Chapter 28

39.5K 1.5K 51
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Hi para readers!

Semoga selalu dalam lindungan Allah swt.

Selamat menikmati😊

Typo bekelepan!

.........

Sadar dirinya di perhatikan Kevan menatap mata Asya membuat mata mereka bertubrukan dan tak sadar Kevan memiringkan wajahnya setelah menurunkan tangannya yang membersihkan luka gadisnya.

"Akhh" ringis Asya menunduk dengan memegang perutnya yang tiba-tiba sakit.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Kevan cemas menatap Asya yang meringis memegang perutnya.

"Perut aku sakit" ucap Asya dengan menahan sakit di perutnya.

"Ayo ke rumah sakit" ucap Kevan dengan segera membopong tubuh Asya tapi langsung di hentikan oleh Asya.

"Ga usah" ucap Asya turun dari gendongan Kevan dan berlari menuju kamar mandi.

Kevan melihat ada noda merah di seprainya yang tadi di duduki oleh Asya membuatnya tambah khawatir.

"Sayang are you ok?" ucap Kevan sambil mengetuk pintu kamar mandi yang terkunci dari dalam.

"Sayang?!" panggil Kevan dan menggedor pintu kamar mandi karena tidak mendapat sahutan dari gadisnya.

Ceklek~

Asya hanya menyembulkan wajahnya dari balik pintu kamar mandi dan dapat di lihat oleh Kevan wajah Asya berubah pucat.

"Sayang kenapa?" tanya Kevan khawatir dan ingin membuka lebih lebar pintu kamar mandi tapi di tahan oleh Asya.

"Hmmm boleh minta tolong?" tanya Asya memberanikan dirinya bodo amat soal malu.

"Tentu boleh sayang" ucap Kevan dengan cepat karena tak tahan melihat wajah Asya yang pucat dan sesekali meringis.

"Beliin itu" ucap Asya bingung ingin mengucapkannya.

"Itu apa sayang?"

"Pembalut" ucap Asya dengan senyuman manisnya dan tatapan pupy eyesnya membuat Kevan gemas.

"Pembalut?"

"Iya cepet akhh" ucap Asya meringis agar Kevan dengan cepat membelikan apa yang dia minta.

Tanpa menjawab Kevan dengan cepat hilang dari pandangan Asya dan mengambil dompetnya ingin pergi membelikan yang diminta gadisnya itu.

'Cepet Kevan' batin Asya menahan sakit di perutnya karena memang sangat sakit terlebih rasa sakit tertusuk belati ataupun tertembak, menurut Asya.

Kevan POV

"Mau kemana son?" tanya daddy saat melihat gue melewati ruang keluarga di sana ada mommy juga dan Vian ntah Adel dan William di mana mungkin sedang tidur.

"Mau beli pembalut" ucap gue cepet membuat mommy dan daddy menatap gue dengan menahan tawanya.

"Emang kamu bisa beli gituan?" tanya mommy gue balas dengan gelengan saja karena memang nyatanya gue ga tau gimana rupanya yang namanya pembalut itu dulu Amel tidak pernah menyuruh gue beli begituan.

"Mau mommy bantu?" tanya mommy gue balas dengan anggukan.

"Yaudah ayo cepet mom, Asya kesakitan di kamar mandi" ucap gue membuat mommy dengan cepat menyusul gue.

Dengan cepat gue menuju garasi mengeluarkan mobil gue dan menyuruh mommy masuk.

Dengan cepat gue mengendarai mobil gue menuju minimarket terdekat.

ANGELASYA√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang