2 bocah kecil prempuan berumur 5 tahun dan 4 tahun sedang berlatih bela diri bersama di sebuah taman yang luas di dekat mansion Robit, mereka sangat fokus dalam berlatih bela diri yang sudah di ajarkan oleh sang Kakek dari bocah kecil yang berumur 4 tahun itu sejak umur 3 tahun.
Tapi mereka tidak menyadari seorang bocah kecil prempuan yang sedang merhatikan mereka yang sibuk berlatih dengan memegang benda tajam di kedua tangannya. Bocah kecil itu sudah merencanakan sesuatu yang buruk kepada salah satu dari mereka karena rasa iri dan benci yang terlalu besar sehingga ingin melenyapkan salah satu dari mereka.
Dia yang merasa tidak di sadari keberadaannya pun tersenyum miring dan perlahan lahan mendekati mereka yang sedang berlatih dari belakang dengan kedua tangan yang disembunyikan di balik punggunya.
"Akhhhh..." teriak bocah yang berumur 5 tahun itu sangat keras karena rasa sakit yang perlahan terasa sangat sakit di bagian dada dan perutnya, bocah yang berumur 4 tahun itu mengalihkan perhatianya yang sedari tadi fokus berlatih bela diri ke arah bocah yang sudah tergeletak di atas rumput karena teriakannya yang sungguh memekakan telinga.
Dan betapa terkejutnya dia melihat dua buah pisau yang tertancap di dada dan perut bocah yang berumur 5 tahun itu.
"Amu enapa Ela? Enapa ampe ada icau yang teltancap di peutmu? " tanya bocah kecil prempuan berumur 4 tahun itu dengan mata yang berkaca kaca sambil mencabut kedua pisau itu dari tubuh sahabatnya yang bernama Ela itu
"Akhhhh sa..sakit" lirih Ela sambil menunjuk bocah kecil prempuan yang sedang berdiri tidak jauh dari mereka yang tersenyum miring
Bocah kecil berumur 4 tahun itu pun menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Ela
"Mona? Enapa amu meakukan ini? Enapa amu ega meukai Ela ha!?" teriak bocah kecil prempuan berumur 4 tahun itu
"Kenapa? Itu karena kau Felove! Karena kau yang selalu di manjakan oleh keluargamu, kau yang selalu mendapatkan kasih sayang oleh keluarga mu!" teriaknya dan berlari ke arah Mansion Robit ntahlah untuk apa bocah yang berumur 4 tahun bernama Felove itu tak tau
"hiks...hiks..hiks" tangis Ela semakin lemah dan tak lama dia pingsan. Felove bingung harus apa karena di dada Ela masih tertancap oleh pisau tapi di perutnya sudah di cabut oleh Felove tapi Felove takut harus mencabut pisau itu lagi
"Tahan akitnya Ela amu uat amu gak emah" Felove menghapus sisa air mata yang mengalir deras itu dengan tangan yang bersimbah darah
Semua keluarga Robit datang termasuk bocah prempuan tadi dan mereka sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Ya Tuhan! Ela!" Histeris sang bunda kandung Ela, langsung berlari merengkuh tubuh sang putri bungsunya dan sama halnya dengan ayah dan abang dan kakaknya Ela, Felove yang berada di sebelah Ela pun menyingkir.
Felove langsung di tarik oleh sang mommy dengan sangat kuat.
"Kau apakan Ela Felove? Kenapa sampai begitu?!"tanya sang mommy dengan nada suara yang tinggi.
"Aku idak apa apain Ela ommy, adi kita edang beatih ela iyi mommy" ucap Felove dengan air mata yang mengalir deras
"Felove bohong ante, aku tadi melihatnya menusuk Ela saat Ela sedang fokus berlatih" ucap Mona memanasi mommy Felove
Plak
Plak
Plak
Plak
Bugh
Bugh
Ctash
Ctash
CtashTanpa aba-aba mommy dan daddy memukul Felove dia di tampar di tendang di cambuk dengan ikat pinggang sang Daddy.
Sekarang kondisi Felove sungguh berantakan.
"Pergi kau dari sini! Kau bukan lagi anakku kau bukan lagi bagian dari keluarga Robit mulai dari sekarang!" ucap sang daddy terus mencambuk Felove
"Kau bukan lagi saudaraku kau bukan lagi adik tersayangku adikku hanya Gabriel Putra Robit dan Albara Angelo Robit" ucap sang anak tertua keluarga Robit a.k.a Gabriant Putra Robit
"An amu ukan agi kembalanku!" ucap Albara
"Api addy abang aku idak elnah meukai Ela alena Ela epupu telsayangku ekaligus ahabatku addy" lirih Felove tapi masih terdengar oleh mereka semua
"Tapi aku melihatmu menusuknya Felove tepat di depanku" ucap Mona dengan senyum sinis dan menatap Felove tajam
"Pergi kau sialan! Kau pembunuh!" murka sang mommy
"Aiklah ommy aku elgi" ucap Felove dan berjalan dengan tertatih karena kakinya yang sakit akibat cambukan sng daddy
Mona yang melihat kepergian Felove tersenyum tipis tidak ada yang tau senyuman itu
"Wirdan sebaiknya kita segera membawa Ela ke rumah sakit" perintah daddy yang langsung di angguki oleh Wirdan a.k.a ayah Ela
"Maaf tante om aku tidak bisa ikut ke rumah sakit karena aku harus pulang sudah petang" ucap Mona dengan raut sedih
"Tidak apa-apa sayang, kau hati hatilah pulang" ucap Mommy
Mereka semua pergi ke RS milik keluarga Robit dan sesampainya mereka langsung berlari menuju ruang UGD sambil teriak teriak memanggil dokter
Dokter pun langsung berlari menghampiri pemilik RS tersebut
"Cepat tangani anak saya!" ucap Wirdan tegas kepada para dokter dan suster disana dan memindah kan Ela dari gendongan Wirdan ke brankar dan di masukan ke ruang UGD
"Jika terjadi apa-apa dengan Ela anak sialan itu harus menanggung akibatnya!" geram sang mommy sambil memeluk adik iparnya atau bunda Ela
"Sekarang kita berdoa saja semoga Ela tidak apa-apa" ucap daddy
Semua berdoa dalam diam Kakek dan nenek keluarga Robit sudah di beritahu oleh daddy dan mereka dangat murka kepada mereka yang tega mengusir anak prempuan yang masih sangat kecil tanpa mencari tau kebenarannya dulu
Tak lama seorang dokter paruh baya keluar dari ruang UGD
"Maafkan kami telah berusaha semaksimal mungkin tapi pasien tidak selamat karena pisau yang ada di dada pasien mengenai jantung pasien" jelas sang dokter sambil menatap keluarga Robit "Pasien akan segera di pindahkan ke ruang jenazah" lanjut dokter dan berlalu masuk kembali untuk memindahkan Mela ke ruang jenazah
Mereka semua menangis histeris, Sofia Nadira Robit a.k.a bunda Ela jatuh pingsan dan Aghata Stephani Robit juga pingsan Wirdan dan Mahendra a.k.a daddy langsung menggendong istri dan keponakannya yang pingsan
"Sebaiknya kalian pulang dulu biar aku yang mengurus ini semua" ucap Mahendra yang di angguki mereka semua dan menyerahkan Aghata ke bodyguard keluarga mereka.
Di sisi lain
Felove terus berlari dan berlari sambil menangis sampai dimana dia tidak mampu lagi untuk berdiri, dia menatap sekelilingnya dia berada di taman yang jauh dari mansion keluarganya sekarang dia kelaparan dia kehabisan tenaga dan memilih untuk tidur di bangku taman karena hari sudah larut malam
...
Maaf ya kalo banyak typonya dan alur ceritanya berantakan karena masih belajar bikin cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGELASYA√
Teen FictionCerita pertama saya😊 Baru belajar bikin cerita😁 Maafkan jika banyak typo ya😊 Jika ada yang keberatan tentang tokoh atau alurnya silahkan komen ya😊 Jangan jadi silentreaders😂 ..... Seorang gadis yang cantik manis imut lugu di hadapan orang orang...