Part 33

48 3 0
                                    

Part 33
CLBK

Peralatan masak sudah disediakan di cottage. Mereka membuat nasi, lalu membakar ayam dan ikan yang sudah dipesan dari cottage.
Deni dan Aji sibuk membakar jagung. Desi sempat membawa aneka sayuran diantaranya kangkung, brokoli, beserta bumbu. Jadilah bisa buat tumis kangkung, capcay, sosis bakar.
Malam yang sangat romantis. Dengan menggelar tikar hidangan ayam bakar, ikan bakar, serta sayuran juga sambel, cukup nikmat ditengah dinginnya malam di puncak.
Ditambah jagung bakar dan sosis.
Kembang api terlihat begitu indah di sana sini.
Aji sesekali melirik Desi sambil senyum.
Sindy menitikkan air mata, teringat Bundanya yang telah tiada.
Laras memeluknya, tak mengerti.
Mereka menikmati kembang api yang terlihat indah di langit Puncak.
Mereka berkeliling bersalaman sambil membawa harapan akan kebaikan dan keberkahan di tahun mendatang.

Malam kian dingin mereka masuk ke ruangan. Berlanjut ngobrol di ruang tengah sambil melihat TV yang terus mengudara.
Sindy dan Desi akhirnya masuk kamar. Panji dan Laras masih berbincang, sementara Aji dan Deni mulai membuka game.

"Ras, apa rencana pendek mu?"

"Merintis pembuatan aksesoris, mencari dua tenaga khusus untuk itu,"

"Kalau Mas, apa?"

"Dua hari lagi mengantar Sindy pulang. Minggu depan ke Batam. Proyekku banyak. Moga-moga kebeli tanah, ingin membuat rumah kecil, syukur-syukur ngontraknya setahun saja."

"Aamiin."

"Berencana membawa Sindy ke sini, dan melamar mu, itu targetku."

"Ya, aku berdoa semoga tahun baru ini kita bisa bersama."

Berdua berpandangan dan tersenyum.

"Aku, masuk ya,Mas."

"Ya, aku juga mau istirahat." Digenggamnya tangan Laras lalu dilepaskan.
Laras diantar ke kamarnya, tidur bersama anak-anak.

Panji masuk ke kamarnya sendiri. Dilihat ponselnya penuh  panggilan tak terjawab dan pesan dari teman-teman di grup yang malam ini juga berkumpul di Anyer.
Panji melihat sekilas kemudian menutupnya. Istirahat dan doa malam lebih penting.

****
Sehari ini mereka masih di puncak. Jalan-jalan pagi ke kebun teh. Berfoto bersama di lokasi yang indah sekitar cottage. Desi berjalan beriringan dengan yang lainnya, namun karena licin hampir terpeleset, untung Aji siap di belakangnya dan
sigap menangkap pinggang Desi. Sejenak mereka berpandangan, ada sorot mata yang menggetarkan, lalu sama-sama menunduk.

Sarapan pagi memesan dari hotel. Selain ada cottage juga ada hotel. Bedanya di cottage bisa memasak sendiri. Namun mereka juga bisa memesan dari hotel.
Setelah mandi mereka terlihat segar. Segera menuju ruang makan di hotel.
Panji kaget, begitu melihat Prasetyo berdua dengan perempuan.
Mereka tengah sarapan.

Panji dan Laras sengaja mendatangi mereka.

"Selamat pagi, Mas."

"Eh, kalian liburan di sini juga?" Prasetyo nampak gugup, kaget.

"Iya, Mas, kami rombongan, menyewa cottage di samping."jawab Panji ramah.

Prasetyo melihat anak-anak Laras dan anak Panji bersatu. Ada kemarahan terlihat di sana.

"Ini kenalkan, Pratiwi."kata Prasetyo.

"Calon pak Pras?"Laras mencoba bertanya.

Dengan bingung Prasetyo menjawab.
"Ya."
Bagaimana pun harus dijawab. Pratiwi sudah tidur dengannya. Tak bisa mengelak lagi.

"Cuma berdua Mas?"Panji sengaja menekan pertanyaannya.

Sekali lagi, bagai terciduk, Prasetyo bingung lalu menjawab.

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang