•••
If I Could Why Not ?
•••Pada akhirnya, semua pasti tahu. Entah itu baik atau buruk, selama mereka tersembunyi pasti ada orang
yang akan tahu.
Karena selain tuhan, kamu tak bisa
terus bersembunyi dan
menyembunyikan.●
●
●
Hening itu masih setia disana, menemani pemuda yang terbaring lemah disana. Tanpa ada seorang pun, ia hanya sendiri. Sampai tak lama mata itu mulai terbuka perlahan, menandakan dirinya akan kembali pada kenyataan.
Namun setelah dirinya membuka mata, raut kecewa nampak begitu jelas disana. Awalnya ia berharap semua hanya mimpi, namun nyatanya itu adalah kisah pahit dalam dunia untuknya.
Ddrrtt ddrrtt
Sejenak berhenti untuk berfikir, lantas Angkasa mencari sumber suara itu. Ponselnya sudah ada di samping nakas, padahal seingatnya ponsel itu masih ada di saku kemejanya. Mungkin seseorang memindahkannya, atau terjatuh saat perjalanan menuju UKS. Lalu sekarang ia bahkan sudah berada di kamarnya.
Uknow number
Bagaimana rasanya merasakan apa yang saya rasakan? Menyakitkan bukan, sahabatmu sendiri sekarang menjadi penghianat. Tapi aku memiliki sesuatu yang kau cari, namun kau harus membawa brankas itu padaku. Waktumu tidak banyak hanya untuk mengasihani kekecewaan itu, bergegaslah. Berikan itu pada pelaku yang kau cari sepuluh tahun terakhir, sebelum kakakmu juga merasakan penghianatan.Kamar itu menjadi semakin hening dengan suasana mencekam. Padahal ini masih siang, dengan sinar matahari tang cerah di luar sana. Namun raut wajahnya kembali serius, Angkasa dapat menyimpulkan sesuatu dari sana.
"Jadi benar selama ini, kalian menghilang, kalian belum pergi. Karena dia, gue harus bisa nemuin kalian," gumamnya lirih. Tapi lirihan itu terdengar oleh seseorang di depan pintu kamarnya.
"Lo ngomong apa? Mau coba ngelak lagi?."
"Gak gitu, gue..."
"Apa? Alasan kayak apa lagi? Sudah jelas-jelas lo ada disana. Mau ngelak kayak gimana lagi? Lo alasan mereka menghilang, dan gue benci itu." Langkahnya ia bawa menjauh dari sana.
Baru saja hendak beranjak, dunianya seakan berhenti. Rasa sakit itu kembali datang, menemani setiap helaan nafasnya.
Namun atensinya masih tertuju pada Samudra. Angkasa yakin Samudra yang sudah membawanya pulang saat pingsan karena guru menghukumnya untuk lari. Samudra juga pasti tahu apa yang terjadi padanya, karena ia takkan mengungkit masa lalu bila Angkasa tak bermasalah.
"Lo juga gak percaya sama gue bang? Itu fitnah. Gue gak pernah lakukan itu semua, percaya bang. Angkasa tidak bersalah, ini cuma salah paham," lirih Angkasa dengan posisi terbaring di lantai, rasa sakit itu membuatnya tak sanggup untuk bangkit. Tapi Angkasa takkan menyerah, sebentar lagi semuanya kembali.
Beberapa jam yang lalu, ruang kepala sekolah.
"Kamu pasti sudah tahu apa yang terjadi Sam, bapak masih mencari kebenarannya. Karna bapak percaya adik kamu takkan berbuat seperti itu, tapi isu ini membuat para siswa heboh."
"Saya mengerti pak, tapi tidak sepatutnya bapak hukum dia karena kehebohan mereka. Saya percaya ini hanya hasil edittan, bapak percaya bukaan?."
KAMU SEDANG MEMBACA
If I Could Why Not?/END [YoonTaeKook/All BTS]
Teen Fiction"Tapi kenapa? Kupikir kita sahabat?," "Kenapa ya? Karena kalian. Kalian penyebab semuanya terjadi, ..." *** "Ini pasti salah, dia gak akan mungkin ngelakuin semua itu. Dia sahabat gue, dia gak mungkin berkhianat." *** "Iya lo benar, gue anak mereka...