Part 41

40 4 0
                                    

Part 41
CLBK
( Ch. Maria)

"Bas, bagaimana adikmu? Kapan bisa ke sini?"Bunda Hapsari menantikan Laras.

"Laras malah sedang ke Palembang ibunda,Panji  kecelakaan, katanya."jawab Baskoro sedih.

"Apa?"Bunda Hapsari berteriak kaget. Bagai tersayat pisau, hatinya perih merasakan penderitaan Laras putrinya akibat ulahnya yang egois.
Bunda Hapsari menangis menyesali dosanya. Berjuta doa dilantunkan agar Panji diberi keselamatan dan kesembuhan.
Mbak Weni hanya bisa berdoa dan memberi semangat serta menghibur ibundanya bahwa semuanya semoga baik- baik saja.

****
Laras sudah sampai Palembang dan menuju rumah sakit yang ditunjukkan pak Indra bos Panji yang sudah sampai di sana lebih dulu.

Di UGD ada pasien Panji yang belum sadar dengan luka berdarah di sana sini dan luka bekas jahitan di kaki dan tangan. Tampak juga Rudi dan Wisnu semuanya dengan luka dan semuanya belum sadar.
Satu lagi korban meninggal adalah sopir mobil ini. Mereka terperosok ke jurang ketika melalui jalan berkelok dengan kondisi hujan. Demikian laporan dari polisi yang ada di TKP.
Dokter sedang berjuang menyelamatkan mereka bertiga.

Laras dan Deni keluar dari ruang UGD dengan mata berair.
Begitupun pak Indra yang ternyata di dampingi Widya dan satu lagi laki-laki teman kantor dari Jakarta.
Tampak pak Indra tengah ngobrol dengan pihak kantor Palembang.
Lalu setelahnya menemui Laras, bersalaman dengannya dan Deni.

"Maaf saya sudah merekomendasi nomormu pada pihak rumah sakit untuk keluarga yang dihubungi. Karena dari ponsel Panji ada nama 'my future wife', maaf ya, Mbak." Pak Indra tersenyum membungkuk setelah tadi bersalaman begitu juga dengan Widya dan satu orang lagi.

"Terima kasih pak," hanya itu yang diucapkan Laras.
Sempat melirik Widya yang saat itu mengenakan pakaian yang ketat ngepas bodi terlihat seksi.

Karena tak ada perbincangan dari Laras, Pak Indra pamit jalan kearah lorong rumah sakit bertiga, tak tau mau kemana.

Hari sudah malam Deni dan Laras mau mencari penginapan tetapi minta pihak rumah sakit akan memberi tau jika pasien Panji sadar.

Malam ini Laras tidur di penginapan tak jauh dari rumah sakit dengan Deni menemani mengambil kamar disebelahnya.
Malam ini Laras membuka ponsel Panji yang ada padanya beserta tas Panji yang ditemukan dalam mobil kecelakaan.
Benar di kontak ponselnya Panji menuliskan namanya dengan 'My future wife' atau calon istri atau istri masa depan. Laras tersenyum. Panji cintanya selalu romantis sejak dulu. Laras tak menyalahkan bundanya, semua sudah terjadi dan sekarang mereka ingin meraih mimpi itu, semoga terwujud.
Laras membuka galeri, banyak foto-foto dirinya juga ketika Panji menyematkan cincin dan mencium pipinya. Ini yang mengambil foto Deni. Deni mengirim ke Panji.
Ah, Anak-anakku begitu menyayangi Panji. Laras berurai air mata melihat semua itu.

****
Setelah sarapan di penginapan Laras dan Deni ke rumah sakit. Panji baru saja sadar. Sedang Rudi dan Wisnu sudah sadar sejak tadi malam.
Menurut dokter tak ada luka serius di kepalanya sehingga membuatnya tak sadar. Mungkin hempasan yang terlalu keras ketika masuk ke jurang. Beberapa luka sayatan dalam harus dijahit.
Panji sudah sadar, namun masih pusing. Laras dan Deni sudah boleh masuk. Panji akan dipindahkan ke kamar perawatan begitu juga dengan Wisnu dan Rudi.
Hari ini datang pula adik Rudi juga istri Wisnu.
Laras baru melihat Panji sebentar belum sempat bicara, namun Panji harus dibawa pindah ke ruang perawatan.

Laras dan Deni menuju kamar Panji.
Panji terlihat pucat,matanya tajam memandang kepada Laras begitu sudah di ruang perawatan.

"Mas bagaimana?" Laras menggenggam tangannya.

"Laras? Kamu dengan Siapa?" tanyanya kaget.

"Dengan Deni,"kata Laras menoleh ke Deni yang masih di ujung pintu.

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang