Chapter 48

22.7K 1.4K 290
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Yeaayyy author come back ada yang kangen ga?

Selamat menikmati cerita author yang alurnya ga jelas.

Typo bertebaran...

.......

"Gadis ini hikss melukaiku karena hikss dia tak suka melihatku disini hikss hikss" ucap Mona di sela tangisnya sambil menunjuk Asya yang terlihat terkejut menatapnya.

'Whatt gue ga salah denger kan ni bocah nuduh gue' batin Asya menatap Mona dengan tatapan ehh entahlah.

"Kamu ga usah ngada-ngada deh ga mungkin adek gue ngelukain lo hanya karena alesan begituan" ucap Davian membantah ucapan Mona dengan menatap Mona dengan tatapan permusuhan karena sejak awal melihat Mona dia tidak menyukai gadis itu.

"Hikss hikss ak-aku ga berbohong aku mengucapkan yang sebenarnya" ucap Mona berusaha membuat semuanya percaya dengan ucapannya di tambah dengan raut wajah yang di buat semeyakinkan mungkin agar mereka semua percaya.

"Lo ga usah nuduh gue dengan alasan basi itu!" ucap Asya sambil menjambak rambut pirang Mona dengan kuat, dia sudah sangat jijik melihat drama yang di buat oleh gadis tak tahu diri ini.

"Akhh sa-saki-it" ucap Mona sesegukkan sambil memegang kepalanya yang masih di jambak oleh Asya.

"Felove sudah!" bentak Gerald sambil menghempaskan tangan Asya dari rambut kekasihnya dengan kasar.

"Gue pikir lo orang yang baik tapi setelah gue lihat kelakuan lo terutama kelakuan lo yang melukai Jesica gue berubah pikiran" ucap Gerald menatap Asya tajam.

"Jangan pernah menatap gadis saya dengan tatapan seperti ini" ucap Kevan penuh penekanan dengan berdiri di depan Asya membuat tatapan Gerald kepada Asya terputus.

Gerald menatap tajam Kevan yang berdiri di depannya dengan sedikit mendongakkan kepalanya karena Kevan lebih tinggi darinya.

"Ayo Jesica tante obatin luka kamu" ucap Leora maju mendekati Mona dan menarik lengan Mona yang tidak terluka dengan lembut.

Mona langsung tersenyum tipis melihat Leora yang sepertinya percaya kepadanya terbukti dengan Leora yang berlaku lembut kepadanya dan menatap Asya dengan tatapan murkanya.

'Satu sudah masuk dalam jebakan' batin Mona bersorak dan tersenyum miring menatap Asya yang juga menatapnya dengan tatapan yang tak bisa dia jelaskan.

"Asya ikut abang" ucap Devian datar setelah Leora dan Mona hilang di balik pintu dapur dan menarik lengan Asya kasar menyeret Asya ntah kemana.

"Sial" umpat Kevan yang melihat perlakuan Devian kepada gadisnya dan langsung ikut menyusul Asya setelah memberikan Gerald sebuah bogeman mentah di wajah tampan pemuda itu.

"Daddy kok diem aja sih ga belain Asya!" bentak Davian kepada Leon yang hanya diam saja menatap drama tadi.

Leon hanya melirik Davian sekilas saja dan langsung berjalan keluar dapur tanpa menjawab ucapan putranya itu.

*

Sesampainya di kamar Asya, Devian langsung menghempaskan Asya kasar membuat Asya terjatuh di lantai yang dingin itu.

"Awalnya abang sangat-sangat bahagia sekaligus terkejut melihat kamu datang tadi Asya tapi sekarang abang kecewa sama kamu Asya dengan perlakuan kamu tadi terhadap Jesica" ucap Devian menatap Asya yang berusaha berdiri dengan tajam.

"Asya ga pernah ngelakuin apapun pada gadis itu bang" ucap Asya tenang menatap abangnya itu.

"Apa kamu tau? Kemarin sahabat-sahabat abang datang kesini termasuk Jesica yang juga ikut kesini dan pada saat itu mommy yang sangat terpuruk karena meninggalnya kamu akhirnya mau keluar dari kamarnya dan bertemu sahabat-sahabat abang walaupun mommy hanya diam saja tidak ingin berbicara sepatah katapun" ucap Devian panjang lebar tanpa mau mendengar ucapan Asya tadi.

"Dan kamu mau tau siapa yang buat mommy bangkit dari keterpurukannya? Dia Jesica. Jesica yang bisa buat mommy kembali ingin berbicara dengan kita semua bahkan tertawa lepas setelah meninggalnya kamu" lanjut Devian dengan mendorong kepala Asya dengan telunjuknya.

"A-

"Tapi melihat kamu tadi datang dengan tenangnya membuat abang yakin jika kamu hanya ingin mempermainkan kita semua dengan membuat mayat palsu yang dibuat mirip sepertimu" ucap Devian tak memberi waktu Asya untuk berbicara.

"Asya ga-

"Apa kamu ga punya otak buat mikir ha?!!! Gimana reaksi kita melihat mayat itu yang kita pikir adalah kamu!! Terutama mommy!! Dia jatuh sakit Asya!! Hanya karena kamu mommy mengurung dirinya di kamar tidak ingin makan ataupun minum sedikitpun. Kondisinya down!! Tapi karena bujukan daddy mommy mau keluar kamar!! Dan Karena Jesica mommy kembali seperti semula!!" ucap Devian terus menyudutkan Asya dengan nada tinggi dan menekan nama Jesica di akhir kalimatnya.

"Gue harap lo ngerti maksud ucapan gue" ucap Devian dan langsung pergi meninggalkan Asya yang terlihat menahan air matanya yang siap jatuh.

Asya jatuh meluruh di lantai dan langsung menjatuhkan air matanya yang sudah tidak bisa di tahan lagi.

"Hssttt.. Jangan nangis okey air mata kamu terlalu berharga honey" ucap Kevan dengan lembut yang baru saja masuk kamar Asya dan langsung menarik Asya ke dalam pelukannya saat tahu gadisnya itu menangis.

"Apa gue ga di butuhkan lagi di keluarga ini?" tanya Asya kepada Kevan yang masih setia menenangkannya.

"Apa posisi gue sekarang tergantikan dengan gadis tak tahu diri itu?" tanya Asya lagi saat tak mendengar jawaban dari Kevan.

"Walaupun kamu sudah tidak di butuhkan di keluarga ini dan posisi kamu sudah tergantikan oleh gadis itu di keluarga ini, masih ada aku yang membutuhkanmu honey dan posisimu tidak akan tergantikan di hatiku maupun di hidupku dan anak-anakku" ucap Kevan lembut mencoba menenangkan Asya yang terus menangis.

.......

Sekian dulu yaa maaf pendek..

Semoga suka readers..

Jangan lupa untuk vote dan komen yes..

Wassalamualaikum see you next chap

ANGELASYA√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang