Seiring berjalannya waktu, Dante dan Silvanna menjalankan tugas secara langsung dari Raja Vance, yakni mencari keberadaan Leomord.
Vance telah banyak memberi informasi terkait sosok Leomord kepada mereka berdua. Kabar terakhir dari beberapa bangsawan mengatakan bahwasanya anak yang menjadi wadah Demon Marauder itu terlihat di satu wilayah.
Namun, kabar tersebut belum bisa dibenarkan. Pada akhirnya.. Silvanna dan juga Dante sama sekali tidak mendapatkan petunjuk.
The Lord of Avernus pun menghilang tanpa jejak. Sayang sekali kalau Polisi Elit tidak mencari solusi untuk menindak-lanjuti masalah ini. Kalian pasti tahu bahwa informasi Abaddon sangatlah minim sehingga polisi tidak dapat bergerak.
Fiora, Johnson, serta departemen kepolisian sudah bergabung agar masalah tersebut bisa cepat selesai. Tapi.. seperti yang sudah kubilang—Polisi tidak bisa menggali lebih dalam jika informasi dan laporan mengenai Abaddon belum lengkap.
Waktu terus berputar,
Bekas gigitan yang terdapat pada leher Silvanna menunjukkan tanda-tanda keanehan.Tidak dapat dipastikan sudah berapa lama mereka tinggal di Outworld. Dante sendiri tidak tahu mengapa ia bisa hidup selama ini layaknya manusia pada umumnya—Berbaur dalam dunia yang dipenuhi oleh bangunan tinggi.
Perlahan-lahan ia mulai sadar,
Bekas gigitan itu.. meninggalkan tanda kutukan. Hidup dan matinya Silvanna dapat dihitung dengan jari....
"Tuan, aku sudah merapikan pakaiannya. Sekarang Anda bisa pergi tanpa rasa cemas." seorang wanita berparas cantik nan anggun berbicara pada sang majikan.
"Hm, terimakasih, Lunox." Majikan tersebut tersenyum hangat, mengenakan jas cokelat lengkap dengan dasi berwarna sama.
Lunox bekerja sebagai pengasuh di kediaman Tigreal. Kini ia sudah beranjak di usia 12 tahun-gadis kecil yang berhasil menjadi seorang remaja.
Tigreal tidak sendiri, dan tidak cuma ditemani Lunox. Melainkan sebelum Lunox datang.. Tigreal sudah tinggal bersama teman semasa kecilnya, beliau merupakan orang terpenting baginya, yakni Natalia.
"Tuan," sebelum melihat sang majikan pergi, Lunox memanggil. "Apa.. Tuan tidak ada rencana untuk menikahi Nyonya?"
Dengan pertanyaan itu, Tigreal sama sekali tidak kaget. Justru ia merasa bosan hampir tiap hari ditanya seperti itu. Sepertinya Lunox adalah seseorang yang sangat antusias terhadap kebahagian orang lain.
"Aku mengenal Natalia sejak lama. Kami berhubungan baik selama ini. Sepertinya.. itu akan menjadi kisah bahagia bila aku menikahinya, 'bukan begitu?" seutas senyum tulus terpancar, Tigreal menjawab hal yang sama setiap ditanya oleh Lunox.
Respon dari ekspresi gembira langsung terlihat diwajahnya. Benar, Lunox pasti senang jika mendengar jawaban itu dari sang majikan. Jauh dilubuk hatinya.. Lunox benar-benar ingin melihat Tigreal dan Natalia menikah.
"Aku akan selalu ada menemani Anda, Tuan. Selain memenuhi permintaan Rubick.. aku datang kemari karena kemauanku sendiri, hanya untuk bisa bersama Anda." Lunox berkata penuh haru meski sedikit malu.
Sungguh mulia sekali dirinya, Tigreal sampai bisa merasakan dengan jelas.
Tidak ada yang mesti dibicarakan lagi, terhitung Tigreal harus cepat berangkat kerja. Ia berpamitan, melambaikan tangan dan berangkat menggunakan mobil pribadinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)
FanfictionIni adalah SEQUEL Lunox di "MOBILE LEGEND FANFICTION" yang saya buat. So, kita bakal melihat kehidupan Lunox dari ia lahir sehingga ia bisa menjadi wanita dewasa. Dan ini bisa jadi akan tertuju pada semua HERO. So~ Happy Reading~ ©Wibukun