Part 15

52 3 0
                                    

Part 15
CLBK
( Ch. Maria)

Malam telah larut, namun pria setengah tua itu masih gelisah di kamar tidurnya.
Dia adalah Prasetyo, duda beranak dua yang merupakan pegawai pada instansi pemerintah.

Prasetyo telah terpikat pada wanita anggun keibuan, Larasati, yang dikenalkan rekan kerjanya sekaligus kakak ipar wanita itu.

Setelah tiga tahun menduda dan selama itu tak pernah ada yang mengisi relung jiwanya, kini sosok Laras muncul dan mengganggu tidurnya.

"Laras, mungkinkah masih membuka hati kembali pada pria lain? Mungkinkah pria beruntung itu aku?"Prasetyo bermonolog.

Aneh, keinginan Prasetyo untuk menikah lagi kini muncul sejak melihat Laras.

Rasa yang sudah lama mati, hilang terkubur bersama kepergian Ningrum.
Seolah tumbuh subur sejak mengenal sosok wanita lembut pemilik butik itu.

Anak-anak masih membutuhkan sosok ibu. Dan Laras sepertinya pantas menjadi sosok pengganti ibu bagi mereka. Walau Prasetyo tau itu tidak mudah.
Anak-anak mereka seumuran. Mungkinkah akan bersatu anak-anak kita Laras? Prasetyo tersenyum menghayal.

Rasanya gila jika Prasetyo harus terus-terusan menyimpan kangen pada Laras.
Masak baru beberapa hari  ke butiknya, kemarin sudah datang ke rumahnya lagi.
Apakah harus berterus terang saja tentang rasanya  pada Laras?

"Pak, kok belum tidur, bapak banyak kerjaan?" tanya Putri mengagetkan Prasetyo.

"Tidak, belum ngantuk saja. Kenapa kamu belum tidur juga?"

"Sudah tidur tadi, terbangun saja, terus ke dapur ambil minum, kok melihat kamar bapak masih nyala lampunya, kirain kerja," tambahnya.

"Sudah, ini mau tidur. Sana balik tidur lagi.'

Bagaimanapun Prasetyo akan bicara terus terang pada Laras. Apapun tanggapannya terhadap rasanya, Prasetyo pasrah saja.

****

Laras tengah menggambar desain pakaian pengantin pesanan, ketika Desi putrinya masuk ke ruangan kerjanya.

"Bunda, sedang apa?" tanyanya manja sambil menempel di lengan bundanya.

"Wow, desain baju pengantin bagus sekali. Wah besok Desi dibuatkan bunda sendiri ya, baju pengantinnya," tambah Desi.
Laras berhenti menggambar dan tersenyum pada putrinya.

"Memangnya Putri bunda sudah pengin makai baju pengantin?" canda Laras.

"Bukan, bukan begitu. Cuma berkhayal dulu, Bunda. Penginnya nanti yang membuat Bunda sendiri, gitu," terang Desi malu.

"Oh, kirain Putri bunda sudah pengin nikah, kaget jadinya Bunda," jawab Laras bercanda.

"Desi tuh, penginnya Bunda dulu yang menikah. Desi melihat Bunda masih pantas menikah lagi,"ujar Desi.

Laras kaget mendengar putrinya menginginkan dirinya kembali menikah.

"Apakah mbak Desi dan Deni masih membutuhkan kehadiran seorang ayah?"

"Ya, iyalah Bun. Kami berdua membutuhkan sosok ayah yang bisa mendampingi Bunda dan kita semua. Rasanya ada yang kurang sejak ayah tidak ada, terutama Deni."

"Bunda belum memikirkan itu, mbak. Yang penting bagi Bunda perhatian untuk kalian berdua dulu. Belajar yang baik mencapai cita-cita dulu,"terang Laras.

"Bagaimana kalau pak Pras melamar Bunda?"tanya Desi tiba-tiba.

"Bunda belum bisa membuka hati untuk pak Pras, Bunda tidak mencintainya."

"Yok, kita ke depan,Bunda mau menyiram anggrek," ajak Laras sambil menggandeng Desi.

Berdua ibu anak yang sama-sama cantik itu sibuk menyiram tanaman bunga di depan rumah. Ada tanaman anggrek kesukaan Laras dan beberapa tanaman hias yang lainnya seperti aglonema.

Ada banyak jenis aglonema miliknya ada aglonema tiara, monligh, dan adelia.
Dan masih banyak lagi jenisnya. Semuanya bagus dan menarik ditata di sekitar halaman depan rumahnya, menambah kesan asri bagi yang melihat.

Memang sudah ada bibi yang biasa menyiram, namun terkadang Laras sendiri ingin merawat tanamannya jika senggang waktu.
Belum selesai menyiram terdengar ponselnya berbunyi.
Laras segera ke dalam rumah, mengambil ponsel yang tergeletak di meja kerjanya.

"Halo Win,apa khabar," Laras mengangkat telpon sahabatnya itu.

"Alhamdulilah baik Ras. Aku cuma bilang, mohon doanya,ya. Besok aku sidang perceraian dengan mas Pramono,"suara Winda di seberang telpon mengagetkan.
Dulu Laras sempat dengar anak Winda sedang dibawa suaminya. Ternyata mereka sudah pisah ranjang waktu itu.

"Apakah tidak bisa di selamatkan, Win,"tanya Laras merajuk.

"Sudah lama proses mediasi, pisah ranjang, namun sudah tidak bisa disatukan lagi. Mas Pram tidak bisa meninggalkan selingkuhannya, yah, bercerai secara baik-baik saja,itu sudah pilihan terbaik,"ujar Winda.

"Anak-anak sama kamu kan  Win,"tambahnya

"Iya, aku minta Sukma dan Surya ikut aku, mas Pram setuju,"ujar Winda.

"Sabarlah Win, kita percaya dan semangat saja. Kamu kan wanita karier, anak-anak tak kekurangan baik materi maupun kasih sayang,"hibur Laras.

"Doakan ya Ras, aku kuat,"tambah Winda.

"Selalu Win, kita saling support, saling mendoakan. Jangan sungkan berbagi cerita."

Perempuan dan anak-anak adalah pihak yang paling menjadi korban jika sebuah keluarga terpaksa mengalami perpecahan. Dan penyebab utamanya karena salah satu pihak tak lagi menjunjung apa yang bernama kesetiaan.
Dan biasanya yang tak setia umumnya laki-laki.
Hal ini dipicu adanya oknum kaum hawa yang berperilaku sebagai pelakor atau penggoda laki orang.

Biasanya para pelakor memangsa korbannya para ayah yang sudah mapan secara ekonomi, sehingga ketika mereka tergoda, pelakor yang rata- rata masih muda dan seksi , dengan mudah menggeser keberadaan istri dan anak-anak dalam keluarga.

Maka hal ini jangan sampai terjadi. Mari kita jaga keluarga kita dari serangan pelakor dengan saling percaya dan saling menyinta.

Untuk para pelakor segera insaflah, rasakan bagaimana kalau itu juga menimpa dirimu dan keluargamu.

Sejenak Laras sedih memikirkan nasib keluarga Winda, yang harus tercerai berai oleh hadirnya pihak ketiga.

Hidup tak selalu mulus sesuai rencana. Hanya tetap bertekun dalam kerja dan berpasrah pada Allah mohon kekuatanNya, maka kita tetap dapat melangkah melanjutkan hidup.

Hidup harus tetap jalan, tak perlu menangisi yang telah lalu.
Laras kembali ingat statusnya yang janda. Kini sobatnya itu juga akan bernasib seperti dirinya, menjadi orang tua tunggal bagi buah hatinya. Namun harus tetap tegar, karena kita sendiri yang akan membuat orang menilai tentang status kita.

Janda bukan status yang menakutkan asal kita bisa bertanggung jawab dengan perbuatan dan kelakuan kita.
Tak jarang banyak janda sukses menghantarkan putra putrinya menggapai cita-citanya dengan cara terhormat.
Tetap berkarier menjaga kehormatan diri dan keluarga.
Betul begitu kan?

Bersambung
Jangan lupa Subscribe dan bintangnya

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang