Chap 32 - Support System

887 112 101
                                    

- Definitely Yours -

Jari-jari Lami menari bebas di atas keyboard komputer, menuliskan kata demi kata yang sudah terangkai di kepalanya. Rambut panjangnya dikuncir asal-asalan, kacamata baca bertengger di hidung sementara sebuah earphone terpasang di telinganya. Sore ini adalah deadline pengumpulan semua isi dan konten majalah untuk edisi bulan depan sehingga Ruang Redaksi majalah The Figure Korea yang biasanya cukup tenang dan lengang mendadak riuh dan ramai karena semua anggota tim redaksi berada di kursi masing-masing untuk memastikan pekerjaan mereka sudah siap.

Sebuah tepukan ringan di bahunya membuat Lami tersentak dan secara spontan mendongak untuk melihat siapa yang menepuk bahunya. "Luna sunbaenim." Gumamnya pada sosok wanita mungil yang merupakan Kepala Tim Desain majalah.

"Tidak perlu terburu-buru, Lami. Aku sudah mempersiapkan template untuk artikelmu. Tulis saja sebaik mungkin dan ayo pecahkan rekor penjualan bulan lalu." Ujar Luna memberikan semangat pada Lami.

Lami tersenyum lebar dan mengangguk. "Ya, sunbaenim. Aku akan menulis dengan sebaik mungkin." Ujarnya tak kalah bersemangat.

"Sebelum itu, sebaiknya kau makan siang." Kata Luna sambil memperlihatkan jam tangannya yang sudah menunjukkan tengah hari.

Lami membulatkan matanya tak percaya dan melihat seisi ruang redaksi yang ternyata sudah kosong. "Ya ampun!" Keluhnya.

"Ayo kita keluar. Aku akan mentraktirmu makan siang." Tawar Luna.

"Tunggu sebentar, sunbaenim." Seru Lami yang bergegas menyimpan tulisannya dan mengikuti Luna yang menariknya keluar dari ruang redaksi.

"Kau mau makan siang apa?" Tanya Luna saat mereka sudah berada di dalam lift.

"Kantin?" Usul Lami.

Luna menggelengkan kepalanya. "Makanan di kantin hanya itu-itu saja. Bagaimana jika kita ke Kedai di seberang jalan?"

Lami mengangguk setuju. Begitu lift berhenti lobby kantor, Lami dan Luna berjalan keluar dari kantor untuk menuju ke kedai yang berada di seberang jalan.

"Lami."

Lami menghentikan langkahnya begitu mendengar suara familiar yang memanggil namanya. Ia mengangkat kepalanya dan mendapati sosok yang terakhir kali ia temui hampir dua bulan yang lalu saat menurunkannya dipinggir jalan di Suwon setelah mereka terlibat perdebatan hebat di dalam mobil.

Jo Jinho.

"Lami, apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jinho.

"Bukan urusanmu." Jawab Lami dingin.

"Apa kau bilang?" Tanya Jinho lagi.

"Bukan urusanmu." Lami mengulang jawabannya.

Jinho menatap Lami tak percaya, sekaligus sedikit terkejut dengan keberanian gadis itu membalas tatapannya. "Aku menghubungimu berkali-kali dan bahkan mengirim ratusan pesan tapi kau tidak merespon sama sekali."

"Aku tidak merasa memiliki urusan apapun lagi denganmu, jadi aku tidak menjawab panggilanmu ataupun membalas pesanmu." Tanggap Lami.

Tidak ingin memperpanjang percakapan itu, Lami bergegas menarik Luna meninggalkan kantor sekaligus menghindari Jinho. Namun langkahnya terhenti saat Jinho menahan lengannya.

"Apa-apaan ini?" Pekik Lami saat Jinho menariknya ke area parkir. "Lepaskan aku!" Serunya sambil mencoba melepaskan genggaman Jinho di lengannya.

"Yaa!" Luna berseru dan berusaha menarik Lami namun Jinho mendorongnya dengan kasar hingga jatuh.

Definitely YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang