37 -

62 14 5
                                    

Setelah pertemuan Terrorblade dan Nevermore di neraka, atmosfer di alam ini menjadi tak karuan, bisa kita sebut tak seimbang. Perbincangan mereka terkait -"Black Hole Enigma"- menjadikan rasa takut menyelimuti para penghuninya. Banyak iblis kalangan bawah yang panik—berlarian sambil terus menyebarkan berita yang baru saja Nevermore berikan.

Sedikit tak menyangka bahwa penguni neraka ketakutan setelah mendengar kabar ini. Satu hal yang membuat Nevermore ragu hanyalah.. "Enigma. Apakah makhluk itu benar-benar ada?" ia berbicara sendiri ditempat duduknya.

Keraguan Nevermore ia jadikan pacuan agar bisa menghentikkan apa yang tidak diinginkan. Justru banyak yang harus ia lakukan selain duduk di singgasana. "Berikan aku kepastian—seberapa luas pengetahuan yang kau miliki." Nevermore berkata pada seorang pria berjubah hijau kehitaman.

Tubuh pendek dilengkapi topeng khas yang selalu ia pakai menunjukkan betapa spesial dirinya. Rubick berdiri sambil memegang tongkat. Dari balik topengnya, ia tersenyum lebar seraya rasa penasaran sang raja neraka dapat terpenuhi.

"Sebelumnya aku sangat berterimakasih karena Anda sudah mau mengundangku kesini." ucap Rubick.

"Kudengar kau adalah makhluk yang mengetahui segalanya." potong Nevermore. "Jika benar begitu, kenapa kau tidak pernah mengatakan soal Enigma?"

Rubick masih tersenyum, "Sepertinya Anda sudah salah paham. Dibalik sebutan (si Mahatahu)—aku hanyalah orang yang diberikan kelebihan oleh Tuhan. Aku pun tidak dapat mengelak apabila masih banyak yang tidak kuketahui."

"Jangan beralasan. Cepat katakan padaku soal Enigma!" suara keras nan dalam langsung menggema, Nevermore sudah tidak tahan lagi.

"...Seorang Raja tidak boleh takut. Dilihat darimana pun Anda sedang ketakutan."

Nevermore kembali bersikap biasa, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Benar kata Rubick, sekarang ini dirinya tengah dilanda oleh rasa takut akan kemunculan Enigma.

"Pertama-tama, akan kuberitahu kehidupan Enigma. Selain makhluk yang setara dengan Tuhan, Enigma mempunyai peran sendiri dimana ia ditugaskan untuk mengetahui se-alam semesta. Jika dipikirkan, mungkin dia sama dengan diriku. Tapi... Apakah Enigma bisa bergerak secara bebas? Apakah dia bisa muncul dimuka bumi?" Rubick menjelaskan. "Enigma tidak mempunyai wujud—dia hanyalah segumpal bola hitam yang terus-menerus berdiam diri di alam semesta."

Disitu, Nevermore pun mendengarkan.

"Maka dari itu, aku bisa memastikan alasan mengapa Terrorblade mengincarnya." Rubick terus berbicara, namun kali ini senyuman yang ia ukir sangatlah lebar.

"Aku selalu penasaran dengan pola pikir Terrorblade. Dia sudah kukalahkan ratusan tahun yang lalu—Dendamnya padaku tidak pernah hilang, dan aku hanya berpikir dia cuma bermain-main."

"Ada beberapa kesimpulan kenapa Terrorblade memiliki dendam padamu. Aku sudah tahu semuanya, Raja. Namun aku masih tidak tahu tujuan yang sebenarnya."

"Kau bohong." Nevermore mengelak. "Kau berusaha menutupinya dariku, hah!?"

"Aku.. tidak berpihak pada siapapun." ekspresi Rubick seketika berubah menjadi serius. "Posisiku sebagai orang spesial akan terus kupertahankan. Jika Anda bersikeras ingin mengetahui rencana Terrorblade, maka bisa kuberi satu kepastian dimana akan ada kehancuran besar dimasa depan."

Dalam sekejap, api ditubuh sang raja pun membara, tak lain karena emosi yang meluap layaknya letusan gunung merapi.

"Aku tidak percaya padamu!" serunya. "Bagaimana pun itu, kebangkitan Enigma akan kuhentikkan secara alam semesta ini adalah milikku!"

"Terserah Anda mau bicara apa," Rubick memotong. "Jika benar Enigma akan bangkit, tidak akan ada seorang pun yang bisa menghentikkannya, kecuali... Lunox."

LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang