●●●
If I Could Why Not ?
●●●Fase yang paling dihindari adalah saat kau tak mau menanti, padahal aku sedang berjuang lagi.
Tapi nyatanya kau terlalu lelah bahkan untuk sekedar singgah, aku paham itu dan mungkin akan berakhir salah.
Tapi jika begitu maka pergilah, karena aku bukan tempat yang pantas untukmu singgah.●
●
●
"Selamat siang tuan, nyonya. Pertemuan dengan Atmatera Company Grup sudah disiapkan di ruang meeting lantai lima."
"Baik, saya akan segera kesana. Kau sudah mengurus berkas untuk pertemuan kali ini bukan?," tanya Xafaga yang mulai beranjak dari ruangannya menuju ruang pertemuan bersama Fiara dan asisten lelaki dibelakangnya.
"Sudah selesai tuan," jawab asisten itu hormat.
"Baiklah, kurasa bisa ku tangani dari sini. Tolong kau periksa kantor cabang Alexander Company Grup yang dikelola putraku."
"Baik tuan saya permisi."
Setelahnya tinggal Xafaga dan Fiara yang masuk ke lift untuk sampai ke lantai lima. Pertemuan ini adalah hasil dari pengakuan perusahaan Atmatera tempo hari. Ya, Xafaga menyetujuinya. Selain untuk kepentingan perusahaan, ia juga ingin tahu taktik apa yang akan dilakukan oleh saingannya.
"Kenapa kau menyuruhnya pergi? Kau tak berencana menjadikan aku sekertaris penggantinya bukan?," tanya Fiara penuh selidik.
"Tentu saja tidak, kau bukan sekertaris penggantinya tapi kau asisten rumah dan isinya."
Fiara mulai kesal, apalagi saat Xafaga tertawa keras disana. Rasanya ingin sekali ia membuatnya bungkam dengan pukulan, tapi ia masih punya etika seorang istri yang baik.
"Awwhh, kenapa diinjak?."
"Sudah bagus diinjak, dari pada ku pukul. Pilih mana? Suruh siapa berani berdebat denganku hah?," balas Fiara yang langsung membuat Xafaga bungkam. Takut juga bila Fiara sudah memandangnya seperti ini.
"Ya memang benar, kau bukan sekertaris ku. Kau istri ku, dan jarang loh aku ditemani meeting oleh sang istri. Jadi jangan marah, bila kau sedang PMS jangan limpahkan semuanya padaku."
Xafaga pun keluar lebih dulu dengan langkah terseret, baru tahu kalau tenaga wanita sekuat ini? Apalagi kalau sedang marah. Xafaga bahkan mengabaikan pekikkan tajam dari Fiara di belakang sana.
"Selamat siang," sapa Xafaga hangat, bahkan ia sempat terkejut karena Fiara sudah ada dibelakangnya. Jadilah dia mengeluarkan raut wajah aneh karena terkejut dan menjaga image. Dapat ia dengar bahwa Fiara terkekeh pelan karena itu.
"Pagi tuan, nyonya."
Mereka berdua pun mengambil langkah bersama dan duduk di ruang pertemuan, tepatnya di kursi pemimpin dengan Fiara yang setia di belakangnya.
"Baiklah meeting akan kita mulai. Jadi pertanyaan kali ini kita membahas tentang ajuan kerja sama dari Atmatera Company Grup, benar begitu pak CEO?," kata pembuka mulai terlontar dari Xafaga.
"Ya, kurang lebih seperti itu, karena kami sedang membutuhkan rekan bisnis seperti Alexander Company Grup."
Keduanya sama sama tersenyum sinis karena itu. Xafaga mulai melanjutkan dengan meetingnya, namun tidak dengan Fiara. Dari tadi ia terus memandang sosok wanita disebelah CEO dari Atmatera. Seperti pernah kenal tapi dimana? Begitu pikir Fiara.
"Jadi tuan Deva Atmatera, saya Xafaga Alexander selaku CEO utama di Alexander Company Grup dengan ini menyetujui jalinan kerjasama dengan Atmatera Company Grup. Selamat."
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Why Not?/END [YoonTaeKook/All BTS]
Teen Fiction"Tapi kenapa? Kupikir kita sahabat?," "Kenapa ya? Karena kalian. Kalian penyebab semuanya terjadi, ..." *** "Ini pasti salah, dia gak akan mungkin ngelakuin semua itu. Dia sahabat gue, dia gak mungkin berkhianat." *** "Iya lo benar, gue anak mereka...