Part 25
CLBK
( Ch. Maria)Selama berhari-hari Sindy ikut Laras membuka butik ada keinginan untuk berdagang. Terasa enak melayani pembeli, barang dagangannya sesuatu yang dibutuhkan dan tidak bakal basi.
Bahkan Sindy juga pernah membantu membuka butik yang di rumah, menunggui proses produksi. Melihat tante Laras asyik menggambar desain baik pada gambar kertas atau dalam komputer.
Semakin di pelajari semakin Sindy tertarik.Sepulang kuliah, mbak Desi dan Mas Deni mengajak Sindy keliling kuliner di malam hari. Terasa senang dan makin kerasan tinggal di rumah Tante Laras.
Sayang besok pagi harus pulang ke Solo. Liburan telah usai. Dan akan mulai sekolah di tempat baru di SMA di Solo.Sore ini harusnya Panji sudah datang. Katanya mau menjemput Sindy. Namun yang ditunggu tak kunjung datang.
"Halo Mas, jadi menjemput Sindy?"Laras mulai menelpun karena hari menjelang malam.
"Maaf, Ras, terlambat, macet total. Sindy suruh siap, begitu datang langsung berangkat, takut ketinggalan kereta."
"Kenapa gak aku antar saja?"
"Sudah, merepotkan." Telepon ditutup.
Sindy sudah siap, menunggu Ayahnya.
"Tante Laras, Sindy terima kasih banyak sudah di sayang di keluarga sini oleh Tante, mbak Desi juga Mas Deni. Tante juga memberi kesempatan Sindy untuk belajar melihat butik, semua cinta dan kebaikan keluarga ini sebagai bekal Sindy kuat menggapai masa depan."pamit Sindy sambil berkaca-kaca
Laras memeluk Sindy juga Desi dan Deni yang sudah menganggap bagai adik sendiri.
Lima belas menit Panji datang, lalu mobil dititipkan di rumah Laras. Berdua naik taksi ke stasiun.
"Aku berangkat ya, maaf tidak mampir," lalu menyerahkan kunci mobil pada Laras.
Taksi melaju kencang ke stasiun. Setelah kereta jalan barulah Panji lega.
( Aku pamit, maaf terburu-buru. Sekarang sudah di kereta)
( Iya Mas, ati-ati)
( Sindy cerita, bangga mengenal lebih dekat dengan Tante Laras, Mas Deni, dan mbak Desi)
( Sindy anak yang rajin dan cepat menyesuaikan, sepertinya dia juga tertarik pada kegiatan bisnis dagang baju.)
( Oh iya, kata Sindy sempat ketemu pak Pras di butik mu ya? )
( Iya, Sindy disuruh main ke pakdenya, tapi tidak mau)
( Sering Prasetyo datang ke butik mu?)
( Tidak juga)
( Kalau pas kangen Laras, ya? )
( Ha ha, kok tanyanya ke aku? Aku biasa saja ngadepi klien)
( Senin temani aku nyari kontrakan ya? Atau penginapan)
(Siap, bos)
( Larasati, kamu penyemangatku, sejak dulu. Istirahat ya. Mimpikan aku, ha ha)
( Kaya remaja saja)
( Rasaku seperti remaja lagi, jika ngobrol denganmu)
( He, dilihat anakmu lho jika senyum-senyum sendiri)
( Dia sedang berkirim pesan juga, ngurus sekolah barunya)
( Oke, istirahat sayang, Love you)
( Love you, Mas) Laras mengakhiri pesannya, kemudian masuk ke ruang kerjanya.
Hubungan Laras dan Panji sebatas itu. Saling menyemangati dan peduli.
****
Berkat masukan dari Desi, Deni batal kuliah di Bandung. Desi ingin bundanya tidak banyak pikiran dengan salah satu anaknya harus terpisah. Biarlah semua ngumpul di Jakarta dan akhirnya Deni diterima di fakultas Teknik di universitas negeri terkenal di Jakarta. Kuliah berangkat pagi pulang sore, maklum baru semester awal banyak mata kuliah yang diambil.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLBK
Teen FictionTerbuai gejolak cinta lama. Cinta yang lama padam, bagai tersengat arus listrik kini meremang, bersinar bahkan membara.