Chapter 50

25.1K 1.4K 397
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Heyo gengs!

Selamat membaca...

......

Dan tak lama Kevan langsung melajukan mobilnya meninggalkan perkarang mansion Julian dengan mendengar protesan dari Asya karena dia menutup mata Asya tapi Kevan hanya menampilkan senyum tipisnya tak berniat membalas protesan Asya.

"Lo bawa gue kemana sih?!!" tanya Asya berusaha membuka kain yang menutup matanya.

"Diam dan jangan banyak bertanya" ucap Kevan penuh penekanan di setiap kalimatnya membuat Asya langsung diam.

'Kenapa nada bicaranya berubah' batin Asya mulai takut ntahlah kenapa dia sangat takut sekarang.

Kevan tersenyum manis membanyangkan ekspresi Asya nanti yang pasti akan membuatnya bahagia.

Kevan melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata-rata dan berbelok menuju jalan yang sangat sepi tentu saja karena jalan itu hanya menuju ke hutan.

Di jalan itu tidak ada penerangan sama sekali kecuali hanya lampu dari mobil Kevan dan cahaya rembulan yang bersinar terang di atas sana.

"Kev?" tanya Asya dengan hati-hati menolehkan kepalanya menghadap Kevan.

"Diam!" ucap Kevan dengan sedikit membentak Asya membuat Asya terkejut dan langsung mengunci mulutnya rapat.

Tak lama mobil yang di tumpangi oleh Kevan berhenti saat sudah jauh memasuki hutan yang gelap gulita jangan lupakan suara lolongan anjing maupun suara jangkrik dan hewan malam lainnya terdengar di telinga Asya dan Kevan.

Kevan langsung keluar dari mobil dan berjalan mengelilingi mobil untuk membukakan Asya pintu mobilnya.

"Turun!" ucap Kevan sambil menarik tangan Asya dengan lembut sangat lembut.

"Ayo jalan aku akan menuntunmu honey" ucap Kevan mulai kembali lembut saat berbicara dengan Asya karena merasakan tubuh Asya yang gemetar.

Kevan menuntun Asya berjalan lebih memasuki hutan yang sangat gelap, jangan tanyakan apakah Kevan melihat dengan jelas di gelap gulita kerena jawabanya tentu saja dia bisa melihat dengan jelas dalam kegelapan itulah salah satu kelebihannya kelebihannya.

"Sekarang kamu bisa membuka matamu setelah aku membuka kain ini honey" bisik Kevan tepat di telinga Asya.

Kevan pun dengan lembut melepaskan kain yang menutupi mata Asya.

Asya menutup mulutnya tak percaya melihat apa yang tersuguhkan di depan matanya.

"Apakah kamu suka?" tanya Kevan dengan lembut sambil memeluk Asya dari belakang dan menaruh kepalanya di pundak Asya.

"Sangat indah gue suka" ucap Asya dengan bahagianya.

Asya sangat bahagia melihat apa yang tersuguh di depannya itu. Dia tepat berdiri di tepi danau yang sudah di hias sedemikian rupa, perahu yang sangat cantik dengan sebuah obor di ujung perahu itu dengan pegangannya yang dililiti oleh bunga mawar merah yang sangat cantik dan yang paling membuat Asya bahagia adalah di tengah danau itu ada sebuah tempat seperti sangkar burung yang sangat besar dengan di hias oleh lampu-lampu cantik menyala berwarna warni dan banyak di hias oleh berbagai macam bunga yang ikut menghiasi sangkar itu.

Dan di dalam sangkar itu terdapat sebuah meja makan dan dengan dua buah kursi yang juga sudah di hias sangat cantik dengan warna kesukaan Asya yaitu serba warna hitam.

Siapa yang tidak akan menyukai apa yang di suguhkan di depannya itu.

"Apa kamu yang menyiapkan ini semua?" tanya Asya menatap tak percaya Kevan yang setia memeluknya erat dari belakang.

ANGELASYA√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang