29. Stay By We

185 24 0
                                    

●●●
If I Could Why Not ?
●●●

Saat kamu menjadi air, wadah adalah bentuk yang kamu miliki. Tapi saat kamu menjadi orang lain, raga selalu bisa membuat semuanya mengerti.
Bahwasanya kamu sedang mencoba berhenti membuat diri menjadi sosok yang mudah mengharapkan
orang lain.

Malam ini, akan menjadi malam yang panjang lagi. Akan menjadi sesuatu yang sangat berkesan nanti. Mungkin juga akan menjadi suram yang tak ingin diingat lagi. Kini semua hanya menunggu, ya menunggu semesta yang akan menyampaikan takdir baru untuk mereka.

Ada tiga keluarga yang tengah menanti sosok yang selama ini hilang dari atensi. Xafaga, Fiara, Sena, Samudra, Galaksi, Nathan, Novan, dan Gian semuanya ada disini. Mencoba saling menguatkan agar bisa percaya pada seseorang yang sedang berjuang di dalam sana.

Kita tinggalkan wajah sendu mereka, dengan banyak orang yang tengah berjuang di dalam sini. Tepat, malam ini operasi berjalan setelah Xafaga dan Fiara selesai menyiapkan organ baru untuk dipasang ditubuh putranya. Ada rasa tak rela, tapi mereka mesti terus mencoba.

"Ayo dek, kita berjuang lagi demi mereka. Itu yang kamu mau bukan? Jadi jangan menyerah sekarang," gumam Kenta yang masih berkutat dengan operasi nya kini.

Dengan beberapa perawat juga dokter yang membantunya, ia berniat membawa harapan baru pada mereka yang tengah menunggu. Ia sungguh ingin Angkasa tak bernasib sama seperti adiknya, ia ingin menepati janji yang sudah ia buat sendiri.

"Detak jantungnya melemah dok," ucap salah satu perawat disana.

"Siapkan alat picu jantung sekarang," pinta Kenta yang sudah panik.

Ia sungguh berharap Angkasa mau berjuang bersamanya seperti yang ia ucapkan waktu itu. Tak lama perawat datang dengan Defibrilator yang dibawanya, tak ingin membuang waktu Kenta segera mengambilnya dan menyerahkan tugas menjahit luka bekas sayatan kepada dokter di sampingnya.

"120 joule, shock?," pekik Kenta sembari terus melihat monitor EKG, berharap ada peningkatan garis disana.

"Clear."

"Shut."

"130 joule, shock?."

"Clear."

"Shut."

'Ayolah dek' batin Kenta saat belum menemukan kembali garis stabil pada monitor EKG, padahal ini sudah percobaan kedua.

"140 joule, shock?."

"Clear."

"Shut."

Masih belum, namun Kenta tak menyerah. Perjuangan mereka bahkan dilihat Galaksi dan Samudra dari jendela kecil disana. Mereka sudah terisak, begitu menyakitkan melihat tubuh sang adik yang tersentak karena alat itu. Ditambah banyak alat yang tidak mereka tahu berada di tubuh Angkasa.

 Ditambah banyak alat yang tidak mereka tahu berada di tubuh Angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If I Could Why Not?/END [YoonTaeKook/All BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang