30. Fin

163 26 0
                                    

●●●
If I Could Why Not ?
●●●

Pernah merasa untuk kembali, maksudku terhenti dan mengulang lagi. Padahal sebentar lagi akan bertemu akhir, tapi takut karena sendiri. Aku juga, dan saat itu terjadi cukup tegakkan kepala dan lihat sekitar. Lalu BOOM, aku sudah sampai pada akhir.

23.58

Harusnya di jam semalam itu semua orang sudah terlelap damai dalam tidurnya, dan meninggalkan beberapa orang dengan kesibukannya. Namun tidak sama halnya dengan sekumpulan orang di ruangan ini. Mereka lebih memilih untuk terjaga demi menantikan hari baru sebentar lagi.

Ruangan ini bahkan sangat terang, karena walaupun begitu masih saja tak akan bisa membuat orang itu terkejut karena tingkah sekumpulan orang disini. Matanya masih terejam, dengan raut damai yang membuat semua orang terbuai. Tentu terbuai untuk menitikkan air mata karenanya.

Disana terdapat Samudra dengan kue coklat di tangannya, ada pula Galaksi yang siap dengan hadiahnya. Begitupun yang lainnya, bahkan ruangan ini sudah banyak terhias dengan banyak balon dan pita putih. Lilin yang berada di atas kue pun sudah Gian nyalakan.

23.59

Mereka sedikit merasakan sakitnya Angkasa yang terbaring disana. Keadaan yang terbaring disana membuat hati mereka juga merasakan. Banyak alat yang terpasang disana, tapi hang membuat mereka sedih adalah ventilator yang terlihat begitu menyakitkan di tubuh Angkasa.

"Sepuluh," hitung Samudra dengan mata yang sudah tertahan untuk tak menangis.

"Sembilan," lanjut Gian di sebelahnya. Semuanya masih memandangi sosok yang terbaring di sana dengan mata terpejam, lebih tepatnya 180 hari sudah ia terpejam.

"Delapan," sambung Galaksi.

"Tujuh," sahut Kenta setelahnya.

"Enam." Kini giliran Nathan, namun sosok itu bahkan tak terusik. Padahal semua berharap manik indah itu kembali terjaga untuk mereka.

"Lima," lirih Novan.

"Empat," sambung Kian.

"Tiga," ucap Xafaga.

"Dua," tutur Vania. Orang terakhir disana mulai ragu untuk mengucap satu, ia ragu apakah putranya akan menurutnya untuk kembali membuka mata. Apakah Angkasa semua orang mampu untuk mengganggu harapan semua orang disini.

"Satu."

Namun Fiara tahu, itu hanya akan terjadi bila tuhan menghendaki.

"SELAMAT ULANG TAHUN ANGKASA!," pekik semua yang ada disana. Bising mungkin, tapi Angkasa tidak mungkin terusik.

Kalian tahu? Angkasa berhasil melalui semuanya. Tapi tuhan tahu Angkasa lelah, jadi beliau membiarkan Angkasa untuk beristirahat. Bahkan kini sudah lewat 180 hari, tapi sosok yang ditunggu masih belum kembali.

"Abang aja yang tiup lilinnya ya dek? Tahun depan kamu yang harus membuat lilinnya padam, oke?," lirih Galaksi sembari meniup lilin yang mulai meleleh itu.

If I Could Why Not?/END [YoonTaeKook/All BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang