--Underworld--
Anugerah, yang telah diberikan-Nya membuat anak gadis bernama Lunox melewati masa-masa kelam. Kini, ia berumur dua tahun dan tumbuh pintar sebagai gadis cilik. Dua tahun yang ia lewati tidak ada hal yang 'baik', terlalu banyak hal yang terjadi sehingga ia tidak bisa bertemu dengan wanita muda yang bertugas sebagai Suster. Sangat disayangkan bahwa Suster Diana telah meninggal dunia.Di Gereja Kecil, Lunox tengah duduk di pangkuan sang Pendeta, Zarvakko. Seusai di bacakan cerita, Lunox benar-benar terlelap dan tidur dengan nyenyak. Zarvakko pun demikian, ia tertidur di kursi goyangnya sambil mendekapkan kedua tangan pada tubuh si kecil Lunox.
Sampai pada akhirnya, Zarvakko dikagetkan oleh suara pintu gereja yang terbuka lebar.
"Bapa." panggil seorang pria, membawa pedang yang berbentuk tengkorak, Rebellion."Ah, Dante. Kukira siapa, dimana Nn. Silvanna?" dengan matanya yang sayu, Zarvakko pun bertanya.
"Wanita itu-sudah pergi ke ibukota dan menyiapkan semua barangnya 'tuk pergi ke Dunia Luar." jawab Dante biasa saja. "Terlebih lagi, ada hal yang ingin-"
"KENAPA KAU MEMBIARKAN DIA PERGI?!" potong Zarvakko, berteriak keras sampai Lunox pun bangun dan terkejut.
Dante terdiam, lalu ia menghela nafas dan duduk di kursi kecil yang bersebelahan dengan sang Pendeta. "Aku tidak punya hak untuk menghentikkannya, Bapa. Apa yang Silvanna lakukan di kemudian hari adalah suatu hal untuk mengakhiri perang yang telah terjadi." kata Dante.
"Maksudmu, perang ini masih belum berakhir?"
Dante tersenyum kecil, ia menatap Lunox yang sedang bengong oleh pembicaraan mereka. "Bapa, lihatlah wajah itu. Kau tidak mungkin membawa Lunox ke dalam masalah lagi, 'bukan?" ucap Dante kemudian.
"Aku.." Zarvakko kembali mengeratkan pelukannya. "Tentu saja aku tidak mau melihat Lunox menderita lagi." Ia pun memeluk si kecil Lunox dengan erat.
"Bapa!" anak gadis itu cuma bisa tersenyum dengan wajahnya yang sangat polos.
"Kalau begitu sudah diputuskan." potong Dante seraya kembali berdiri. "Sura bilang padaku kalau kemungkinan besar.. Astri masih hidup. Dan ini waktunya bagiku untuk melenyapkannya."
"Mustahil. Kau lihat sendiri kan kalau Astri telah lenyap oleh cahaya itu? Bagaimana bisa dia masih hidup?"
"Salah satu bukti kuatnya adalah Lunox." potong Dante. "Sura mengatakan hal yang tidak kupahami saat dua tahun lalu. Akhirnya aku sadar bahwa liontin yang dipakai Lunox adalah satu-satunya benda yang terbuat dari Dunia Elf."
"Lalu, apa hubungannya dengan Astri? Apa kau yakin makhluk itu masih hidup?" tanya Zarvakko bingung.
Dante kembali diam, ia memegang dagunya seraya berpikir. "Ketika Sura memberikan energi elf-nya kepada Lunox, ada satu yang kuyakini-liontin itu.. bercahaya dan.. warnanya setengah emas dan hijau. Kupikir Astri masih hidup jika cahaya di liontin itu masih menyala."
"Kenapa kau seyakin itu?"
"Sejujurnya aku tidak yakin. Maka dari itu aku akan mencari titik kehidupan-Nya." balas Dante berbicara.
Perbincangan mereka diakhiri dengan kata 'Sampai Jumpa' dari Dante. Bagi seorang vampire, Dante tidak tahu harus melakukan apalagi selain kebaikan. Jika apa yang dilakukannya nanti adalah sebuah kebaikan, maka Dante-dapat memulai kehidupannya dengan tenang.
Disaat Dante berjalan ke pintu depan gereja, ia sempat memikirkan Silvanna. Apa wanita itu akan baik-baik saja? Jelas sekali kalau Silvanna mencintai dirinya, bahkan Dante pun menerima perasaan yang dia ungkapkan. Tapi.. benarkah ini yang Silvanna mau? Menempuh jalan masing-masing untuk mengakhiri perang?

KAMU SEDANG MEMBACA
LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)
FanfictionIni adalah SEQUEL Lunox di "MOBILE LEGEND FANFICTION" yang saya buat. So, kita bakal melihat kehidupan Lunox dari ia lahir sehingga ia bisa menjadi wanita dewasa. Dan ini bisa jadi akan tertuju pada semua HERO. So~ Happy Reading~ ©Wibukun