Part 18

50 3 0
                                    

Part 18
( CLBK)
( Ch. Maria)

Laras menangis, sudah dari tadi ditahan.
Siapa perempuan yang mengaku calon mertua pak Pras? Enak saja menuduhnya ada hubungan dengan pak Pras? Malu rasanya jika ingat ada perempuan yang marah-marah tak jelas.

Dari mana mereka menilai?
Bahkan pesan pak Pras saja belum sempat dibalasnya.

Namun ketika ponsel di buka ternyata dia sudah mengirim pesan lagi.

( Bagaimana Jeng, bisa di jemput nanti jam 19.00?)

( Selamat sore Pak, maaf sekali saya tidak bisa, sudah ada janjian dengan anak-anak)

( Wah, sayang sekali, ya, bagaimana kalau besok sore Jeng?)

Waduh pak Pras ini kok nekad sekali sih. Apakah harus jujur Laras katakan kalau tadi ada perempuan yang sudah melarang adanya hubungan dengan pak Pras
Ah tidak usah.

( Maaf, pak, tidak bisa)

( Maaf apakah sudah ada seseorang yang hadir di hati?) Pak Pras terlalu to the point.

( Maaf saya sedang tidak bisa di ganggu, pak, sekali lagi mohon maaf)

Dan jawaban Laras sepertinya manjur saja. Pak Pras tak mengirim pesan lagi.
Laras istirahat sejenak memejamkan mata, pusing kepala.

*****
Beberapa hari sebelumnya, seorang wanita mendatangi rumah Prasetyo, remaja putri keluar menemui.

"Maaf ibu mau mencari siapa?"tanya Putri anak Prasetyo.

"Apakah ayahmu ada di rumah?"tanya wanita itu.

"Tidak ada, bu. Ada pesan apa dan dari siapa ya?" tanya Putri.

"Katakan dari calon istrinya, Nurlela,"kata wanita itu kemudian pergi.

Putri bingung.
"Aneh masak perempuan seperti itu calon istri Papa? Yang bener saja deh,"pikir Putri.

Sejak kejadian kedatangan perempuan yang mengaku calon istri ayahnya, Putri jadi malas buka pintu kalau di rumah sendiri. Pernah ditanyakan pada papanya,eh malah tertawa.

"Siapa? calon istri papa? Ngarang saja. Calon istri Papa itu  namanya Larasati. Kamu sudah kenal kan Tante Laras?"Prasetyo menjawab dengan bangga.

"Apakah kamu setuju kalau punya mama seperti tante Laras?" tambah Prasetyo.

"Mau Pah, selain cantik, anaknya juga ganteng," jawab Putri.

"Meskipun ganteng kamu gak boleh suka sebagai pacar, kalau sebagai saudara boleh," jawab Prasetyo.

****
Tiga hari setelah kejadian tamu tak diundang tersebut, hari ini Putri kedatangan ibu-ibu setengah tua yang mencari Ayahnya.

Putri buru-buru menutup pintunya, sayang tamunya sudah melihat rumah ada penghuninya.
Ketika orang itu mengetok pintu, mau tidak mau Putri harus membukakan pintu.

"Neng, ayahmu ada?" tanyanya.

'Aduh ini siapa lagi, masak seperti ini mencari ayahku, batin Putri.

"Maaf, ayah saya tidak di rumah bu, ada pesan?" tanya Putri.

"Katakan ada tamu dari ibu Tince, saya calon mertuanya. Anak saya tinggal nunggu dilamar ayahmu," jawab wanita itu.

"Siapa nama anak ibu?" Putri memberanikan bertanya.

"Namanya Nurlela,"jawab ibu itu.

"Oh, maaf ayah saya sudah punya calon istri dan namanya bukan Nurlela," jawab Putri jengkel.

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang