4 -

243 24 11
                                    

DANTE berjalan menelusuri Kota malam, lengkap mengenakan jubah merah beserta hoodienya agar tidak ketahuan oleh Pasukan Kerajaan. Ia berjalan di tengah-tengah Kota dengan banyaknya Penduduk, tidak aneh.. lebih tepatnya Dante berjalan di tengah Pasar.

"Hei!! Berhenti mencuri daganganku kau bocah nakal!!" terdengar teriakan si Pedagang dari kejauhan.

Dante mengeluarkan insting hewannya agar bisa dengan cepat melihat bocah yang dimaksud si pedagang tersebut. Benar saja, Dante langsung menemukan satu bocah yang tengah berlari menghindari masalah atas perbuatannya.

"AH—KENA KAU!!" Pedagang tersebut berhasil menangkapnya. "Berani kabur lagi akan ku bawa kau pada Pasukan Kerajaan dan dihukum!"

"Tidak! Lepaskan aku, Pak tua! Aku mencuri agar bisa memberi makan Adikku!" seru si bocah memberontak.

Disaat Dante hendak menghampiri si bocah.. ternyata ada satu Pria berbadan kekar yang tiba-tiba membelanya.

"Ups~ Maaf, Tuan. Masalah ini biar aku yang tangani. Aku akan bayar dagangan yang anak ini curi, bagaimana?" ucap si Pria berbadan kekar itu dengan ramah.

"Aaahh—Kau kelihatannya bukan orang sini 'ya? Ah, kalau kau mau membayarnya.. dagangan yang dia curi senilai—"

"Tidak masalah~ ini.. biar kubayar langsung. Apa.. cukup?" potongnya.

Si Pedagang melirik ke arah uang yang ditawarkan, pria kekar itu membayarnya dengan lebih!

"Tapi, Pak—ini terlalu banyak..."

"Tidak apa-apa, ambil saja. Soal anak ini biar aku yang tanggung jawab, aku akan membuat anak ini tidak menimbulkan masalah lagi padamu, Tuan."

Beberapa detik si Pedagang pun terdiam dengan ucapannya. Lalu ia berkata..
"Jika kau bilang begitu ya baguslah, dia adalah anak yang tidak memiliki orangtua dan selalu membuat masalah dimana-mana."

"Ya, aku mengerti. Maka dari itu biar aku yang urus." kata si Pria kekar kemudian. "Kemari, nak~ akan ku antar kau pulang."

Pria kekar tersebut merangkul bahu si bocah itu dan menuntunnya pergi meninggalkan si pedagang. Tidak habis pikir kalau dirinya bisa bertemu orang baik seperti Paman yang sudah menolongnya.

"Anu—Terimakasih, Paman." ucap si bocah menunduk malu.

"Lain kali kau harus berterus terang pada orang-orang, Nak. Kau tidak boleh mencuri meskipun untuk memberi makan Adikmu, kau mengerti?" perkataannya sangat lembut dan penuh kehangatan.

Bocah itu pun mengangguk..
"A—Anu.."

"Aku Tigreal, kau?" tiba-tiba si pria kekar memperkenalkan dirinya.

"Aku... H—"

"Hoi." tiba-tiba Dante menghalangi langkah mereka berdua.

Otomatis Tigreal dan si bocah kecil pun menoleh ke arah Dante yang tengah berdiri dihadapan mereka. Dengan cepat, Tigreal berdiri satu langkah seraya melindungi bocah tersebut.

"Apa ada masalah, Tuan?" tanya Tigreal sedikit tersenyum.

"Tidak." jawab Dante cepat. "Aku cuma numpang lewat saja. Karena jalan ini kecil otomatis tubuh besarmu itu menghalangiku."

"O—Oh, kalau begitu.. silahkan, Tuan." Tigreal langsung menyamping dan membiarkan Dante lewat.

Ketika Dante berjalan melewati mereka berdua.. disitulah si bocah kecil bisa melihat bahwa Dante tengah menatapnya dengan tajam. Matanya yang merah membuat si bocah kecil merinding dan ketakutan!

"I—Itu..." batin si bocah tersebut.

Tigreal jelas melihat si bocah itu kelihatan ketakutan dan wajahnya dipenuhi oleh keringat. Maka ia bertanya..

LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang