Assalamualaikum wr.wb
Holla readers ketemu lagi dengan author yang cantik cetar membahana ulalala ini, hehehe padahal aslinya mah bagaikan remahan krupuk😂
Oke langsung saja ini dia lanjutannya.
Semoga pada suka yoo.
Selamat riding😊........
Suasana pagi yang cerah di isi oleh obrolan hangat di meja makan oleh Leon family.
"Oh ya katanya kalian pada masuk mafia ya?" tanya Julian saat ingat katanya Devian dan Davian mengikutin organisasi mafia.
"Iya kak" jawab DevDav kompak.
"Inget ga boleh berhenti di tengah jalan apapun yang terjadi" nasehat Julian menghentikan acara makannya.
"Siap boss"
"Oh ya abang baru inget mau nanyain ini, kamu dapet darimana semua senjata itu?" tanya Devian memandang Asya yang setia memakan sarapannya.
"Dari daddy sama kak Julian sama Asya beli sendiri" ucap Asya santai.
"Kamu bisa gunain itu semua?" tanya Devian penasaran.
"Bisa kalau di ajarin" ucap Asya berbohong.
"Gak abang ga bakalan ajarin kamu" tolak Devian mentah-mentah begitupun Davian dan Asya hanya mengangguk saja.
"Loh kok ga pernah bilang sama abang?" tanya Devian menatap Asya heran bergantian menatap daddy dan Julian.
"Belum waktunya tapi kemarin adalah waktu yang pas sekalian nunjukin ke kalian" ucap Asya dan Devian hanya menganggukan kepalanya saja.
"Daddy sama kak Julian kok ga pernah beliin kita senjata sih" protes Davian yang menatap Leon dan Julian bergantian.
"Udah daddy siapin buat kalian di ruang khusus untuk kalian tapi mungkin ga sebanyak yang punya adik kalian itu" ucap Leon santai dan kembali memakan sarapannya yang tinggal sedikit.
"Beneran dad?" tanya Davian dengan antusias dan mendapat anggukan dari Leon.
"Makasih daddy" ucap DevDav dengan semangat.
"Iya sama-sama, makasih ke kak Julian juga" ucap Leon menginstrupsikan putranya.
"Makasih kak"
"Iya sama-sama" ucap Julian tak lupa senyum manisnya.
"Kalo buat Al mana?" tanya Albert dengan pipi yang mengembung penuh dengan makanan di dalamnya sedang belajar makan sendiri ceritanya.
"Emangnya Al ngerti apa yang di dibicarain Uncle kamu tadi?" tanya Nada yang sibuk membersihkan nasi Albert yang berceceran di meja.
"Nggak" ucap Albert dengan menggelengkan kepalanya.
"Kalo buat Al nanti khusus Opa kasih" ucap Leon menatap cucunya itu gemas.
"Benelan opa?" tanya Albert dengan antusias.
"Beneran dong sayang apa sih yang gak buat cucu kesayangan opa" ucap Leon dengan gemas menatap Albert seperti ingin menggigit pipi gembilnya yang penuh itu dan terdapat beberapa nasi yang menempel disana.
"Albelt sayang deh sama opa" ucap Albert dengan cengiran lebar di wajahnya.
"Eleh sayangnya pas ada maunya doang" goda Asya saat sarapannya sudah habis.
"Ih onti gak dong, Albelt selalu sayang sama opa now and folevel" ucap Albert membuat semuanya tertawa.
"Sudah-sudah bercandanya sekarang kalian cepat berangkat sekolah" ucap Leora karena jam sudah menunjukan pukul 06 : 45.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELASYA√
Teen FictionCerita pertama saya😊 Baru belajar bikin cerita😁 Maafkan jika banyak typo ya😊 Jika ada yang keberatan tentang tokoh atau alurnya silahkan komen ya😊 Jangan jadi silentreaders😂 ..... Seorang gadis yang cantik manis imut lugu di hadapan orang orang...