34. Seta Rasegaf Tanawira

123 19 0
                                    

●●●
If I Could Why Not ?
●●●

Kita hanya bisa menjalaninya kan? Jadi tunggu saja apa yang tuhan rencanakan.
Percaya atau tidak memang benar bahwa tuhan sudah merancang semuanya jauh sebelum kita mengekspetasikan nya.

"Langit udah ketemu Seta?."

"Kenapa bahas Seta, Langit belum ketemu kok. Kenapa bun? Tumben bahas anak orang pas anaknya dirumah," timpal Langit sembari melahap makan malamnya.

Malam ini, ketiga orang itu memutuskan untuk makan malam bersama. Karena biasanya sulit untuk melakukan itu. Pertama, Tia akan menolak dengan alasan diet. Kedua, Deva-Ayahnya- akan sibuk dengan berkas. Lalu ketiga, Langit akan memilih keluar dan pulang saat pagi baru hadir atau tengah malam.

Kalian tentu merasa aneh, tapi itulah yang terjadi. Namun mereka tak mempermasalahkan itu, ketiganya cukup mengerti. Asal tidak berbuat sesuatu yang merugikan mereka tetap aman dari siksaan untuk mendekam di rumah seharian.

"Gak tahu juga sih? Biasanya kan Seta langsung nongol pas kanu balik. Dia kan sahabat kamu, masa gak dikasih kabar kamu udah balik si Lang," jawab Tia penasaran.

"Karena..."

"Karena?," timpal Deva yang juga ikut penasaran.

"Karena..."

"Karena apa sih Lang?," sahut Tia yang mulai jengah.

"KEPO!."

"Dasar, untung anak," lirih Deva. Hampir saja dirinya tersedak karena Langit, dan lihat. Tia pun sudah mulai pasang mata tajamnya untuk sang anak. Rasanya sesekali perlu diajak serius, bisa bisa dia akan terus menjadi badut humoris.

Sementara Langit hanya abai, padahal dia yang tertawa paling keras. Melihat raut bertanya dari kedua orang tuanya selalu membuat sisi jahilnya muncul.

"Kamu tuh, serius dikit bisa gak?," omel Tia disana.

"Sayangnya tidak eomma."

"Waktu hamil kamu ngidam apa sih, bisa bisanya ini anak kelebihan hormon. Bisa jadi gak waras nih ketawa juli," timpal Deva.

"Kamu ngataiin anak aku gila iya, kalau anaknya gila bundanya apa hah? Berani beraninya, tidur diluar sana."

Setelah itu Tia pergi ke kamar dan mereka pun mendengar suara kencang dari pintu yang tertutup. Langit yang sendiri tadi menahan tawa akhirnya lepas juga. Sungguh melihat Deva ketakutan seperti tadi selalu bisa mengocok perutnya.

"Jaljayo Appa, nikmati hukuman eomma ne. Langit mau keatas dulu, mau bogan."

Ia pun segera pergi terburu buru, karena ia tahu sebentar lagi akan ada yang meledak. Lalu itu pun jadi nyata, amarah Deva meledak. Ia ingin sekali membuang anaknya itu agar kembali lagi menjadi janin. Tapi ia juga takut Tia marah.

"LANGIT!!. KEMBALI DAN TEMANI AYAH, atau setidaknya berikan ayah selimut. LANGIT !!."

"Huh, aku bosan. Kak Kenta harusnya datang sebentar lagi. Lagi pula seharusnya aku sudah pulang bukan? Tapi tetap saja terjebak di ruangan ini lagi."

Pagi ini menjadi pagi yang sunyi bagi Angkasa. Setelah tadi Samudra pamit bersama Gian karena ada kelas pagi. Lalu Xafaga dan Fiara yang izin menghadiri rapat. Disusul Galaksi dan Novan yang harus mengurus perusahaan. Lagi pula Nathan pasti sekolah karena ini belum weekend.

If I Could Why Not?/END [YoonTaeKook/All BTS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang