Terkadang orang-orang menyakiti hati orang lain dengan berlindung dibalik kata PEDULI.
- Kirania Rosalind -9 Mei 2019, sore hari ini hujan mengguyur ibu kota. Di sudut jalan terlihat seorang wanita dengan pakaian rapi baru saja keluar dari taksi, taksi itu berhenti tepat di depan sebuah cafe yang sedang hits di kunjungi oleh para anak muda, nama Cafe itu, Search Cafe.
Ia buru-buru memasuki cafe, menudungi kepalanya dengan tas yang ia bawa, perempuan itu terlihat mempunyai wajah yang manis tapi dia terlihat seperti seseorang yang suka bersikap dingin, tak ada senyum sedikitpun di wajah manisnya.
Sesampai di cafe, matanya seperti sedang mencari seseorang, sepertinya dia punya janji bertemu seseorang. Di sudut cafe, terlihat seorang perempuan, tersenyum melambaikan tangan ke arah perempuan itu, ia berjalan menghampirinya.
" Kak, kenapa nyuruh Kara, kesini?". Tanyanya, begitu duduk di hadapan perempuan yang melambaikan tangan padanya
Perempuan itu duduk di depan kakaknya, ia menaruh tasnya yang basah terkena hujan, merapikan lengan bajunya.
" Kamu mau pesen apa?". Tanya Kakaknya, tersenyum
" Es cappucino aja ".
" Lagi ujan gini minum es, ntar sakit perut baru tahu rasa ".
" Yaudah, Cappucino hangat ".
Kakaknya memesan Cappucino hangat pada pelayan cafe.
Perempuan itu menatap kakaknya dingin, tanpa ekspresi, mungkin karena dia baru saja pulang dari kantor, makanya dia bersikap seperti itu tapi sepertinya memang sifatnya seperti itu, dingin dan seperti tak berhati.
" Kakak belum jawab pertanyaan aku tadi, kenapa kak Bela minta aku kesini?". Tanya perempuan itu, mengelap kera bajunya yang basah oleh tetesan hujan
Kakak perempuan itu melemparkan senyum hangat kepada Adiknya
" Nggak kenapa-napa, kakak cuma mau ngobrol aja sama kamu. Udah lama kan, kita nggak ngobrol bareng ". Kata Bela, tersenyum manis menatap Adiknya
Kara mengangkat alis kanannya, sejenak dia memalingkan wajahnya ke jendela cafe, melihat keluar cafe.
" Kerjaan kamu gimana, Kar?". Tanya Bella, kemudian menyeruput black coffe yang sudah ia pesan lebih dulu
Kara kembali melihat Bella memberikan senyum tipis
" Lancar, produk yang baru aja Kara promosiin mendapat respon baik dari pelanggan ".
" Benaran? Wahh, selamat ya Kar ". Kata Bela, tersenyum senang sembari memegang tangan Kara
Kara tersenyum tipis, dia seperti sama sekali tidak tertarik dengan obrolan dengan Kakaknya itu
" Kar..... ". Kata Bela, nampak ragu untuk melanjutkan perkataannya
" Kenapa Kak? Bilang aja, jangan ragu ".
Kara menyakinkan Bella untuk berbicara, karena sebenarnya ia juga penasaran tentang alasan Bella mengajaknya ke cafe dekat kantornya.
" Mengenai hubungan kamu sama Savian..... kalian nggak ada niatan untuk menikah?". Tanya Bela, berhati-hati melontarkan pertanyaan nya
Kara tersenyum, sepertinya perkataan itu yang ia tunggu keluar dari mulut Bella
" Belum ". Jawab Kara, singkat
" Kenapa? Kalian kan udah pacaran selama dua tahun, apalagi yang kamu tunggu sih?".
" Kara, belum mau menikah ".
" Yah.... Apa alasannya?".
Kara menghela napas kasar, ia menatap serius wajah Bella
" Kakak kesini karena disuruh Mama, kan?".
Bella menundukkan kepalanya, lalu mengangguk pelan.
" 25 tahun, bukanlah usia yang harus dikhawatirkan. Ada banyak hal yang lebih penting dihidup Kara, Kara nggak mau usia Kara menjadi satu-satunya alasan Kara menikah, Kara menikah karena siap, bukan usia". Kata Kara, tegas
" Kar, tapi kamu harus mikirin Mama juga dong... Kamu nggak liat Mama selalu khawatir sama kamu?".
" Yang Mama khawatirin bukan Kara, tapi pandangan orang lain tentang Kara".
" Wajar dong, kalo orang tua peduli tentang pandangan orang-orang kepada anaknya ".
" Kak, kenapa sih kita harus mengorbankan kehidupan kita demi omongan orang lain?". Tanya Kara, emosional
" Aku nggak bisa jadi Kak Bella, yang hidup sesuai perintah orang lain, menjadi peliharaan penurut bagi majikannya, aku nggak bisa! ".
" Kara! Kamu yang sopan ya, aku ini Kakak kamu ".
Bela menatap tajam wajah Kara, mata Bella terlihat memerah karena menahan amarah, obrolan mereka membuat seluruh pengunjung Cafe memperhatikan mereka berdua
" Kenapa kak? Apa perkataan Kara salah?". Tanya Kara, tersenyum sinis
Bella terdiam, ia beberapa kali menyeka air matanya
" Kara, kamu tahu kan, usia kamu itu udah 25 tahun, itu usia yang matang buat kamu menikah ". Tutur Bella, melembutkan suaranya
" Kenapa sih? Kenapa hidup Kara selalu diatur-atur gini?". Kata Kara, suaranya terdengar bergetar
" Nggak Kar, Kakak nggak bermaksud buat ngatur hidup kamu, Kakak cuma khawatir...."
Kara menghembuskan napas kasar
" Khawatir? ". Kara menatap Bella sinis
" Kalian khawatir Kara jadi perbincangan orang? Karena udah 25 tahun tapi belom menikah! Kenapa kalian selalu mengatur Kara dengan alibi bahwa kalian khawatir sama Kara? Kenapa?! ".
Kara berteriak kesal, kali ini amarahnya benar-benar sudah memuncak.
" Kar, kamu tenang dulu..... Kita lagi dicafe, kamu lupa? Daritadi orang-orang ngeliatin kita ".
Bella, memegang tangan adiknya, memintanya untuk bersikap tenang.
Kara kembali menatap tajam Bella, ia menepis tangan Bella yang memegang tanganya, sepertinya kalimat yang baru saja dilontarkan oleh Bella justru membuat Kara semakin berapi-api.
-----°°°°°-----
Terima kasih sudah membaca cerita ini, aku harap kalian bisa menikmati cerita di dalamnya, mengambil hal yang positif dan membuang hal yang negatif di cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Tahun Usia Rawan? [END]
General FictionFirst published: 18 Oktober 2020 Namanya Kirania Rosalind, oleh orang-orang terdekatnya sering dipanggil Kara, perempuan berusia 25 tahun yang harus menghadapi protes orang-orang sekitarnya karena diusia itu ia belum menikah, Kara bisa dibilang suk...