Assalamualaikum wr.wb
.
.
Selamat menikmati😊
........
Author POV
Afrika
Detik berganti menit, menit berganti jam begitupun siang yang berganti malam.
Tepat dengan bulan purnama yang bersinar terang di temani kerlap kerlipnya cahaya bintang yang sangat terlihat indah.
Sesuai perjanjian mereka pagi tadi, sekarang Dikola dan Asya tengah menikmati sunyinya malam di bawah pohon sambil duduk di ayunan kayu yang sempat di buat oleh Dikola.
"Kenapa ngelamun sih?" celetuk Dikola memperhatikan gadisnya yang terus menatap sang rembulan di atas sana.
"Gak, gue hanya berpikir. Kalo gue mati nanti apakah gue bisa menjadi bintang yang bersinar di antara para bintang yang lainnya" ucap gadis itu mengalihkan tatapannya kepada Dikola yang juga menatapnya dengan aneh.
"Awss lo apa-apaan sih" ringis Asya saat jari besar Dikola menyentil keningnya. Kan sakit.
"Ga usah ngada-ngada lo, yang ada orang mati itu, dikuburin, terus ntar ketemu malaikat lo di tanya ini itu, salah jawab palalo yang hancur lebur. Jadi ga usah jauh-jauh mikirnya lo bakalan jadi bintang atau nggak.
Pikirin aja jawaban yang akan lo jawab ntar. Ga usah mikirin jadi bintang atau nggaknya pikirin aja apa lo siap masuk neraka" ucapan akhir Dikola seperti ada sesuatu yang menekan kuat dadanya.
Ya benar apa yang di katakan Dikola mengingat sudah banyak nyawa yang lenyap di tangannya yang terlihat mulus ini.
"Dahlah ga usah gitu tu muka tambah jelek lo" Dikola meraup gemas wajah Asya saat melihat gadis itu semakin murung. Apakah ucapannya salah? Tapi menurutnya ucapannya benar. Tapi- ah bodoamatlah.
"Maaf ni ya mas wajah saya ini sudah cantik dari lahir jadi anda tidak perlu berbohong mengatakan saya jelek" Asya dengan percaya dirinya mengibaskan rambutnya di depan wajah Dikola dengan senyuman tipis yang berhasil terukir di wajahnya.
"Asya lo mau denger cerita ga?" tanya Dikola dengan senyum jahilnya menatap Asya sambil menaik turunkan alisnya.
"Paan?" kepo Asya menatap Dikola penasaran.
Dikola langsung mendekatkan dirinya di samping Asya.
"Dulu saat gue kecil, ibu gue bekerja di club ngelayanin nafsu orang, ayah gue tukang judi mabuk-mabukan, nyewa jalang, ngehamburin uang, gue sendirian gaada yang merhatiin gue, gaada yang mau tau kondisi gue, gue ingin seperti temen-temen gue yang selalu ngejek gue karena ga di sayang ortu, gue ingin seperti mereka yang selalu mendapat kasih sayang penuh dari ortu mereka tapi,Gue pernah mencoba untuk menarik perhatian mereka namun hanya bentakan dan pukulan yang gue terima.
Sampai dimana ayah gue ngejual gue ke temennya buat lunasin hutang dia, gue takut saat itu dan memilih kabur dari mereka. Dan lo tau Sya?"
"Dan saat itu lo ketemu gue, nyelamatin lo dari pengawal suruhan temen ayah lo" lanjut Asya menimpali Dikola.
"Ya, saat itu gue ketemu lo, bocah kecil yang gue pikir lo ga bisa apa-apa, yang gue pikir lo bocah yang tersesat karena jalan-jalan pas tengah malem sambil meluk boneka unicorn lo. Tapi gue salah, bocah kacil itu nyelametin gue dari mereka, ngelindungin gue dari pukulan mereka, gue merasa terlindungi saat di samping lo saat itu.
Gue ga mau pisah sama lo, bahkan sampai lo nangis-nangis saat itu gue gak ngasih lo pulang dan lo akhirnya milih bawa gue ikut sama lo, bawa gue ke markas Lion Mafia.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELASYA√
Teen FictionCerita pertama saya😊 Baru belajar bikin cerita😁 Maafkan jika banyak typo ya😊 Jika ada yang keberatan tentang tokoh atau alurnya silahkan komen ya😊 Jangan jadi silentreaders😂 ..... Seorang gadis yang cantik manis imut lugu di hadapan orang orang...