Sebuah mahakarya merupakan satu pencapaian terbesar bagi Rubick, yaitu menciptakan boneka hidup yang menyerupai manusia. Tak luput dari kerja keras dan juga harapan untuk bisa mencapainya, tentu hal ini berkaitan dengan proses yang Baker jalani sedari dulu.
Satu butir mutiara berisi cairan energi dari Rubick ditanamkan ke dalam tubuh Diana, sang biarawati sejak kecil. Pertama kali Baker masuk ke underworld—dan pertama kali juga ia tergila-gila pada gadis kecil seperti Diana.
Baker sendiri tidak tahu bagaimana proses penyempurnaan dari mutiara tersebut. Ia cuma penasaran. Namun, seiring berjalannya waktu.. mutiara itu sama sekali tak menunjukkan hasil apapun—sampai Diana dewasa pun tubuhnya tidak terlihat berubah. Maka dari itu Baker pergi karena terpuruk bahwa percobaannya tidak berjalan lancar.
Ia pergi..
Tanpa sepengetahuan Rubick.
Dapat disimpulkan kalau Rubick tidak mengetahui keberadaannya karena Baker menghilang didalam underworld. Rubick tak bisa melihat takdir pada dimensi lain.Sampai pada akhirnya, uji coba Dr. Baker terlihat pada situasi dimana Diana berada di ambang kematian. Mutiara itu berproses tanpa sengaja saat sang biarawati menyelamatkan Tigreal. Diana menjadi boneka hidup pertama di dunia.
Singkat cerita, tubuhnya pun diteliti lebih lanjut oleh Rubick dan di kembangkan se-demikian rupa. Rubick memasukkan energi gelap Abaddon agar Diana memiliki jiwa layaknya manusia—sisi positif dan juga negatif.
Ia menyerahkan kehidupan Diana kepada Kardel Sharpeye, sepuh dari Raja Vance. Mengurus gadis boneka itu di dalam panti asuhan agar bisa menjalani kehidupannya sebagai manusia pada umumnya. Bisa dikatakan kalau Rubick menyerahkan takdir tersebut pada Kardel.
Diana bukan lagi Diana,
Melainkan.. Project-000—yang diberi nama.. Angela.-- Istana Vance --
"Nyonya, Anda dipanggil oleh Raja untuk segera berhadapan dengannya." salah satu maid berkata pada Silvanna sambil membungkuk tanda hormat.Silvanna baru saja selesai makan bersama Dante dan juga Lunox diruangannya. Ruangan yang diberikan secara khusus oleh Vance—serta hidangan tersebut dibuat hanya untuk mereka bertiga.
Mau bagaimanapun, Silvanna merasa sangat bersyukur bisa dijamu oleh orang terhormat. Sempat terpikir, 'Bagaimana kalau ia tidak kenal Rubick? Mungkin saja kehidupan di dunia lain tidak akan menjadi seperti ini.'
"Baik, kami akan segera kesana." Silvanna berdiri dan hendak berjalan, tapi..
"Cuma Anda yang diperbolehkan bertemu Raja. Untuk sementara, Tn. Dante dan Lunox harus menunggu." Maid itu memperingati.
Silvanna dan Dante saling tatap, kemudian si vampir menyunggingkan senyum tanda tak perlu mengkhawatirkannya. "Tenanglah, aku dan Lunox akan menunggumu disini." kata Dante.
"Baiklah, mari ikuti aku, Nyonya." Maid tersebut menuntun jalan, diikuti oleh Silvanna dari belakang.
Langkah kaki terus berpijak, sampai ia melihat ada satu sosok kecil yang sedang berlari-lari di lobi istana—sosok gadis yang memiliki rambut merah dengan wajah putih yang begitu cantik.
"Anu, siapa itu?" sambil berjalan di belakang maid, Silvanna bertanya.
"Beliau adalah pewaris tahta berikutnya, Lesley Vance—cepat atau lambat, beliau akan menjadi seorang puteri."
Silvanna terus memperhatikan sosoknya, Lesley Vance kelihatan seperti anak ceria yang belum pernah menghadapi masa-masa sulit. Berbeda jauh dengan Lunox, tapi.. dengan paras cantik ala barat itu menunjukkan kalau Lesley mungkin akan menjadi orang hebat. Yah, ekspektasi saja sih.
"Hey! Apa kau mau bertemu papahku?" dari jauh, Lesley melempar pertanyaan padanya.
Sempat berhenti sejenak, tapi pertanyaan dari Lesley tidak dijawab oleh Silvanna, melainkan oleh maid—secara langsung ia berkata, "Kami akan menemui Raja dan membicarakan hal penting, Puteri."
KAMU SEDANG MEMBACA
LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)
Fiksi PenggemarIni adalah SEQUEL Lunox di "MOBILE LEGEND FANFICTION" yang saya buat. So, kita bakal melihat kehidupan Lunox dari ia lahir sehingga ia bisa menjadi wanita dewasa. Dan ini bisa jadi akan tertuju pada semua HERO. So~ Happy Reading~ ©Wibukun