Part 47
CLBK
( Ch. Maria)Hari bahagia bagi keluarga besar Baskoro. Setelah sarapan mereka bersiap berlibur ke Taman Mini. Maklum kebanyakan orang tua yang ikut. Jadi harus memilih obyek yang santai dan aman. Ada bapak ibu Projo, orang tua Panji dan bu Hapsari ibu Laras dalam mobil Baskoro dan Weni. Sementara Mbak Pur, bu Ningsih dan Bulik wati dengan mobil Mas Rahman, serta rombongan anak muda, ada Desi, Sindy, Deni dan Aji.
Mereka meramaikan dan menjadi pendamping para orang tua.
Suasana akrab kekeluargaan menjadi kenangan dan penyemangat diantara mereka. Makan siang bersama, tertawa bercanda. Moment indah ini tak terlewatkan bagi Mbak Pur dan mas Rachman yang sengaja dijodohkan untuk pendekatan.Tak kalah serunya, Aji digodain untuk serius dengan Desi. Keduanya masih sebatas tertarik antar teman.
"Mbak, sebetulnya ayah sama tante di mana sih? Di telpon gak diangkat dari kemarin?"kepo Sindy
"Sindy gak usah nanyain ayahmu dulu, besok pasti pulang, bulan madu kok ditelepon, ya pasti dimatiin ponselnya,"ujar Deni sambil tertawa.
"Sekarang, Sindy panggil tante Laras dengan sebutan bunda kaya kita, dan kita panggil Om Panji dengan sebutan Ayah.
Yok kita mulai belajar,"ajak Desi."Iya, ya, lupa." Sindy tertawa lucu.
Mereka lalu menuju kereta gantung, keliling melihat anjungan dari atas. Tampak bu Anjani khawatir, berpegangan erat pada suaminya.
Beberapa diantara mereka nampak berpasangan."Mbak Desi, sama mas Aji ya, biar aku nemenin Sindy," Deni langsung naik dengan Sindy. Membiarkan Desi kaget dan bingung harus berpasangan dengan Aji.
"Dik Pur ayo coba naik kereta gantung."Ajak Mas Rachman mencoba akrab.
"Saya gak berani Mas,"jawab Purwati
"Ayo, asal jangan lihat ke bawah, lurus saja pandangannya, aku akan menemani. Yok, mereka sudah mulai naik dua-dua."ajaknya.
Akhirnya Purwati berani naik atas bujukan Rachman.
Tampak Baskoro dan Weni tersenyum bahagia semoga rencana perjodohannya berlanjut.Setelah cukup keliling untuk membeli souvenir dan oleh- oleh, mereka pulang.
Mbak Pur dengan bu Ningsih serta Bulik Wati sangat senang sekali bahkan besok pagi akan diantar Rachman belanja ke Pasar Tanah Abang.
Rencananya Bapak ibu Projo menunggu di rumah saja karena tak ingin ikut berjubel di pasar.******
Malam hari Panji dan Laras datang ke rumah Ibunda di kediaman Baskoro setelah datang dari hotel.
"Waduh yang pulang dari bulan madu," goda mbak Weni bahagia.
Laras cuma tersenyum.
Berdua mendekati ibu Hapsari dan bapak ibu Projo yang tengah bercengkerama di ruang tengah."Bapak ibu, senang ya kemarin ke Taman Mini? Capek gak?" tanya Panji pada orang tuanya.
"Gak capek, karena temannya banyak, ramai, senang saja, rasanya, " jawab pak Projo.
"Masih kepingin kemana lagi, biar Panji antar?"
"Memang tidak masuk kantor?"
"Masih libur sehari lagi, Pak." jawab Panji.
"Kalau bapak ibu, duduk bertemu sambil ngobrol begini sudah senang, tidak usah ke tempat wisata. Kalau yang masih muda ya silahkan, aku nunggu di rumah saja sama bapakmu."tambah ibu Anjani.
Acara makan malam lebih meriah. Ada Desi, Deni dan Sindy yang menyusul orang tuanya.
Mereka datang membawa ayam bakar yang sengaja dipesan dari rumah makan terkenal beserta capcay dan mi goreng.Usai makan malam, ada pertemuan serius antara Bu Ningsih, Baskoro serta Weni yang ingin membahas hubungan Purwati dan Rachman.
Panji dan Laras ada juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK
Teen FictionTerbuai gejolak cinta lama. Cinta yang lama padam, bagai tersengat arus listrik kini meremang, bersinar bahkan membara.