Di malam hari yang sama, kapten yang memimpin kedua pasukan itu telah berdiri di hadapan sang Raja. Ia membungkuk tanda hormat.
"Lapor, Raja. Aku kehilangan jejak Dante dan—" saat dirinya melapor, ia di sentak langsung oleh sang Raja.
"BODOH! CEPAT CARI DIA SAMPAI DAPAT!"
"Tapi—"
"Aku tidak mau tahu, kau harus segera mendapatkannya, Silvanna!" timpal sang Raja.
"Tapi—Aku punya laporan yang lebih penting untukmu, Raja." Silvanna bersikeras untuk memberitahu.
Sang Raja pun menyipitkan matanya, berusaha menerima apa yang akan Kapten itu katakan. Maka dari itu..
"Kalau begitu cepat katakan! Aku tidak mau membuang-buang waktu dengan orang yang selalu gagal mendapatkan si Vampire itu." kata sang Raja sedikit kesal. "Kau sudah tahu kalau si Dante harus segera di eksekusi."
"Baik! Raja." Silvanna berlutut. "Baiklah, aku akan segera memberi laporan ini kepada Anda, bahwasanya Dante telah menculik Bayi dari kerajaan Spade."
"Apa kaubilang?" sang Raja malah tidak percaya dengan apa yang Silvanna katakan. "Kau bilang kerajaan Spade?"
Raja tersebut turun dari singgah sananya, mendekat ke arah Silvanna dan menendang perutnya sekencang mungkin.
Ugh!
Sang kapten pun tidak kuat menahan tendangan itu, jelas-jelas sangat kuat dan mulutnya sampai mengeluarkan darah. Tentu saja, tidak ada seorang pun yang berani menentang Raja."R—Raja.." gumam Silvanna sambil memegangi perutnya yang sakit.
"Berani mengucapkan omong kosong dihadapanku, kau sudah sangat berani, Silvanna." ujar sang Raja menyeringai.
Silvanna masih menahan sakit, ia tidak tahu apanya yang salah. Terhitung laporan yang ia berikan sudah cukup membuat Raja puas dan memberikan waktu yang lebih untuk menangkap Dante. Tapi.. kenapa sang Raja malah marah?
"Dengar, kerajaan Spade sudah lama hancur. Dan tidak ada satu orangpun yang selamat disana, kau pikir kau bisa memberikan informasi itu kepadaku, hah!?" sang Raja menendang tepat ke wajah Silvanna sehingga kapten itu terpental.
"H—Hancur? Apa maksudnya? Jadi.. apa yang aku lihat itu salah? Dengan jelas aku melihat lambang kerajaan Spade di kotak tersebut." kata Silvanna dalam hati.
"Apa kau tidak tahu, Silvanna?" tanya sang Raja menghampirinya lebih dekat. "Kukira kau tahu karena kau sudah menjadi tangan kananku di kerajaan ini bertahun-tahun."
Silvanna memaksakan tubuhnya agar bisa berdiri tegak dihadapan sang Raja yang ia hormati. Tidak ada kata-kata yang bisa ia ucapkan selain..
"Maafkan atas kebodohanku, Raja." ucap Silvanna.
"Ya, aku juga tidak mau membicarakan Kerajaan Spade lebih lanjut kepadamu. Jika kau ingin mencari tahu, kau harus berusaha sendiri." sang Raja berbalik dan kembali ke singgah sananya.
Kenapa Raja tidak mau menceritakan Kerajaan Spade? Apakah Silvanna benar-benar tidak mengetahuinya? Jika itu benar, maka hanya ada satu hal yang pasti.. apapun itu—berarti berita mengenai hancurnya kerajaan Spade telah di hilangkan.
Silvanna berjalan keluar dari Istana, ia terus berjalan sehingga dirinya sampai di Markas. Markas tersebut tidak besar dan juga tidak kecil, hanya ada satu ruangan khusus yang hanya boleh ditempati oleh satu orang, yaitu.. Silvanna sendiri. Ya, sang kapten.
Lalu, bagaimana dengan kedua pasukannya? Well, mereka tidur di dalam tenda tepat diluar ruangan yang Silvanna tempati. Bukan hal aneh bagi seorang prajurit yang mempunyai misi secara langsung dari Raja. Terhitung pasukannya harus terus siaga.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)
FanfictionIni adalah SEQUEL Lunox di "MOBILE LEGEND FANFICTION" yang saya buat. So, kita bakal melihat kehidupan Lunox dari ia lahir sehingga ia bisa menjadi wanita dewasa. Dan ini bisa jadi akan tertuju pada semua HERO. So~ Happy Reading~ ©Wibukun