Chapter 65

11.9K 1.1K 242
                                    

Assalamualaikum wr.wb

Hai hello!

Apakabar?

Selamat bace semoga like!

DON'T COPAS MY STORY!!!

.........

Author POV

Apa kalian tau bagaimana rasanya melihat seorang yang paling kalian sayangi dan cinta terbaring lemah di hadapan kalian? Apa kalian pernah merasakannya?

Mungkin prasaan kalian akan hancur, sedih dan takut kehilangan.

Dan sekarang itu yang di rasakan oleh Kevan dan keluarga besar Asya si gadis yang berparas cantik dan tangguh yang sekarang sedang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

"Cepat kembali buka mata ini honey" bisik Kevan tepat di samping telinga gadisnya yang terlihat enggan untuk membuka matanya.

Pakaian kusut dengan sedikit bau keringat, rambut lebat yang acak-acakan, jambang-jambang halus di sekitaran dagu, kantung mata yang menghitam dengan mata memerah dan sorot mata yang meredup itulah tampilan Kevan saat ini.

Kevan, laki-laki yang selalu merasa khawatir berlebih jika melihat mata  gadisnya tertutup dan tidak ingin meninggalkan gadisnya walaupun hanya untuk menuntaskan panggilan alam, dia takut, takut jika dia meninggalkan gadisnya kejadian-kejadian yang tak di inginkanya kembali terjadi pada gadisnya walaupun di ruangan ini ada orang tua gadisnya.

"Kevan mau sampai kapan kamu seperti ini son? Tenang Asya tidak apa-apa dia hanya di bawah pengaruh obat bius dan sebentar lagi Asya bakalan sadar kita hanya menunggu saja" itulah ucapan yang selalu di ulang oleh Leora sedari kemarin.

Memang kata dokter, Asya hanya kecapean saja saat itu dan berakhir pingsan tidak ada yang serius tapi-

"Kevan tau tan tapi kenapa sejak kemarin Asya tidak mau membuka matanya juga" ucap Kevan tidak mengalihkan pandangannya pada wajah pucat Asya.

"Ehm kamu tunggu saja son" ucap Leora tak tau harus bilang apa lagi pada Kevan.

"Daddy sama mommy mau balik ke kantor ya soalnya ada rapat yang ga bisa di batalin ataupun di tunda, titip Asyanya ya" lanjut Leora yang hanya mendapat anggukan dari Kevan.

Melihat kedua orang tua gadisnya sudah menghilang di balik pintu, Kevan kembali memusatkan pandangannya pada wajah damai Asya.

"Apa mimpimu terlalu indah honey?" gumam Kevan sambil mengelus lembut pipi Asya yang sedikit tirus menggunakan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya selalu menggenggam tangan Asya yang bebas dari jarum infus.

"Cepat bangun ya honey aku rindu" ucap Kevan mencium kening Asya lama.

Eughh..

"Hon-ney kamu udah bangun?" tanya Kevan dengan raut bahagianya melihat mata Asya yang terbuka perlahan dan mengerjab menyesuaikan cahaya.

' Terimakasih Kau sudah membuatnya kembali sadar' batin Kevan bahagia.

"Haus Kev" ucap Asya lemah menatap Kevan yang menatapnya penuh dengan kerinduan.

ANGELASYA√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang