Part 8

62 3 0
                                    

Part 8
CLBK
( Ch. Maria)

Pagi yang cerah, setelah melakukan ritual doa pagi, Laras segera bergegas ke dapur, membantu bulik masak.

"Mau masak apa, Bulik," tanyanya  sambil melihat banyak sayuran lembayung di dalam tampah.

"Itu Mbak mu punya lembayung katanya mau di oblok-oblok Lembayung," ujar Bulik sambil menuang teh pada poci. Kebiasaan jika pagi hari membuat teh manis pada gelas-gelas.

"Biar aku petikin Bulik, aku senang oblok-oblok, sudah lama banget, gak pernah makan, karena juga susah dapat daun lembayungnya."

"Yah,aku Alan buat bumbunya dulu, tinggal  goreng tempe tepung dan peyek teri," jelas mbak Rini.

"Wah baru membayangkan saja sudah semangat makan nih." Laras tersenyum.

Karena dikerjakan bertiga, kompor dua nyala semua, maka jam 6.30 semua sudah rapi.

"Mandi dulu Bulik, nanti rencana mau ke makam bapak, sama Winda," pamit Laras.

Laras segera membereskan barang-barangnya, karena nanti siang harus balik ke Jakarta. Satu kantong tempat oleh-oleh sudah disiapkan.

 Setelah mandi Laras ingin membantu untuk menyiapkan sarapan   bersama.
Namun belum menuju ke meja makan, Winda sudah muncul.
Segera bersalaman dengan bulik dan mbak Rini.

"Langsung ke meja makan, ya, sarapan sekalian,"kata Bulik sambil menarik Winda masuk ke ruang makan. 

"Waduh, mimpi apa aku beruntung sekali langsung diajak sarapan,"candanya langsung tertawa bersama.

"Susah loh, ketemu sayur oblok-oblok gini. Wah pasti ketagihan deh,"ujar Laras bangga.
Mereka makan dengan nikmat. Ada oblok-oblok lembayung, peyek teri tempe tepung sambel terasi.

"Waduh, nikmat banget makannya, terima kasih sekali bulik, mbak Rini," Winda menyudahi sarapannya

"Ternyata gak harus dengan  makanan yang mahal ya, untuk mendapatkan kepuasan dan kelezatan makan,"balas Laras.

"Siapa dulu yang masak, Ras," Winda melirik mbak Rini. Semua tertawa bahagia.

"Bulik, pamit mau ke makam dulu, ya," Laras dan Winda pamit.

"Ati-ati," balas bulik dan mbak Rini.

Berdua menuju ke makam di daerah Sukoharjo, tak lupa membeli bunga mawar dan melati untuk ditabur di pusara ayah Laras.
Sepanjang jalan mereka bercanda.

"Oh iya Win, aku mau minta soft copi foto-foto yang di putar kemarin ya?"pinta Laras.

"Oh, itu mintanya ke Panji dong, bukan ke aku," jawabnya.

"Oke, aku mintakan ke Panji deh, aku telpon dulu,ya," Winda kemudian menepi.

"Halo selamat pagi Panji, nih, Laras mau minta foto- foto yang diputar di reuni kemarin," langsung to the point Winda bilang begitu tersambung Panji.

"Oke, siap,"terdengar suara Panji.

"Eh, maaf sekalian kirim foto-foto acara reuni kemarin ya? Kan dari Jodi foto grafer sudah dikirim di ketua kan?belum dikirim di grup ya?"cerocos Winda.

"Iya, iya, sudah dikirim Jodi, minta apa lagi," tantang Panji.

"Aduh, Ras, minta apa lagi nih, mumpung nyambung Panji, lho," tanya Winda pada Laras, masih telponan dengan Panji. Laras cuma senyum dari tadi mendengar obrolan dua temannya itu.

"Nji, kata Laras, mintanya dirimu saja," tambah Winda ngaco asal jawab sambil cekikikan.

"Ih, apaan Winda,"teriak Laras yang masih terdengar Panji sambil mencubit Winda.

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang