Part 23

44 3 0
                                    

Part 23
CLBK
( Ch. Maria)

Winda dan Anggi mau pulang. Namun Laras dan Desi juga sekalian ingin pulang setelah Desi dan Sindy saling bertukar nomor ponsel.

"Kami pulang dulu,ya." Winda berdiri diikuti Anggi Laras serta Desi.
Panji memeluk teman-temannya. Mereka tak sungkan berpelukan karena dengan Winda dan Anggi juga sudah seperti saudara.

Desi makin mengerti arti pertemanan diantara mereka.
Sebetulnya masih ada yang ingin Panji tanyakan. Namun Laras sepertinya menghindar.

Setelah di mobil Winda yang tak tahan segera bertanya.

"Ras, kenapa tadi kakak Sekar berniat melamar mu ingin dijadikan istrinya? Memang dia gila apa, melamar istri orang?"

"Saking ngebetnya kali, Win,"Anggi ikut nimbrung.

"Dasar duda gila."Winda geram sekali.

"Udah gak usah marah gitu Win, status kita kan sama."ujar Laras pelan.

"Apa??"Mobil di rem mendadak. Semua teriak.

"Windaaaaaa. Lu yang gila ya!"Anggi mencubit Winda.

"Aku kaget dengan Laras, maaf.....,"Winda terkekeh.

"Maksudnya apa? Lu janda? Sama kaya gue?"tanya Winda kaget.

"Iya, suamiku meninggal tiga tahun yang lalu." Laras bicara pelan.

"Ya ampun, Laras. Bisa-bisanya kamu menutupi ini semua dari kami. Lu juga gak bilang  sama Panji? Panji gak tau ini semua?"
Laras cuma menggeleng sambil tersenyum.

"Dia tidak perlu tau statusku. Aku hanya pengin melihat mereka berdua bahagia. Dan aku juga bahagia." jawab Laras.

"Laras, Laras, kok bisa sih. Panji setengah gila tau gak? setelah acara reuni ketemu kamu itu. Namun dia bisa apa? Kamu sudah bersuami."tambah Winda.

"Dan dia juga sudah beristri. Jangan salah itu. Apapun Sekar itu istri sah yang dinikahi dan punya anak," jawab Laras.

Desi yang mendengarkan obrolan mereka tetap membenarkan sikap bundanya.

Sebesar apapun cintanya. Tetap harus menghargai komitmen orang lain. Tetap menjaga martabat sebagai wanita yang tak mau merusak rumah tangga orang lain atas nama cinta.

"Aku pengin makan soto Gading, ayo kita makan dulu yok?" ajak Laras mengalihkan ketegangan.

"Ayo, sudah lama juga aku tidak makan di daerah sini,"kata Anggi.

Mereka menikmati Soto Gading yang terkenal enak dan melegenda itu.

"Ras, kapan pulang?"
"Besok pagi."
"Mau diantar?"
"Gak usah, terlalu banyak merepotkan mu."

"Gak kok, kan anak-anak ikut neneknya, jadi aku merdeka,"kata Winda sambil tertawa.

"Waduh yang merdeka seneng banget,"Anggi nyeletuk sambil makan sosis.

"Hidup harus dinikmati. Masak pelakor saja yang bahagia. Please Ras, aku ingin ngobrol banyak denganmu, aku jemput ya?"

"Terserah lu deh, jam 09.00 kalau nekad mau jemput."

Makan soto usai. Laras dan Desi diantar duluan.

"Terima kasih Anggi, Winda."Laras pamit, Desi ikut bersalaman sebelum turun.

*****

Malam sebelum tidur Laras menyiapkan barang-barang yang akan di bawa pulang.
Panji mengirim pesan.

(Ras, besok pulang jam berapa?)

(Sudah diantar Winda, istirahat saja, Mas)

( Aku masih kangen kamu.)

CLBKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang