●●●
If I Could Why Not ?
●●●Tolong berikan senyuman terbaikmu padaku. Aku ingin tahu seperti apa senyuman yang bahkan tak di inginkan. Aku ingin melihat senyuman yang bahkan tak mereka hiraukan. Aku juga ingin mengerti caranya agar bisa ku peragakan. Karena kisahmu tak ada bedanya denganku.
●
●
●
"Aku benci sama kamu Ra, kamu itu musuh yang sebenarnya. Persahabatan kita cuma omong kosong kan? Aku benci kamu Ra, aku benci!."
"T...tapi aku nyoba buat nyelametin kamu Tia, tadi itu kamu hampir ketabrak. A...aku."
"TAPI TRUK ITU BERHENTI RA! Truknya berhenti, tapi nyatanya kamu yang bahkan buat aku mati," lirih Tia yang masih terduduk di ranjang rumah sakit.
Malam ini seperti mimpi buruk baginya, Tia tak menyangka kebahagiaannya hancur karena sahabatnya sendiri. Dia sudah begitu percaya pada Fiara, tapi sosok itu sudah merebut impinnya. Sahabatnya secara langsung sudah menjadi musuh terbesarnya.
Apa ini yang dilakukan seorang sahabat?
Merenggut kebahagiaan sahabatnya sendiri?
Bila iya, ia tak ingin memilikinya. Sungguh, ia tak ingin kebaagiannya hancur secepat ini. Malam ini berhasil menjadi waktu yang tepat dimana dia sudah tak percaya lagi akan arti persahabatan.
"Iya aku tahu itu, t...tapi," elak Fiara dipotong oleh Tia.
"Tapi kamu sengaja kan? Lihat, akibat ulahmu aku tak bisa menjadi wanita seutuhnya. Karena kamu aku tak akan pernah bisa menjadi seorang ibu, aku harus bilang apa pada suamiku."
Fiara menunduk dalam, ia tak bermaksud untuk itu. Ia hanya ingin menyelamatkan, tapi nyatanya saat ia mendorong Tia truk itu berhenti. Namun naas, Fiara mendorong Tia dan selanjutnya bagian perut sahabatnya itu terbentur tiang lampu jalan.
Dokter mengatakan rahim Tia tak bisa lagi dipertahankan, rahim itu harus diangkat atau sahabatnya tidak akan bertahan. Fiara yang panik lantas mengangguk, tapi pilihannya terlalu cepat. Seharusnya ia bisa memikirkan resikonya.
"Maaf Tia."
"Nyatanya maaf mu tak akan membuat semuanya kembali Ra, aku benci kamu. Aku menyesal pernah mengenal kamu, aku bahkan tak menyangka bisa menjadi sahabat dari orang seburuk dirimu. PERGI RA, pergi kamu. Aku muak melihat muka mu itu, aku tak ingin lagi mengenalmu. PERGI!!."
Akhirnya malam itu Fiara memutuskan untuk pergi, ia cukup mengerti keadaan sahabatnya itu. Fiara bahkan tak henti untuk mengucapkan kata maaf saat pergi meninggalkan rumah sakit. Hari ini akan selalu ia ingat, hari dimana ia menghancurkan sahabatnya sendiri.
Hidup memang tak ada yang tahu bukan? Baru saja kemarin malam mereka bertemu, lalu pagi ini mereka kembali berpisah. Namun dengan perpisahan yang menyakitkan, dengan kata musuh terselip di dalamnya. Padahal awalnya kata sahabat begitu manis memberi mereka tawa.
●
●
●
"Sudah kan? Lagian kenapa kamu pingin banget kita kerjasama sama Alexander. Bukankah kamu membencinya, Fiara nyonya Alexander hem?," tanya Deva pada istrinya.
Malam ini mereka merayakan hubungan kerjasamanya dengan perusahaan Alexander. Sebenarnya Tia yang menginginkan, Deva hanya turut saja. Ia adalah sosok pria yang turut akan istri, lebih tepatnya suami takut istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Why Not?/END [YoonTaeKook/All BTS]
Teen Fiction"Tapi kenapa? Kupikir kita sahabat?," "Kenapa ya? Karena kalian. Kalian penyebab semuanya terjadi, ..." *** "Ini pasti salah, dia gak akan mungkin ngelakuin semua itu. Dia sahabat gue, dia gak mungkin berkhianat." *** "Iya lo benar, gue anak mereka...