn tersenyum kemudian beranjak dari kursi
" Yuk, kerja lagi yuk. Kerjaan numpuk ni " ajak Auryn
Kara ikut beranjak dari kursi, mereka berjalan meninggalkan Kantin
" Senyum dulu, dong " Kata Auryn, sembari menarik kedua ujung bibir Kara
Kara pun mengikuti Auryn, dia tersenyum sejenak tapi begitu Auryn melepas tangannya dari ujung bibir Kara, Kara kembali cemberut
" Senyum... biar vibes di kantor enak " pinta Auryn pada Kara
" Oke "
Kara mencoba untuk tersenyum, meskipun sebenarnya enggan tapi ia juga tidak mau suasana di kantor menjadi buruk karena masalah pribadinya.
----°°°°----
Hy, terima kasih sudah membaca cerita ini. Jangan lupa vote dan comment ya, enjoy guys ✨❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
General FictionFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...