Part. 32
CLBK"Mas, udah yok, pulang."
"Kamu sudah gak marah lagi? gak cemburu denganku kan? Hem?" Panji memeluk Laras mencium puncak kepala Laras dengan sepenuh hati."Kamu harus percaya aku Ras. Aku gak mampu berpaling darimu, mesti banyak godaan datang."
"Dari perempuan itu salah satunya?"
"Namanya Widya. Dia istri kedua Indra."
"Dia seksi, bajunya ngepas bodi, terlalu menggoda pria."pelan Laras bicara.
"Ya, itulah, Ras. Itu juga yang membuat aku gak ikut Sabtu ke Bandung. Mending nyusul di minggu pagi."
Laras jadi mengerti betapa berat Panji menahan godaan hasrat.
Dan ternyata Panji tetap dikejar Widya setelah pulang. Laras harus membantu menjaga Panji nya."Yok pulang, Mas. Aku percaya, Mas tahan nunggu waktu yang tepat untuk melamar aku. Aku menunggu waktu itu. Kita saling menjaga."katanya pelan.
Laras berdiri Panji memeluk lalu mencium pipinya.
"Yok sayang, aku ninggal Sindy sendiri di kontrakan."
Berdua berpegangan tangan, jalan menuju mobil yang di parkir di luar taman. Kebekuan hati mereka sudah cair.
****
Siang ini Sindy sendiri di rumah kontrakan. Kegiatan masak dan mencuci sudah beres.
Sekarang saatnya mencoret coret kertas membuat sketsa baju. Setiap hari Sindy meluangkan waktunya untuk mencoret kertasnya, hingga terdengar ketukan pintu."Hai, tante, tumben ke sini. Butiknya ditinggal dong, ayo masuk,"
"Sedang apa,Sindy?"
Sindy segera membereskan kertasnya yang berserakan. Laras mengambil kertas itu.
"Woi, ini hebat, kamu berbakat mendesain. Lanjutkan, dulu tante juga begitu, lama-lama diasah, jadi ide membuat baju."
"Rupanya ada bakat menurun dari ayahmu. Kalau seni ayahmu menggambar sketsa rumah, kamu sketsa baju. Wah..hebat.Mau belajar sama tante?"
"Mau banget, tante."Sindy tersenyum senang.
"Tante minum apa? Es jeruk? Sindy bisa buatkan."
"Wah, boleh."
Laras berkeliling memeriksa barang yang mulai banyak dibeli.
Syukurlah dengan ada Sindy, Panji ada temannya, ada yang membersihkan rumah dan menemani. Namun minggu depan harus sendiri lagi. Kapan ya, Sindy bisa pindah?"Ini Tante es jeruknya."
Laras kaget lalu tersenyum kembali ke ruang tamu."Kamu pinter ya, bisa masak dan cuci. Yok temani tante keluar cari buah."
Berdua menuju supermarket tak jauh.
Laras membeli jeruk dan apel. Juga ayam bumbu yang tinggal goreng, naget dan aneka bumbu. Lalu menuju kain lap dan pernak-pernik dapur, keset kamar dan kamar mandi. Semuanya di bawa pulang dipasang di kontrakan."Wah, tante mejanya jadi indah, ada tempat buah dan buahnya."
"Ya, aku senang saja, semoga kalian jadi lebih nyaman."
"Tante, kita makan dulu yok?"
"Tadi tante lihat ada jual rujak dan gado-gado di pojok komplek, jadi pengin."
"Ayo,Tante."
Berdua jalan membeli rujak dan gado-gado.
Mereka makan berdua.
Setelah itu Laras mengajak menggambar desain baju remaja.
Sindy senang sekali. Berdua menggambar berbagai corak desain model pakaian remaja."Sindy, Tante pulang dulu, ya. Terima kasih, kapan- kapan Tante ke sini lagi."
"Terima kasih banyak, Tante." Laras memeluk, Sindy menangis terharu, berasa mendapat perhatian bagai putrinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK
Teen FictionTerbuai gejolak cinta lama. Cinta yang lama padam, bagai tersengat arus listrik kini meremang, bersinar bahkan membara.