Silvanna duduk di dalam ruangan yang begitu cantik nan indah, bersama kekasih pujaan hatinya yang selalu ada dimana pun ia berada. Setelah bertemu sosok Diana, Silvanna dan Dante cukup terkejut dengan perubahan yang diberikan Rubick kepadanya. Namun, situasi ini dapat mereka anggap lebih baik.
Diana... terlihat sangat sehat meski perawakan tubuhnya lebih kecil menyerupai boneka.
"Aku kasihan pada Lunox, Diana yang sekarang sama sekali tidak mengenali kita." ucap Silvanna sedikit kecewa sekaligus menyesal.
"Itu memang disayangkan, tapi.. walaupun dia tidak ingat dengan semua yang telah terjadi, kupikir justru inilah yang terbaik, Silva." Dante memberikan jawaban optimis.
Hampir seharian penuh mereka berada di kediaman Vance, dan ini pun sudah malam. Lunox tidur dalam satu ruangan yang sama. Ia.. sudah terlelap sambil memasang raut muka yang sangat imut dan menggemaskan.
"Dante.." dengan ukiran senyum yang manis, wanita berkepang ini menyebut namanya. "...Aku merindukanmu." lalu ia memeluknya.
Dante tahu bahwa ucapan rindu tersebut tertuju pada hal lain, pria vampir ini mengerti terhadap perasaan Silvanna saat ini. Namun.. dibalik rasa yang akan mereka utarakan—justru Dante merasa resah.
Resah akan kutukan yang ia berikan pada Silvanna. Gigitan itu.. akan berdampak semakin buruk bila di diamkan terus-menerus.
Dante harus melakukan sesuatu.
________________________________ .
. LUNOX AUTHORITY "It Will Be Regret" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Uhhhmm~~ 💞" terdengar desahan serta lenguhan kecil. "...Dan..te.."
Silvanna merintih, menahan rasa nikmat dari jilatan Dante di setiap inchi tubuhnya. Tubuh telanjang ini.. ia persembahkan hanya untuk Dante seorang—tidak untuk pria lain.
"Dengan ini aku paham kenapa manusia mempunyai perasaan kuat terhadap lawan jenisnya." kata Dante menatap Silvanna penuh makna.
Disitu Silvanna cuma bisa diam, tak menjawab ataupun menimpal perkataannya. Justru Dante terlihat sangat macho sampai Silvanna tak berkutik melihat lekukan otot dan wajah tampannya.
"Aku minta maaf karena sudah melukaimu, Silva." senyum kecil ia pasang, meski begitu Dante kelihatan sangat kecewa.