29 -

74 11 2
                                    

Apa kalian tahu,
Sepercik cahaya dapat membuat kita bersinar terang.

Apa kalian tahu,
Kegelapan di hati kita bisa di kembalikan.

Ataukah kalian tahu,
Bahwa semua orang itu mempunyai keunikan tersendiri.

Diantara kalimat itu mempunyai banyak sekali arti. Dan tidak semua orang juga dapat mengetahuinya. Masing-masing orang memang memiliki hal unik, mereka berkreasi dan mencari hal yang baru. Tapi apakah diantara mereka ada yang tahu—bahwasanya mereka hidup di dunia ini dengan di dampingi berbagai macam kelebihan?

"Aku bingung," ucap Mirana sambil berpikir keras.

"Bingung...?" disitu Invoker bertanya.

"...maksudku lihat ini, kalimat yang tertulis di buku ini sama sekali tidak kupahami."

"Sudah kubilang jangan sembarangan. Kita berada di tempat tinggal Rubick, seharusnya kau tahu itu, Mirana." Invoker bertindak tegas.

Mirana pun langsung menaruh buku tersebut ke tempat semula. Tidak akan ada artinya apabila Mirana tidak mengetahui apa-apa tentang dunia ini—terhitung ia merupakan titisan dewa bulan. Dari berbagai macam penjelasan mungkin Mirana juga mempunyai alasan mengapa Rubick memanggilnya.

Krek.
Suara pintu berdecit. Pintu itu terbuka dengan sosok Traxex yang tengah berdiri. "Kudengar Rubick sebentar lagi akan kembali. Dan kau, Carl, harusnya kau mengawasi Mirana secara teliti. Bagaimana kalau dia mengacak-acak ruangan ini?" ia berbicara.

"Anu, soal itu.. aku tetap mengawasinya 'kok. Hanya saja—"

"Jangan banyak alasan. Hmph!" si Traxex malah nutup pintu terus keluar. Lah? Oke, kelihatannya sih dia cemburu.

Tempat tinggal Rubick bisa kita sebut sebagai markas, tidak aneh karena tempat ini sangat tersembunyi. Tidak ada seorang pun yang tahu terkecuali orang spesial seperti mereka.

"Aku sempat bertanya-tanya, kenapa Rubick bisa tahu kalau ada kerajaan di bulan. Dan sekarang aku tahu.. kalau Rubick mungkin orang yang akan menjadi panutanku." Mirana berkata, ia duduk di kursi yang terlihat unik.

"Perkataanmu membuatku tak paham. Disini aku cuma bisa sedikit menjelaskan bahwa Rubick adalah orang pertama yang hampir mendekati Tuhan."

"...Apa maksudmu?"

"Maksudku kekuatannya. Pikirannya. Serta akal sehatnya. Dia adalah orang yang tidak pernah dilahirkan—setidaknya itu yang aku dengar darinya."

"Bodoh sekali, jika dia tidak dilahirkan.. maka dia tidak akan pernah ada di dunia ini." Mirana menimpal sambil membuang muka, seraya tidak percaya akan hal tersebut.

Sebetulnya Invoker juga tidak percaya 100% atas cerita yang Rubick sampaikan soal itu. Namun disisi lain, Invoker bisa mengatakan—"Yah, Rubick memang pria misterius sekaligus pantas untuk dijadikan panutan." ia berkata begitu dengan ekspresi yang terlihat bangga.

"Oyah, kalau begitu berapa lama lagi kita harus menunggu dirinya? Aku sudah sangat bosan karena sikap Rubick yang memanggilku lalu pergi begitu saja."

Invoker terdiam, lalu menjawab, "Bagaimana kalau kita berkeliling sebentar? Mungkin menghirup udara segar di kota akan memberimu sedikit pengalaman."

Wajah Mirana entah kenapa menjadi merah merona. "J—Jangan seenaknya mengajakku kencan, ya.." kemudian ia mengembungkan pipi sehingga kelihatan menggemaskan.

...

-- Underworld --
"Aku sudah bertemu ayahku." kata Dante, ia duduk di meja makan bersama yang lain, dengan sup apel yang telah dibuat oleh Silvanna dan Lunox.

LUNOX AUTHORITY (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang