Chapter 42

33K 1.7K 368
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Langsung aja yaaa..

Selamat membaca readers..

Typo everywhere!!!

.........

Author POV

Indonesia side.

Di sebuah pemakaman yang sangat ramai dengan orang-orang berbaju hitam mengantarkan seorang gadis ke peristirahatan terakhirnya.

Leora, mommy angkat gadis itu hanya menatap gundukan tanah yang masih berwarna merah dan basah dengan tatapan kosongnya, tanggannya yang masih setia mengelus nisan bertuliskan nama anak gadisnya yang paling dia sayangi dan sekarang anak gadisnya sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya tanpa bisa kembali lagi ke pelukannya.

Kondisinya yang sekarang sangat mengkhawatirkan bagi keluarganya terutama sang suami.

Bukan hanya Leora saja tapi mereka semua masih sangat terpukul akan kepergian gadis yang mereka sayangi secara tiba-tiba sekaligus dengan cara yang mengenaskan.

Terlebih Kevan yang sekarang sudah seperti orang gila karena kepergian gadisnya meninggalkannya sendirian di dunia ini.

"Ayo kita pulang" ajak Leon kepada istrinya yang masih setia duduk di samping makam anaknya itu tanpa bergeser sedikitpun.

Leora hanya mengabaikan perkataan Leon dia tidak mau meninggalkan putrinya sendirian di sini.

"Aku gak mau pulang" tolak Leora dengan tegas tanpa repot-repot menatap suaminya itu.

"Tapi kamu perlu istirahat sayang, lihat kondisimu sekarang jauh dari kata baik" ucap Leon dengan lembut.

"Tidak! Aku mau menjaga anakku disini kamu tau sendiri jika aku pulang maka anakku akan sendirian disini tidak akan ada yang menjaganya" ucap Leora lirih dengan air mata yang semakin lama semakin deras mengalir di pipinya kembali mengingat saat dimana dia dan putrinya selalu bersama tetapi sekarang putrinya hanya terbaring di dalam tanah yang gelap sendirian.

Semua yang melihat Leora menjadi sedih ada juga yang ikut meneteskan air matanya.

Leon hanya bisa diam diri tanpa tau akan berbuat apa jujur saja dia juga tak ingin meninggalkan putrinya sendirian di sini tapi dia juga harus mengutamakan kesehatan istrinya yang semakin menurun.

Orang-orang yang berada di makam semakin berkurang menyisakan keluarga Asya, para sahabatnya dan juga Kevan tunanganya kecuali Albara yang masih terbaring koma di rumah sakit bahkan tadi malam keadaannya sempat kritis tapi untunglah itu tak berlangsung lama.

Kevan menatap kosong gundukan tanah tepat di depannya ini yang sudah di taburi banyak bunga itu, air mata yang masih setia mengalir tanpa mau berhenti.

'Honey kamu sudah meninggalkanku, apa kamu tau gimana hancurnya aku saat melihat kamu sekarang? Aku sangat hancur honey bahkan aku sudah berusaha ikut menyusulmu kemarin tapi mereka merantai kaki dan tanganku honey, aku tidak ingin sendirian lagi honey aku ingin bersamamu di sampingmu honey! Kamu mau aku membuktikan cintaku ke kamu bukan?!! Lihat aku baru saja membuktikan setengahnya tapi sekarang kamu meninggalkanku honey!! Aku ingin kamu kembali honey agar aku bisa membuktikan semuanya honey! Kembali honey kembali aku mohon!!!'  batin Kevan meraung-raung sambil memeluk gundukan tanah itu tak peduli bajunya yang kotor ataupun tatapan orang-orang kepadanya di tidak peduli itu.

'Tunggulah honey orang yang membunuhmu akan ke neraka secepatnya' batin Kevan menyeringai dengan seramnya bahkan Leon dan Julian pun bergidik saat tak sengaja melihat seringaian Kevan.

ANGELASYA√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang