Part 20

55 4 0
                                    

Part 20
CLBK
( Ch. Maria)

Sepeninggal Laras, Winda dan Desi.
Sekar menatap Panji suaminya.

"Mas, Laras masih cantik, ya?"

"Ya dari dulu, begitu, memang kenapa?"

"Mas masih mencintainya?"

"Kamu tuh bicara apa sih. Dia kesini karena ada acara Pesta busana dan Solo batik Carnival, dia kan desainer, jadi dalam rangka menghadiri undangan. Karena mendengar kamu sakit, ya nengok. Sudah itu saja."

"Mas Panji tidak apa-apa kok kalau mau bertemu, dengannya,"suara Sekar terdengar tercekat menahan perih.

Panji memandang dengan sedih, merasa tak enak, Sekar bisa membaca hatinya. Walau berusaha ditutupi, mata Panji terlihat seolah mendamba Laras, setidaknya itu yang bisa terbaca Sekar.

"Acara Laras masih sampai besok kan, Mas. Aku ijinkan Mas menemuinya. Menjelaskan semua pada Laras, aku minta maaf padanya,"sedih Sekar melihat Panji dengan segala beban di hatinya.

Sekar tidak tau bahwa Panji sudah menjelaskan semuanya pada Laras, dulu.

"Tidak usah, aku di sini saja, menunggumu. Laras sudah ada Winda dan anaknya Desi. Tak perlu ditemani. Dan aku juga tak perlu menjelaskan apa-apa padanya."

Panji mengatakan itu semua agar Sekar tenang tidak berpikir berat karena kedatangan Laras. Panji tidak mau kondisi Sekar yang masih sakit semakin parah karena terlalu banyak berpikir.

Panji mendekat ingin mengambil puding dan menyuapi Sekar.
Namun kakinya terantuk kantong besar oleh-oleh dari Laras yaitu aneka kue- kue dan buah jeruk.

"Kamu mau jeruk biar aku kupasin?" Panji mencoba mengalihkan suasana, dan Sekar mengangguk.

Panji menyuapkan jeruk yang sudah bersih ke mulut Sekar.
Bahagia Sekar mendapat perlakuan manis suaminya. Walau sebetulnya hatinya teriris jika mengingat mata Panji dan Laras ketika bertemu masih ada pendar-pendar cinta.

"Mas, masihkah ingin memiliki Laras lagi?" tiba-tiba kalimat itu terlontar dari mulut Sekar yang mengunyah jeruk dari Panji.

"Kamu itu bicara apa sih? Tentu saja Laras sudah ada yang punya, yaitu suami dan anak-anaknya. Bagaimana bisa aku memiliki? Sudah di gariskan olehNya, kamu jadi milikku, Laras milik orang lain.
Sudahlah masa lalu sudah lewat, yang ada tinggal silaturahmi antara kita semua, teman menjadi saudara, begitu?" suara Panji membuat Sekar menjadi tenang.

Panji lalu keluar karena suster akan mengganti infus sekalian mengelap badan Sekar dengan air hangat.
Panji berbincang dengan Ibu Sekar di luar.

"Siapa wanita cantik itu tadi?"

"Laras, Bu, teman Sekar.
Ibu lupa? Dia Laras teman akrab Sekar dengan Winda serta Anggi."

"Oh, kok seperti bintang sinetron ya? Cantik, bagus badannya masih terlihat muda."

Panji tersenyum mendengarnya.

"Dia perancang mode pakaian Bu, jadi ya penampilannya modis."

"Itu tadi anaknya ya? Wajahnya sama, cantik."

"Iya, Bu."
Hanya itu yang keluar dari mulut Panji. Tak ingin memperpanjang lagi.

******

Acara di hotel Kencana berlangsung meriah. Peragawan peragawati yang membawakan baju rancangan Laras tampil memukau di depan penonton.
Pemilihan antara pemakai dengan hasil rancangan terasa klop.
Dan Larasati mendapatkan banjir pujian, baik dari Dewan juri pengurus dari IPMI di daerah maupun dari wartawan.

Wajah Laras mulai menghias media cetak daerah maupun ibu kota juga media elektronik di beberapa stasiun televisi.

Begitu pun acara Solo Batik Carnival yang di gelar hari Minggunya.

Solo Batik Carnival atau disebut Karnaval Batik Solo adalah sebuah acara tahunan yang diadakan oleh pemerintah Kota Surakarta dengan menggunakan batik sebagai bahan utama pembuatan kostum.

Para peserta karnaval akan membuat kostum sesuai tema. Acara di gelar dengan Catwalk yang berada di sepanjang jalan Slamet Riyadi.
Penonton penuh di kiri-kanan sepanjang jalan.

Acara ini menunjukkan pada kita semua akan kecintaan hasil budaya sendiri dan sebagai ajang pamer budaya di tingkat Nasional dan mancanegara.
Laras bangga ikut mengangkat kotanya sebagai penyumbang hasil kreasi budaya. Acara ini juga diliput berbagai media. Lagi-lagi wajah cantik Laras memenuhi halaman depan surat kabar daerah dan nasional.

Pukul 15.00 acara selesai.
Karena tak jauh lokasinya dari rumah sakit tempat Sekar dirawat, Laras mampir sekalian ingin pamit.

Ketika mereka kembali menengok ada Sindy putri Sekar.
Mereka berkenalan.
Sindy tampak kagum dengan Laras dan Desi yang cantik memukau.

"Ini putrimu Sekar?"tanya Laras.

"Iya, cuma satu itu,"jawab Sekar. Sementara Panji tak terlihat.

Sekar tau Laras ingin bertanya keberadaan Panji namun Laras tak ingin bertanya. Sekar tau Laras sungkan dengannya.

"Sekar aku akan pamit. Acara sudah selesai. Semoga kamu cepat sembuh ya?" Laras memeluk Sekar.

Sekar merasa inilah saatnya harus jujur bicara, mumpung Panji tak ada.

"Laras, aku minta maaf padamu, jika aku akhirnya menikah dengan Panji setelah Panji merana menunggu kabarmu. Niatku tulus ingin membahagiakannya, dan membantu melupakanmu," jelas Sekar penuh air mata.

"Eh,tidak boleh begitu Sekar. Sudah ditakdirkan aku tak berjodoh dengan Panji. Tak usah minta maaf, tak ada yang salah di sini," jawab Laras.

"Aku sudah berjanji Ras, jika ketemu kamu. Aku akan minta maaf. Tolong maafkan aku biar aku lega," kata Sekar sambil senyum.

"Aku memaafkanmu Sekar, jika itu yang kamu mau. Aku juga memaafkan masa lalu, aku bahagia jika kalian bahagia," bisik Laras dengan air mata yang sama, menetes.
Namun mereka mengatakan sambil senyum.

"Aku ingin kamu sembuh dan kita akan pergi jalan-jalan berempat seperti dulu dengan Winda dan Anggi. Kamu mau?" Dan Sekar mengangguk.

Mereka kembali berpelukan. Dan itu semua dilihat oleh Sindy maupun Desi putri mereka.

Akhirnya Laras dan Desi pulang tanpa bertemu Panji. Sekar juga tidak perlu mengatakan Panji sedang di mana. Mereka sempat foto berdua, Sekar dan Laras berpelukan. Juga foto berempat dengan Sindy dan Desi.

Laras dan Sekar sudah lega. Mereka sudah bertemu dan saling mencurahkan rasa. Tidak ada ganjalan di hati mereka.

Bersambung.
Jangan lupa Subscribe dan bintang

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang