Part 29

44 2 0
                                    

Part 29
CLBK
( Ch. Maria)

Panji bingung jam istirahat masih di lapangan dengan Wisnu. Dan masih ada banyak kerjaan yang harus diskusikan dengan tim perencanaan. Batal sudah janjinya dengan Laras.

"Sayang, maafkan ya?
Ternyata aku belum selesai masih di lapangan."ujar Panji sedih.

"Gak papa, Mas."

Panji ingin segera selesai dan pengin bertemu Laras.

Kerja sebagai arsitek harus pandai dalam perencanaan, perancangan desain, perkiraan anggaran, dan pengontrolan bangunan agar sesuai dengan yang di harapkan.
Kerja ini terkait banyak pihak. Ada kontraktor dan pengembang. Dan pekerja tentunya. Namun Panji sangat menikmati kerjanya.

"Nu, lapar gak? jam makan udah kelewat banget nih, jam 14.30, ayo, lapar," ajak Panji.

"Sama aku juga lapar, untung kelar." jawab Wisnu

"Ya tinggal kita lanjutkan cek bagian taman samping dan belakang juga tempat parkir."

"Seminggu lagi finishing."

"Tapi kita ke Bandung lagi lho dua minggu lagi."

"Jangan tergoda ya, awas."
Lalu kami tertawa bersama.

"Nu , lu udah pernah nyoba Widya?"

"Pernah, siapa sih yang gak tergoda? Ya meski cuma sesekali doang."jawabnya asal.

"Gila lu, bang Indra tau?"

"Gak, aku main cantik, pas bang Indra ke Singapura. Setelah itu aku gak pernah lagi, takut."

"Takut ketagihan?"

"Benar, takut lupa istri, aku punya anak perempuan. Sakit kalau digitukan."tambah Wisnu penuh sesal.

"Untung, lu cepat sadar, gak mabuk."

"Habis pingsan kali, sadar." Mereka tertawa bersama.

Mobil sampai di rumah makan Padang Sederhana.
Makan berdua dengan Wisnu sambil ngobrol tak terasa semeja yang di hidangkan habis ludes.

"Ini makan apa kesetanan?"

"Gara-gara Widya, jadi nafsu makan nambah."

"Kalau cuma nafsu makan sih gakpapa, asal jangan nafsu yang lain. Lu gak punya lawan." Disusul gelak tawa berdua.

Selesai makan masih kembali ke lapangan. Kali ini merancang luas parkiran dan taman.

*****
Merasa tadi siang batal bertemu, sore ini Panji bablas menemui Laras di butiknya.

"Maaf, baru nongol." ucapnya dengan senyum.

Laras yang sedang sibuk mencatat beberapa barang segera menghentikan aktivitasnya dan menemuinya

"Kita ngobrol di luar saja yok, takut mengganggu." ajaknya.
Berdua Panji, Laras keluar menikmati sore yang cerah di sebuah taman sambil minum es kopyor.

"Ras, minggu ini aku pulang menjemput Sindy libur semester. Minggu depan ada acara ke Bandung. Rasanya jadi sedikit waktu bertemu denganmu.Apakah Prasetyo masih mengganggumu?"

"Tidak, sudah tidak lagi."

"Syukurlah, aku tetap seperti dulu, menunggu waktu yang pas untuk melamarmu."

"Mas kalau pengin melamarku harus di hadapan anak-anak, karena aku miliknya, baru ijin orang tua."

"Siap sayang, aku menunggu waktu itu."

Karena masih sore mereka belum ingin makan dan akhirnya kembali ke butik. Namun betapa kagetnya, dilihatnya Prasetyo tengah duduk menanti.
Prasetyo menduga, mobil Laras masih ada, berarti bakal kembali.

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang