Chapter 69

20K 1.2K 624
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Hai para pembaca Wattpad?

Hmm, aku ingin minta maaf untuk upnya lama dan membuat kalian menunggu🙏

Selamat membaca!

...........

Author POV

Someone side.

Ruangan gelap dengan remang-remang cahaya bulan yang masuk lewat celah-celah ruangan itu memberi kesan tersendiri bagi sekelompok orang berpakaian serba hitam disana.

"Bagaimana?" orang bertubuh tegap dengan sebuah topeng berwarna merah menyala dengan ukiran petir di tengah-tengahnya menatap bawahannya yang juga menggunakan topeng sepertinya namun dengan berwana abu-abu.

"Lancar tuan, gadis kecil itu sama sekali tidak menyadarinya tuan" ucap orang yang berdiri paling depan di antara yang lainnya.

"Bagus, suruh dia memainkan perannya senatural mungkin agar gadis sialan itu tidak menyadarinya" ucap orang bertopeng warna merah itu.

"Baik tuan"

"Dan satu lagi, kalian semua harus mengawasinya dan memastikan gadis itu mati pada waktu yang sudah kita rencanakan" perintah orang itu.

Para bawahannya mengangguk dengan cepat dan undur diri dari hadapan tuannya tak ingin membuang waktu barang sedikitpun untuk rencana mereka.

"Felove Angelasya, ketua mafia di seluruh dunia heh" monolog orang itu dengan terkekeh kecil.

"Cuihh, kamu tak lebih hanya sekedar parasit yang langsung lenyap dengan jentikan jariku saja" ucap orang itu dengan sorot  mata yang menajam.

Asya side on

Sang rembulan yang beberapa jam lagi akan berganti tugas dengan matahari menemani gadis yang berdiri di atas balkon kamarnya di sebuah Villa yang dia tempati sekarang.

"Masuklah" ucap seseorang di belakang tubuh Asya yang baru saja menyampirkan sebuah selimut tebal di bahu gadis itu.

"Tidak" tolak Asya tanpa repot-repot menatap lawan bicaranya.

"Disini dingin kamu tau itu, kamu tidak ingin mati karena kedinginan bukan" ucap orang itu merangkuk bahu Asya.

"Dan aku tak semudah itu mati hanya udara dingin ini" ucap Asya acuh sedikit bergeser memberi jarak antara mereka.

"Masih sama dengan dulu, kamu tetap sombong" ucap orang itu terkekeh kecil.

"Dan aku tidak peduli" ucap Asya mengadahkan kepalanya mengamati para bintang yang bersinar di langit sana.

"Kamu menyukai bintang?" tanya orang itu ikut melakukan apa yang di lakukan Asya.

"Tidak" ucap Asya datar.

"Bukankah dulu kamu sangat menyukai bintang" ucap orang itu beralih menatap Asya.

"Sejak kapan aku menyukai bintang, dulu dan sekarang sama saja aku tidak menyukai bintang" ucap Asya tetap datar.

"Oh ya? A-

"Stop Dikola, gue mau sendiri" ucap Asya memejamkan matanya berusaha menahan sesuatu yang ingin keluar.

"Baiklah, jika kamu butuh sesuatu panggil aku" ucap Dikola menyempatkan untuk mengusap lembut rambut Asya sebelum meninggalkan gadis itu.

"Kevan" lirih Asya dengan cairan bening yang mulai mengalir di pipinya.

ANGELASYA√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang