"Ultimate: Heartguard.." dengan suaranya yang dalam, Diana mengeluarkan kekuatan yang tak ia sengaja ucapkan. Berteleportasi dan tubuhnya lenyap memasuki tubuh yang ia targetkan, Tigreal.
Cahaya oranye menyelimuti tubuh Tigreal dan melindunginya dengan shield. Sungguh efektif untuk menangkis dan menahan serangan Dante dan Astri yang membabi buta. Meski Diana tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya, ia tetap menjalankan tugasnya-oleh karena itu, Diana tidak akan membiarkan Tigreal mati.
Setelah dua belas detik melindungi tubuh Tigreal, Diana yang sudah berubah menjadi makhluk artifisial ini keluar dan menariknya dengan Puppet on a String-"Kekuatan lain yang ia dapat untuk mengeluarkan tali berenergi yang akan dimasukkan ke titik pembuluh darah Tigreal"-secara cepat, Diana membawanya ke tempat yang lebih aman.
Pada akhirnya Diana berhasil menyelamatkannya, tubuh berlubang Tigreal sudah tertutup rapat dan kondisi pun mulai membaik. Tinggal menunggu Tigreal sadar, dan semuanya akan baik-baik saja. Sungguh kelebihan yang tak Diana duga bahwa dirinya bisa mengeluarkan sihir penyembuh-ia sendiri tidak sadar jika tubuh yang selama ini ia pakai hanyalah sebuah.. boneka.
Wajahnya, lengannya, kakinya, bahkan seluruh anggota badan pun telah berubah sepenuhnya menjadi boneka. Terlihat seperti robot tapi-bukan, tak ada kabel yang menyambung ataupun teknologi canggih pada tubuhnya. Melainkan, hanya pahatan-pahatan kayu dan setengah besi yang Diana lihat.
"Apa yang terjadi padaku?" gumam Diana bertanya-tanya, menatap kedua tangannya yang berubah total. "Aku pikir aku sudah mati."
Meskipun begitu, Diana berhasil melaksanakan tugas dan perintah-Nya, ia sudah menyelamatkan Tigreal dan itu membuat perasaannya tenang.
Perasaan...
Hati...
Emosi...
Amarah...
Kini, Diana tidak merasakan itu, ia baru sadar kalau semua perasaan yang ia rasakan sebelumnya telah hilang. Sorotan matanya hanya sebuah boneka dan tak ada pancaran kehidupan-Diana benar-benar menjadi boneka yang tidak mungkin memiliki perasaan, tidak lebih dari sekadar benda hidup yang tak ada tujuan.
Beberapa detik kemudian ia terpejam dan tubuhnya rubuh, rasanya aneh-dan tidak bisa dikatakan pingsan. Diana mati dan tak bergerak, sampai pada akhirnya ia pun hanya bisa berbaring tanpa memikirkan apa-apa yang sudah ia alami selama hidupnya. Sebuah benda yang akhirnya hanya akan menjadi sebuah rongsokan.
Namun, hati kecilnya dapat ia rasakan. Sisa-sisa perasaan yang selama ini ia lalui di gereja bersama Pendeta Zarvakko, kehidupan kecilnya-kehidupan remajanya-masa-masa dimana yang ia lalui begitu hangat dan penuh senyuman. Pertemuan pertama kali dengan Dante, sampai menyelesaikan aturan yang Tuhan berikan, yakni-mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan hidup seseorang.
Diana merasa bahagia...
Dengan tubuhnya yang sudah menjadi boneka, terpejam-dan mati..
Diana tersenyum manis nan hangat, seraya meneteskan air matanya, ia tersenyum setelah ingat kalau dirinya pernah melihat senyuman yang lebih indah di hidupnya..
Lunox..
Bayi kecil yang mempunyai senyuman indah, seakan-akan senyuman itu dapat mencerahi dunia yang sudah diselimuti oleh kegelapan ini..
Diana merasa bangga sekaligus gembira, ia tidak akan melupakan semua yang sudah ia lalui-sungguh menyakitkan bahwa dirinya telah menjadi boneka dan tiba-tiba mati tak bergerak.
Hanya sebuah senyuman kecil yang ia ingat..
Hanya karena bayi kecil yang telah membuat bangga dirinya..

KAMU SEDANG MEMBACA
LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)
FanfictionIni adalah SEQUEL Lunox di "MOBILE LEGEND FANFICTION" yang saya buat. So, kita bakal melihat kehidupan Lunox dari ia lahir sehingga ia bisa menjadi wanita dewasa. Dan ini bisa jadi akan tertuju pada semua HERO. So~ Happy Reading~ ©Wibukun