28 -

78 11 1
                                    

Langit merah pekat tanpa adanya awan, memperlihatkan betapa ngeri-nya alam neraka. Dante dan Rubick berdiri di hadapan sang Raja, Nevermore. Ini baru tahap awal bagi Rubick berada di tempat yang panas, dan ini pun pertama kali bagi Dante merasa panas dari api neraka yang ada.

Nevermore baru saja meminta kepada Dante untuk bercerita (mengapa) ia bisa bangkit kembali setelah kematian. Disitulah Dante memulai : "Aku sama sekali tidak ingat kenapa aku bisa hidup kembali." perkataan itu tidaklah bohong. "...dan aku bahkan tidak ingat kalau aku sudah mati."

Itu benar. Mana mungkin seseorang dapat mengingat saat-saat ketika dirinya akan mati, terutama bagi Dante—vampir itu mati dalam sekejap di pangkuan Silvanna. Apapun perasaan yang Dante alami.. ia benar-benar tak mengingatnya.

"Mungkin Tuhan memanglah ada." lanjutnya berbicara, seraya memasang senyum yang terlihat seakan-akan menyindir sang raja.

"Hmmmm, aku tidak bisa menyangkal kalau kau sudah berbicara seperti itu." Rubick memotong.

"Cukup," Nevermore berdiri tegak. "Ini artinya kau tidak bisa menceritakan kematianmu padaku. Jadi katakan apa maumu datang kemari, Dante."

"Seperti yang kukatakan sebelumnya, pedang Rebellion pemberianmu ini sudah tidak bisa kugunakan. Aku cuma mau mengembalikannya padamu."

".....Memang benar pedang itu tidak akan bereaksi terhadap seseorang yang bukan iblis. Dan aku sangat yakin bahwa kebangkitanmu membutuhkan pengorbanan seperti pelepasan energi gelap yang selama ini ada dalam dirimu."

"Aku pun tidak dapat menyangkal hal itu. Aku sadar kalau aku bukan lagi vampir setengah iblis. Tapi.. kupikir ini lebih baik, seolah-olah dosaku telah ditebus."

"Baiklah, tidak ada lagi yang bisa kita bicarakan. Lagipula aku tidak akan kuat jika harus berada di neraka lebih lama. Kita akan pergi, Dante." disitu Rubick berkata seraya keringat mulai bercucuran.

Pertemuan ini mungkin tidak terlalu penting, tapi Dante cukup bersyukur bisa menjalani hidup tanpa siksaan yang sang Ayah pernah bicarakan. Meskipun begitu, kesengsaraan dan tudingan terhadap hukum ibukota pun tidak pernah Dante anggap serius. Satu-satunya jalan bagi dirinya sebagai pendosa adalah mencari kebaikan demi menebus segala dosa yang pernah ia lakukan.

Makhluk keji layaknya iblis akan selalu berdosa walau beberapa dari mereka mungkin ada yang melakukan hal baik. Tapi kenyataannya.. dosa itu bisa ditebus meski banyak pengorbanan. Kini Dante sadar bahwa hidup itu tidak semudah yang ia bayangkan.

Berjalan sigap ke arah sang Raja dengan pedang di tangan kanannya, Dante menaruh pedang Rebellion secara hati-hati, sikap serta perilaku Dante disini memperlihatkan sebagaimana ia menghormati sang ayah.

"Terimakasih atas segalanya." ucap Dante kemudian, kembali berjalan dan berdiri di sisi Rubick.

Disaat mereka berdua melangkah, Nevermore sempat memanggil, "Dante." sepertinya ia hendak mengatakan sesuatu. "....semua yang pernah kau lakukan dan apa yang akan kau lakukan nanti.. Aku akan selalu memperhatikanmu dari singgasanaku."

Lalu Dante tersenyum, "Terserah." kemudian ia dan Rubick pergi, tak ada alasan lain kecuali kembali ke underworld.

Setelah mendengar ucapan ayahnya, Dante tidak perlu meminta izin darinya bahwa ia akan pergi ke outworld, dan itu mempermudah bagi Dante untuk tidak harus khawatir. Jika Nevermore selalu memperhatikan—tandanya sang raja neraka masih memiliki kepedulian tinggi kepada anaknya. Well, walau begitu Nevermore tetaplah ayah kandung Dante.

Beberapa menit setelah Dante dan Rubick pergi meninggalkan neraka, Nevermore menoleh ke samping dimana Cecilion tengah duduk dengan ekspresi yang terlihat kesal. Maka ia pun berkata... "Kau tidak perlu lagi memperdulikan kakakmu. Kau dan juga Carmilla harus menentukan hidup sendiri. Semua kekangan yang kuberikan pada kalian akan kucabut."

LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang