Assalamualaikum wr.wb
Hi para readers!
Selamat menikmati cerita kehaluan author.
........
Author POV
Gerald dkk berjalan menuju tempat Asya berada yang terlihat sedang menatap ke depan dengan tatapan kosong dan bibir yang bergerak seperti bicara ntahlah dia berbicara atau tidak Gerald dkk tidak mendengar suaranya karena posisi mereka lumayan jauh.
Tapi langkah mereka terhenti karena suara pengumuman yang berasal dari tengah lapangan menyuruh semua murid untuk berbaris rapi di lapangan dan terpaksa Gerald dkk puter balik mengambil tas mereka dan ikut berbaris bersama murid lainnya.
Gerald sempat menoleh kebelakang dan dilihatnya Asya sudah tidak ada di sana hanya ayunannya saja yang bergerak seperti seseorang mendorong ayunan itu dengan kuat.
'Hantu kali ya' batin Gerald setelah mengerjabkan matanya dan di lihatnya ayunan itu berhenti seperti tidak terjadi apa-apa. Tapi Gerald hanya mengedikan bahunya acuh.
Mereka semua(Gerald dkk) mulai berbaris rapi di barisan paling belakang ntahlah kelas mana yang penting ikut baris.
"Loh Felove" kaget Agatha saat melihat Asya yang sudah berdiri di barisan paling belakang bagian kelas XI IPA 1.
Asya hanya menatap Agatha dengan datar kemudian kembali menatap ke depan dimana Vano(kepsek) sedang mengumumkan untuk pembagian bus.
Asya POV
Ntahlah kenapa hari ini mood gue sangad buruk ntahlah kenapa. Readers ada yang tau gak kenapa?
Saat bang Vano ngumumin buat semua murid untuk berbaris di lapangan gue mah ngikut aja padahal gue nyaman duduk di ayunan ini karena udaranya juga sejuk di sini dan ada 2 anak kecil prempuan yang sangat cantik bercerita panjang lebar ntah itu tentang kehidupan mereka dan gue hanya membalas seadanya saja, ya gue males ngomong sih sebenernya tapi kasihan juga nih bocah 2 kalo gak di tanggepin ntar nangis kan berabe urusannya.
"Kakak ikut baris dulu" ucap gue dengan lembut 'menurut gue' dan kedua bocah itu langsung menganggukan kepalanya yang hampir putus.
Gue langsung berjalan menuju lapangan yang di sana sudah banyak murid yang berbaris rapi dan gue pun langsung baris di bagian kelas gue.
"Loh Felove" ucap seseorang yang ternyata kak Agatha yang berdiri di belakang gue bersama yang lainnya dan gue hanya menatap Agatha datar dan kembali menatap bang Vano.
"Wait! bukanya tadi lo di ada sana" ucap Gabriel terkejut melihat gue dan gue hanya mengabaikan ucapan Gabriel aja.
"Dek kok kamu cepet banget sampe sini padahal kan kita duluan yang kesini tadi" ucap Davian menangkup kedua pipi tembam gue untuk menatapnya.
"Teleportasi" ucap gue dengan asal dan melepaskan tangan bang Dav dari pipi gue. Dan bang Davian hanya mengangguk kepalanya.
"Oke! Untuk para donatur silahkan menaiki bus khusus yang berada di paling depan. Dan untuk murid-murid bebas ingin menaiki bus mana saja asal saat kalian menaiki bus tersebut nama dan kelas kalian di tulis dulu di kertas yang sudah tertempel di pintu bus agar para guru yang berada di bus tersebut bisa mengabsen kalian dengan mudah. Dan kalian bisa langsung baris di depan pintu bus yang ingin kalian naiki, kita akan berangkat 5 menit lagi. Sekian!" pengumuman dari bang Vano pun selesai dan gue berjalan menuju bus terakhir meninggalkan Gerald dkk.
Author POV
"Guys! Gue ngerasa Felove balik datar lagi sama kita apa kita punya salah ya" ucap Lolita menatap punggung Asya yang berjalan menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELASYA√
Teen FictionCerita pertama saya😊 Baru belajar bikin cerita😁 Maafkan jika banyak typo ya😊 Jika ada yang keberatan tentang tokoh atau alurnya silahkan komen ya😊 Jangan jadi silentreaders😂 ..... Seorang gadis yang cantik manis imut lugu di hadapan orang orang...