Chapter 66

12.7K 1.1K 252
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Holla readers miss me? Becanda guys!

Okay!

Selamat membaca have fun semoga suka!

.......

Author POV

Suasana hening sangat membuat seorang gadis sangat bosan di ruangan rawatnya, dia ingin bebas, ingin pulang, ingin bermain dengan para tikusnya yang sudah menanti kehadirannya.

Dia bosan di sini, bosan terkurung di ruangan ini oleh pawang eh maksudnya tunangan tampannya itu.

"Kev" panggil Asya pada Kevan yang tertidur di sampingnya, mungkin sekarang kebiasaan baru tunangannya itu adalah tidur bahkan tadi laki-laki itu sudah tidur dan sekarang kembali tidur. Tidorr aja terus mas sampe gue di culik om om pedo- ah iya gue lupa kalo tunangan gue om om tapi gimana dong gue kan cintrong masa gue buang sih? Menurut readers gimana?

"Gue main-main dikit ga papalah ya" ucap Asya menyeringai menatap wajah Kevan yang pulas dan juga ruangan yang sepi karena keluarganya sedang berada di kantin rumah sakit untuk mengisi perut mereka meninggalkannya berdua dengan Kevan dan itu sangat mendukung aksinya jadi dia bisa bebas, ya mungkin?

Dengan sangat perlahan Asya menyingkirkan tangan Kevan yang berada di atas perutnya yang sedari tadi laki-laki itu usap sampe ketiduran dan juga kaki Kevan yang melilit kakinya, sangat perlahan dan butuh perjuangan yang ekstra agar macan tutul ini tidak kebangun.

Dan ya!!! Asya berhasil dong!

'Huaaa akhirnya gue bisa bebas!'sorak Asya dalam hati dengan sangat bahagia.

Asya mencabut paksa jarum infusnya dan siap turun dari brankar.

Hap

Lantai dingin menyapa telapak kaki Asya yang polos.

Asya berjalan dengan pelan menuju pintu ruangannya bukan karena takut Kevan kebangun tapi karena kakinya yang kaku.

"Yaelah ada penjaga lagi" gumam Asya yang mengintip dari pintunya melihat banyak anak buah Kevan yang menjaga di depan ruangannya lengkap dengan senjata mereka yang persis seperti ingin berperang iya mungkin berperang melawan-udah abaikan!

Asya berbalik mengedarkan pandangannya mencari jalan keluarnya dan dunia sedang berbaik hati padanya saat matanya tertuju pada jendela yang terbuka lebar.

"Gue lompat dari sini mati ga ya" gumam Asya melihat ke bawah ternyata ruangannya berada di lantai 3 gedung rumah sakit ini.

"Bodo amatlah gue kan punya seribu satu nyawa kucing aja kalah sama gue yang punya sembilan nyawa" ucap Asya kemudian terkekeh geli mendengar ucapannya sendiri.

"Oke saatnya untuk lompat sebelum si macan tutul bangun" gumam Asya mulai menaiki jendela itu.

1

2

3

"Akhhhh"

Brukk

"Awshh" ringis Asya saat punggungnya terbentur lantai ruanganya yang keras.

"Mau kemana hmm?" suara itu mampu membuat bulu kuduk Asya berdiri seketika. Merinding!

Sedangkan laki-laki yang menatap Asya yang masih di lantai itu hanya berdiri dengan santainya tidak merasa bersalah sedikitpun karena menarik kerah belakang Asya yang ingin melompat tadi mengakibatkan gadis itu terjungkal ke belakang dan membentur lantai dengan keras.

ANGELASYA√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang