●●●
If I Could Why Not ?
●●●Banyak orang beranggapan setelah mereka tahu dan melihat, namun mereka lupa untuk datang dan memahami walau sejenak.
Karena nyatanya apa yang mereka tahu dan lihat sangat berbanding terbalik dengan apa yang ku pahami dan mereka yang mau mendatangi.●
●
●
"Itu bukannya Fiara? Apa dia sedang mengandung lagi?."
'Penghianat itu bisa lagi memiliki anak sedangkan aku disini harus menderita karena ulahnya. Lihat saja musuh atau mau dibilang mantan sahabat. Hidupmu tak kan bahagia setelah ini, aku akan merebut kebahagiaanmu dan menjadikannya milikku.' Batinnya.
Sepertinya waktu tak bisa lagi menjadi obat bagi mereka, bahkan setelah beberapa bulan berlalu. Dendam dan juga kecewa yang Tia simpan nyatanya masih mampu untuk membuat nuraninya terluka lagi. Ternyata benar, tak semudah itu untuk melakukan apa yang kita ucapkan.
Kembali lagi di tempat yang sama, rumah sakit di sekitar Gangnam kembali menjadi tempat kembalinya rasa kecewa. Padahal Tia kesini hanya untuk cek up, tapi kenapa atensinya harus menangkap siluet Fiara di sekitarnya. Rasanya masih saya sesak saat melihat perut itu kembali terisi nyawa, sedangkan ia takkan pernah bisa.
"Maaf bu, dokter yang biasa menangani ibu sedang ada janji dengan pasien lain. Lalu jadwal cek up ibu dimundurkan 30 menit, apa tidak apa apa? Atau ibu mau saya panggilan dokter lain?."
Suara resepsionis itu membuyarkan semua lamunannya, ia tahu itu. Karena Fiara masuk ke ruangan dokter yang harusnya cek up bersamanya sekarang.
Pagi ini lagi lagi menjadi pagi yang merupakan ulangan dari pagi yang juga mengubah hidupnya waktu itu."Tidak apa apa, saya menunggu saja. Terimakasih."
Tia beranjak dari sana menuju ruangan dokter itu, entah kenapa ia sangat penasaran mengenai mantan sahabatnya itu.
"Kemungkinan tanggal melahirkan nya sekitar akhir Agustus dan awal September. Anda harus tetap menjaga kesehatan, terlebih bayi kembar anda sangat aktif bila dilihat dari hasil USG tadi. Selamat ya bu."
"Terimakasih dok, saya akan menjaga kondisi saya. Dua putra saya harus bisa melihat indahnya dunia dan bahagia di dalamnya."
Seketika Tia tersenyum sinis, entah kenapa disituasi seperti ini dirinya justru bisa berfikir lebih nekat. Dia begitu bahagia atas apa yang baru ia dengar.
'Kembar ya? Bagaimana bila kita ubah sedikit hasilnya, kau pernah bilang anakmu juga anakku kan? Jadi ku rasa tidak apa apa, terlebih kau yang membuatku seperti ini.'
Pagi itu mungkin sama seperti pagi yang menghancurkan hidupnya, tapi ada sedikit perbedaan di dalamnya. Tia tak pernah tahu, pagi ini juga memberikan ia sebuah senyum yang akan bertahan sampai nanti. Namun ia tak tahu saja akan ada banyak hati yang akan terluka setelahnya.
●
●
●
"Kamu baik sayang?."
"Iya, dan berhenti menanyakan itu. Lagian ini hanya masalah pribadi, dan sepertinya dia juga sudah melupakannya," jawab Fiara.
"Benarkah? Ku kira kau dan dia..."
"Tidak ada apa apa, dan tidak akan ada. Jadi berhenti membahas itu, dan selesaikan ini. Kau lagi lagi memaksaku untuk kembali lagi kesini, padahal aku ingin bersama Angkasa," potong Fiara cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Why Not?/END [YoonTaeKook/All BTS]
Teen Fiction"Tapi kenapa? Kupikir kita sahabat?," "Kenapa ya? Karena kalian. Kalian penyebab semuanya terjadi, ..." *** "Ini pasti salah, dia gak akan mungkin ngelakuin semua itu. Dia sahabat gue, dia gak mungkin berkhianat." *** "Iya lo benar, gue anak mereka...